Gereja Katolik Boleh Berkati Pasangan LGBT Tetapi dengan Syarat Ini

Gereja Katolik Boleh Berkati Pasangan LGBT Tetapi dengan Syarat Ini

Foto: Paus Fransiskus berbicara selama wawancara eksklusif dengan Reuters, di Vatikan, Sabtu (2/7/2022). (REUTERS/Remo Casilli)


Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk) Vatikan mengizinkan gereja Katolik memberikan pemberkatan kepada pasangan sesama jenis dengan syarat hal itu bukan jadi ritual gereja. Keputusan ini telah disetujui oleh Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi agama Katolik, dengan tujuan membuat gereja menjadi lebih inklusif. 

Mengutip laporan Reuters, Vatikan juga telah mengeluarkan dokumen pada Senin (18/12/2023) yang mengatakan bahwa pemberkatan seperti itu menjadi tanda bahwa Tuhan menyambut baik semua orang, termasuk kelompok Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT). Namun, dokumen tersebut juga menyatakan bahwa para pastor harus mengambil keputusan berdasarkan kasus per kasus serta "tidak boleh menghalangi atau melarang kedekatan Gereja dengan umat dalam setiap situasi di mana mereka mencari pertolongan Tuhan melalui berkat sederhana."

"Orang yang menerima berkat tidak harus memiliki kesempurnaan moral sebelumnya," demikian bunyi dokumen deklarasi tersebut, dikutip Selasa (19/12/2023).

Dalam Gereja Katolik, pemberkatan adalah doa atau permohonan. Umumnya, pemberkatan disampaikan oleh seorang pendeta, meminta agar Tuhan memandang baik seseorang atau seseorang yang diberkati.

Kardinal Fernández menekankan bahwa sikap baru ini tidak memvalidasi status pasangan sesama jenis di mata Gereja Katolik.

Deklarasi ini mencerminkan pelonggaran sikap dari Gereja Katolik, meskipun bukan perubahan posisi. Pada 2021 lalu, Paus mengatakan bahwa para imam tidak dapat memberkati pernikahan sesama jenis karena Tuhan tidak dapat "memberkati dosa".

Namun, Paus Fransiskus telah mengisyaratkan pada Oktober bahwa ia terbuka untuk memberkati pasangan sesama jenis.

Penolakan dari kelompok konservatif

Keputusan Vatikan yang ingin merangkul kelompok LGBT kemungkinan besar akan ditentang oleh kelompok konservatif, yang sudah mengkritik Paus ketika ia membuat komentar pertamanya mengenai masalah ini pada Oktober lalu.

Ulrich L. Lehner, seorang profesor teologi di Universitas Notre Dame di Amerika Serikat, mengatakan panduan baru dari Vatikan "mengundang kesalahpahaman dan akan membuat kebingungan."

Bahkan, dia mengaku khawatir beberapa uskup akan menggunakannya sebagai alasan untuk melakukan apa yang secara eksplisit dilarang. *** cnbcindonesia.com



 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama