Ketika Milenial Berbicara Politik: Mengurai Antusiasme Generasi Muda Jelang Pemilu 2024

Ketika Milenial Berbicara Politik: Mengurai Antusiasme Generasi Muda Jelang Pemilu 2024



Setapak Rai Numbei (Dalan Inuk) Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 diprediksi akan diikuti oleh 185,7 juta pemilih, dengan 63 juta di antaranya berusia 17-40 tahun yang tergolong sebagai generasi milenial (Katadata, 2022). Sebagai kelompok pemilih terbesar kedua setelah generasi X, antusiasme pemilih milenial ini patut mendapat perhatian para pemangku kepentingan politik. Bagaimana minat dan ketertarikan generasi muda dalam menyongsong pesta demokrasi lima tahunan ini?

Berdasarkan survei Indobarometer terbaru, terjadi peningkatan minat politik di kalangan pemilih milenial untuk Pemilu 2024 mendatang. Tercatat 62,8% responden usia muda menyatakan akan menggunakan hak pilihnya, angka ini lebih tinggi dibandingkan partisipasi kelompok serupa pada Pemilu 2019 silam. Meningkatnya angka tersebut menunjukkan antusiasme generasi muda kini jauh lebih besar dalam menyongsong pesta demokrasi lima tahunan negara.

Faktor yang Mempengaruhi Ketertarikan dan perhatian pemilih milenial terhadap Pemilu 2024

Salah satu faktor yang memengaruhi adalah makin meleknya generasi milenial terhadap pemanfaatan teknologi dan media sosial untuk aktivitas politik. Survei We Are Social 2022 melaporkan, penetrasi pengguna internet di Indonesia sudah mencapai 73,7% dari total populasi atau sekitar 204,7 juta orang (Databoks, 2022). Adapun pengguna aktif media sosial mencapai 160 juta atau 59% dari jumlah penduduk (Katadata, 2022). Dengan demikian, kemudahan mengakses informasi politik secara digital juga turut mendorong antusiasme golongan muda dalam menyambut pesta demokrasi.

Selain itu, munculnya sosok politikus yang relatif muda juga dimungkinkan menjadi daya tarik tersendiri. Seperti diketahui, pemimpin partai seperti Gerindra dan Demokrat kini telah beralih ke tokoh yang lebih muda, yakni Prabowo Subianto (61) dan Agus Harimurti Yudhoyono (40). Begitu pula sejumlah cagub dan cawagub dari partai besar yang berusia 30-40an seperti Ridwan Kamil (50) dan Emil Dardak (38). Dengan demikian, kandidat-kandidat potensial ini juga lebih mudah diterima oleh kalangan pemilih milenial.

Walaupun demikian, tingkat partisipasi politik generasi muda masih menghadapi tantangan. Survei yang dilakukan IDN Times pada 2021 menemukan hanya 37,2% generasi milenial yang benar-benar tertarik dengan isu kebijakan publik (Katadata, 2022). Selebihnya masih apatis, bosan dan sinis dengan politik. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya pemahaman politik dan literasi digital pada sebagian generasi muda.

Di sisi lain, masih terjadi kesenjangan yang cukup lebar antara aspirasi dan kepentingan pemilih milenial dengan agenda serta program kerja yang ditawarkan oleh partai-partai politik besar di arus utama. Sejumlah survei menunjukkan bahwa mayoritas golongan muda masih merasa "didengar tetapi tidak dipahami" oleh elite politik konvensional dalam hal tuntutan kebijakan yang sesuai dengan dinamika generasi saat ini.

Akibatnya, sistemik sinisme pun kerap muncul di kalangan pemilih usia muda, yang ditandai dengan ketidakpercayaan bahkan antipati terhadap berbagai institusi formal termasuk partai politik. Kondisi paradoks ini jelas berpotensi menurunkan partisipasi politik secara keseluruhan, yang pada gilirannya dapat melemahkan kedaulatan rakyat sebagai fundamen negara demokratis.

Oleh karena itu, berbagai pihak perlu berinovasi guna menarik minat generasi milenial dalam berpartisipasi politik. Platform digital yang inovatif serta konten kampanye yang sesuai dengan selera pemilih muda patut terus dikembangkan agar mereka semakin tertarik dan antusias. Di sisi lain, para kandidat politik juga sebaiknya merumuskan kebijakan konkret yang menyentuh persoalan aktual pemilih milenial, misalnya terkait lapangan pekerjaan, kewirausahaan, maupun akses pendidikan yang lebih terjangkau.

Dengan berbagai terobosan dan inovasi dari para pemangku kepentingan, baik kandidat, partai politik, penyelenggara Pemilu maupun kalangan aktivis demokrasi itu sendiri, besar harapan agar antusiasme pemilih dari kalangan milenial untuk memberikan suaranya pada Pemilu 2024 benar-benar dapat ditingkatkan secara optimal. Partisipasi politik golongan muda yang semakin massif, segar dan dinamis tersebut diharapkan dapat membuat pesta demokrasi lima tahunan ke depan tidak hanya didominasi oleh pemilih-pemilih senior yang bersifat konvensional, melainkan juga diramaikan dengan beragam aspirasi segmen pemilih milenial dengan berbagai latar belakang dan kepentingannya.

Suatu kondisi yang pada gilirannya dapat memperkuat legitimasi hasil demokrasi dan meningkatkan kualitas kebijakan publik yang dihasilkan lewat mekanisme politik dan pemerintahan yang ada. Sejumlah riset menunjukkan bahwa partisipasi politik kelompok milenial yang tinggi berkorelasi dengan munculnya kebijakan inovatif yang lebih responsif terhadap beragam isu kontemporer seperti kesetaraan gender, keberagaman, penanggulangan perubahan iklim, dan pemanfaatan teknologi itu sendiri.

DAFTAR BACAAN

Katadata. (2022). Pemilu 2024, ada 185,7 juta pemilih potensial. https://katadata.co.id/desysetyowati/digital/63dd19b168bd2/pemilu-2024-ada-1857-juta-pemilih-potensial

Kumparan. (2022). 62,8 Persen Pemilih Milenial Bilang Akan Gunakan Hak Pilih di 2024. https://kumparan.com/kumparannews/628-persen-pemilih-milenial-bilang-akan-gunakan-hak-pilih-di-2024-1xF62RvjAwg/full

Databoks. (2022). Data Utamanya, Ini 7 Fakta Menarik Pengguna Internet Indonesia 2022. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/09/28/data-utamanya-ini-7-fakta-menarik-pengguna-internet-indonesia-2022

Katadata. (2022). Hanya 37% Milenial yang Antusias Pemilu 2024. https://katadata.co.id/safrezi/berita/629d5b044a38f/hanya-37-milenial-yang-antusias-pemilu-2024

 


 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama