Inilah Kisah Margaretha, Biarawati Asal NTT yang Kuliah di Kampus NU Surabaya

Inilah Kisah Margaretha, Biarawati Asal NTT yang Kuliah di Kampus NU Surabaya

Margaretha Kolo, biarawati asal Nusa Tenggara Timur (NTT). Foto-foto: Masruroh/Basra


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk)Hari ini Rabu (27/9) menjadi hari yang paling membahagiakan bagi Margaretha Kolo (29), biarawati asal Nusa Tenggara Timur (NTT). Pasalnya, hari ini Margaretha resmi menyandang gelar sebagai Sarjana Gizi setelah menempuh pendidikan kuliah selama 4 tahun di Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa).

Margaretha merupakan salah satu mahasiswa Unusa yang hari ini menjalani prosesi wisuda bersama lebih dari seribu mahasiswa lainnya. Rona bahagia pun tak dapat disembunyikan Margaretha yang sejak usia 18 tahun telah meninggalkan kampung halamannya demi tugas mulia sebagai seorang biarawati.

"Dari usia 18 tahun saya tinggal di biara di Palangkaraya, Kalimantan Tengah," tuturnya saat ditemui Basra, Selasa (26/9) sore.

Gereja tempat Margaretha mengabdi lantas mengirimnya untuk menempuh pendidikan S1 di Surabaya. Pilihan Margaretha pun jatuh pada Unusa.

"Sebelum ketemu Unusa sempat cari-cari kampus lain yang ada jurusan gizinya, karena memang tugas dari gereja itu ambil jurusan gizi. Dapat (kampus) tapi kok saya nggak sreg. Akhirnya sama teman di Surabaya saya direkomendasikan Unusa, setelah saya telusuri (Unusa) akhirnya mantap kuliah di sini," kisah gadis yang kesehariannya magang di salah satu rumah sakit di Surabaya ini.



Meski berstatus sebagai biarawati, Margaretha mengaku tak menemui kendala berarti saat menjalankan rutinitas kuliah di Unusa. Hanya saja Margaretha sempat mengalami kejadian menggelikan saat awal kuliah.

"Awal kuliah kan saya pakai baju biasa nggak pakai baju biarawati, pas masuk kelas saya dikira dosen," kenang Margaretha.

Margaretha menuturkan ada banyak pelajaran berharga yang diambil saat kuliah di Unusa. Salah satunya pandangan Margaretha tentang agama Islam.

"Kan di luar ada yang menganggap Islam itu agama yang bagaimana-bagaimana gitu. Tapi pas saya kuliah di Unusa, hal-hal (negatif) itu nggak saya jumpai. Teman-teman dan dosen sangat menghargai keberadaan saya yang memang berbeda dengan mereka," tegasnya.

Bahkan Margaretha mengaku sempat belajar agama Islam di awal semester. Ini lantaran ada mata kuliah umum terkait agama Islam yang harus diambil Margaretha.

"Namanya juga kan kampus NU pasti ada mata kuliah tentang agama Islam. Dan itu saya pelajari di semester awal, sekitar 3 SKS," tukasnya.

Empat tahun menempuh pendidikan di Unusa, Margaretha mengaku kini terbiasa mengucap kata 'Alhamdulillah' dan menjawab salam ketika mendengar kata 'Assalamualaikum'.

"Iya sudah biasa mengucapkannya," tandasnya.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Unusa, Margaretha akan kembali ke Palangkaraya dan mengabdikan diri di sebuah rumah sakit katolik di kota tersebut. *** kumparan.com

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama