"Yousef secara terbuka mengungkapkan agama
Kristennya dan meninggalkan Hamas dan kepemimpinan Arab sehingga membahayakan
dirinya sendiri dan membuat keluarganya di Ramallah terkena penganiayaan."
“Agama mencuri, kebebasan membunuh kreativitas,
membuat kita menjadi budak dan saling bermusuhan.”
Tindakan Yousef "mencegah puluhan serangan
bunuh diri dan pembunuhan terhadap orang Israel mengungkap banyak sel Hamas dan
membantu Israel dalam memburu banyak militan dan memenjarakan ayahnya
sendiri."
Dalam wawancaranyanya dengan CBN, Yousef penulis
buku "Son of Hamas" membeberkan mengapa dirinya menjadi Kristen
sepanjang tahun lalu.
"Inilah kenyataannya : setelah saya mempelajari
Kristen, yang membuat saya memiliki kesalahpahaman besar Kristen adalah karena
saya belajar Kristen dari Islam, yang mana tidak ada yang benar jika kamu
mempelajari Kristen dari Islam dan jika hanya itu sumbernya. Ketika saya
belajar Alkitab ayat demi ayat saya yakin bahwa kitab ini benar dari Tuhan, dan
firman Tuhan adalah benar, jadi saya mulai melihat dengan cara yang berbeda,
meski sebenarnya sulit bagi saya mengatakan bahwa Islam itu salah" kata
Yousef pada Fox News di 2008.
"Islam adalah ayah saya, saya tumbuh untuk
(satu) ayah –22 tahun untuk ayah saya itu– dan tiba-tiba ayah saya yang lain
datang dan berkata pada saya 'Maaf, akulah ayahmu' dan saya seperti "Apa
maksudmu?" saya punya ayah, dan itu adalah Islam, dan ayah dari Kristen
mengatakan pada saya 'Bukan, akulah ayahmu, aku terpenjara dan itu (Islam)
bukan ayahmu', jadi itulah yang terjadi. Tidak mudah bagi saya untuk percaya
bahwa (Islam) bukan ayahmu lagi. Jadi saya mempelajari Islam kembali dengan
titik poin yang berbeda untuk memastikan semua kesalahan, kesalahan besar ini
dan dampaknya tidak hanya untuk kaum Muslim, inilah nilai yang saya benci..
Saya tidak suka semua tradisi yang membuat orang tidak hanya hidup lebih sulit
tetapi juga berdampak pada kemanusiaan. Dalam kemanusiaan! Orang membunuh satu
sama lain dengan mengatasnamakan Tuhan" katanya.
Dalam wawancara dengan CNN penulis 'Son of Hamas'
Mosab Hassan Yousef juga mengungkapkan pemikirannya mengenai dampak Hamas pada
kondisi Israel saat ini, tentang hubungan Arab dengan orang Yahudi.
"Hamas tidak peduli tentang hidup rakyat
Palestina. Mereka tidak peduli tentang hidup rakyat Israel atau Amerika. Mereka
bahkan tidak peduli tentang hidupnya sendiri. Mereka menganggap bahwa mati demi
ideologi mereka sebagai cara untuk beribadah" kata Yousef kepada CNN, Don
Lemon.
Putra salah satu pendiri kelompok ekstrimis Muslim
tersebut terus mengatakan tentang tujuan spiritual Hamas.
"Hamas tidak mencari hidup berdampingan dan
kompromi" kata Yousef.
“Hamas
mencari penaklukan dan pengambilan alih” “Perlu anda ketahui kehancuran Israel
bukan tujuan akhir dari Hamas. Tujuan akhir mereka adalah membangun Khalifah
Islam, yang artinya negara Islam dibalik reruntuhan peradaban lain.
Yousef juga menceritakan tentang pengalaman
pribadinya bahwa dia dianggap sebagai anak oleh Hamas ketika ayahnya mendirikan
kelompok itu. "Di masjid, Hamas mengajari kami bahwa tanpa mengorbankan
nyawa orang tidak bersalah demi ideologi, kita tidak akan bisa membangun negara
Islam. Mereka telah mempersiapkan kita dari kecil sejak usia 5 tahun. Inilah
ideologi yang Hamas tanamkan pada kita. Dan jujur saja mustahil bagi siapa saja
untuk menerobos dan melihat kebenaran serta wajah asli Hamas dan pergi suatu
saat nanti. Seperti yang kamu lihat pada kasus saya, saya harus kehilangan
semuanya hanya untuk berkata 'Tidak' pada Hamas. Dan sekarang, ketika saya
melihat anak Gaza, saya tahu bahwa mereka sedang dicekoki dan saya tahu mereka
tidak bisa memilih" kata Yousef.
Bagi Mosab Hassan Yousef, masalah bagi sesama warga
Palestina sangatlah sederhana. "Masalahnya ada pada tuhan mereka, mereka
harus membebaskan diri dari tuhan mereka. Dia adalah musuh terbesar mereka.
Sudah 1.400 tahun mereka dibohongi"
Pandangan ini tidak wajar di kalangan pengamat
Islam, tetapi hal ini dikatakan dengan sangat jelas oleh Yousef yang memiliki
latar belakang sebagai mantan pemimpin organisasi teroris Hamas.
Menurut artikel dalam Wall Street Journal (“They
Need to Be Liberated From Their god”) perjalanan Yousef keluar dari Islam tidak
hanya menuntunnya pada Kristiani tetapi juga masuk dalam pemerintahan Israel.
"Saya sangat yakin bahwa dimata semia orang
saya adalah seorang penghianat" kata Mosab Hassan Yousef "untuk
keluargaku, untuk bangsaku, untuk tuhanku. Saya melanggar semua garis merah
dalam masyarakat saya. Hanya satu yang tidak, yaitu Mosab adalah anak dari
Sheikh Hassan Yousef, pendiri dan pemimpin dari kelompok teroris Palestina,
Hamas". Sepanjang dekade terakhir, dari intifada kedua sampai sekarang,
dia bekerja bersama ayahnya di West Bank. Selama waktu itu juga Yousef
diam-diam memeluk Kekristenan. Dan seperti diungkap dalam bukunya 'Son of
Hamas' dia menjadi mata-mata teratas untuk keamanan Internal Israel, the Shin
Bet.