Margaretha Kolo, biarawati asal Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto-foto: Masruroh/Basra |
Margaretha merupakan salah satu mahasiswa Unusa yang
hari ini menjalani prosesi wisuda bersama lebih dari seribu mahasiswa lainnya.
Rona bahagia pun tak dapat disembunyikan Margaretha yang sejak usia 18 tahun
telah meninggalkan kampung halamannya demi tugas mulia sebagai seorang
biarawati.
"Dari usia 18 tahun saya tinggal di biara di
Palangkaraya, Kalimantan Tengah," tuturnya saat ditemui Basra, Selasa
(26/9) sore.
Gereja tempat Margaretha mengabdi lantas mengirimnya
untuk menempuh pendidikan S1 di Surabaya. Pilihan Margaretha pun jatuh pada
Unusa.
"Sebelum ketemu Unusa sempat cari-cari kampus
lain yang ada jurusan gizinya, karena memang tugas dari gereja itu ambil
jurusan gizi. Dapat (kampus) tapi kok saya nggak sreg. Akhirnya sama teman di
Surabaya saya direkomendasikan Unusa, setelah saya telusuri (Unusa) akhirnya
mantap kuliah di sini," kisah gadis yang kesehariannya magang di salah
satu rumah sakit di Surabaya ini.
Meski berstatus sebagai biarawati, Margaretha
mengaku tak menemui kendala berarti saat menjalankan rutinitas kuliah di Unusa.
Hanya saja Margaretha sempat mengalami kejadian menggelikan saat awal kuliah.
"Awal kuliah kan saya pakai baju biasa nggak
pakai baju biarawati, pas masuk kelas saya dikira dosen," kenang
Margaretha.
Margaretha menuturkan ada banyak pelajaran berharga
yang diambil saat kuliah di Unusa. Salah satunya pandangan Margaretha tentang
agama Islam.
"Kan di luar ada yang menganggap Islam itu
agama yang bagaimana-bagaimana gitu. Tapi pas saya kuliah di Unusa, hal-hal
(negatif) itu nggak saya jumpai. Teman-teman dan dosen sangat menghargai
keberadaan saya yang memang berbeda dengan mereka," tegasnya.
Bahkan Margaretha mengaku sempat belajar agama Islam
di awal semester. Ini lantaran ada mata kuliah umum terkait agama Islam yang
harus diambil Margaretha.
"Namanya juga kan kampus NU pasti ada mata
kuliah tentang agama Islam. Dan itu saya pelajari di semester awal, sekitar 3
SKS," tukasnya.
Empat tahun menempuh pendidikan di Unusa, Margaretha
mengaku kini terbiasa mengucap kata 'Alhamdulillah' dan menjawab salam ketika
mendengar kata 'Assalamualaikum'.
"Iya sudah biasa mengucapkannya,"
tandasnya.
Setelah menyelesaikan pendidikannya di Unusa, Margaretha akan kembali ke Palangkaraya dan mengabdikan diri di sebuah rumah sakit katolik di kota tersebut. *** kumparan.com