PKD Baru Terjadi Di Malaka, Bupati Simon Nahak
Serukan 'Kota Budaya'. (Dok. Andre Tahu ) |
Kegiatan pekan kebudayaan daerah Kabupaten Malaka
2023 ini, berlangsung selama 2 hari yaitu pada tanggal 13-14 Desember
2023.
"Ia benar, kegiatan ini berlangsung dua hari
dan kegiatan tersebut baru terjadi kali pertama setelah 10 tahun Kabupaten
Malaka berpisah dari Kabupaten Belu," ungkap Ketua Panitia Penyelenggara
Pekan Kebudayaan, Firmina Un Asa, S.IP., M.AP kepada POS-KUPANG.COM, Rabu 13
Desember 2023.
Secara nasional, lanjut dia, pentas kebudayaan ini
sudah berlangsung lama namun pihaknya baru bisa menyelenggarakan di daerah
Khususnya Kabupaten Malaka ini.
"Sebenarnya dari daerah sampai nasional tetapi
karena kita merupakan kabupaten baru, kita menyesuaikan karena kebudayaan
nasional sudah ada dan dari pekan kebudayaan nasional mengharapkan supaya
setiap tahunnya diselenggarakan pekan kebudayaan daerah," tuturnya.
Terkait peserta, pihaknya berkolaborasi dengan
sekolah -sekolah yang ada di wilayah Kabupaten Malaka.
"Dan berapa jumlah peserta yang mengikuti
pekan kebudayaan ini tentunya banyak. Kita belum mendatanya karena ada
sekolah yang tiba-tiba ada halangan begitupun ada sekolah yang tiba-tiba
mendaftar untuk mengikuti pekan kebudayaan tersebut," jelasnya.
"Kita akan mengetahui data secara pasti setelah
penutupan kegiatan pekan kebudayaan ini," tambahnya.
Firmina Un Asa menambahkan, kegiatan ini bertujuan
untuk melestarikan kebudayaan daerah Kabupaten Malaka.
"Kita tentunya memperkenalkan ke generasi dan
tidak hanya orang-orang di sini tapi orang Malaka yang sedang berada di luar
daerah," ucapnya.
Jadi begini, kita selama ini sekolah hanya melatih
saja tetapi belum dibentuk dalam satu kelompok, sanggar.
"Sehingga ini untuk memotivasi sanggar -
sanggar sekolah untuk memulai membentuk sanggar seni," demikian.
Kegiatan ini sebelumnya diinformasikan kepada setiap
sekolah bahwa akan diadakan pekan kebudayaan. "Kita menginformasikan
kepada sekolah-sekolah di bulan Agustus 2023 lalu," katanya.
Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Malaka melalui
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menggelar pekan kebudayaan di Panggung Lapangan
Umum Betun, Desa Wehali, Kecamatan Malaka Tengah,
Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur, NTT.
Kegiatan pekan kebudayaan daerah Kabupaten Malaka
2023 ini, berlangsung selama 2 hari yaitu pada tanggal 13-14 Desember
2023.
"Ia benar, kegiatan ini berlangsung dua hari
dan kegiatan tersebut baru terjadi kali pertama setelah 10 tahun Kabupaten
Malaka berpisah dari Kabupaten Belu," ungkap Ketua Panitia Penyelenggara
Pekan Kebudayaan, Firmina Un Asa, S.IP., M.AP kepada POS-KUPANG.COM, Rabu 13
Desember 2023.
Secara nasional, lanjut dia, pentas kebudayaan ini
sudah berlangsung lama namun pihaknya baru bisa menyelenggarakan di daerah
Khususnya Kabupaten Malaka ini.
"Sebenarnya dari daerah sampai nasional tetapi
karena kita merupakan kabupaten baru, kita menyesuaikan karena kebudayaan
nasional sudah ada dan dari pekan kebudayaan nasional mengharapkan supaya
setiap tahunnya diselenggarakan pekan kebudayaan daerah," tuturnya.
Terkait peserta, pihaknya berkolaborasi dengan
sekolah -sekolah yang ada di wilayah Kabupaten Malaka.
"Dan berapa jumlah peserta yang mengikuti
pekan kebudayaan ini tentunya banyak. Kita belum mendatanya karena ada
sekolah yang tiba-tiba ada halangan begitupun ada sekolah yang tiba-tiba
mendaftar untuk mengikuti pekan kebudayaan tersebut," jelasnya.
"Kita akan mengetahui data secara pasti setelah
penutupan kegiatan pekan kebudayaan ini," tambahnya.
Firmina Un Asa menambahkan, kegiatan ini bertujuan
untuk melestarikan kebudayaan daerah Kabupaten Malaka.
"Kita tentunya memperkenalkan ke generasi dan
tidak hanya orang-orang di sini tapi orang Malaka yang sedang berada di luar
daerah," ucapnya.
Jadi begini, kita selama ini sekolah hanya melatih
saja tetapi belum dibentuk dalam satu kelompok, sanggar.
"Sehingga ini untuk memotivasi sanggar -
sanggar sekolah untuk memulai membentuk sanggar seni," demikian.
Kegiatan ini sebelumnya diinformasikan kepada setiap
sekolah bahwa akan diadakan pekan kebudayaan. "Kita menginformasikan
kepada sekolah-sekolah di bulan Agustus 2023 lalu," katanya.
Sesuai data yang diperoleh, sebanyak ratusan sekolah
di Kabupaten Malaka tapi sanggar seni yang terdaftar di sekolah dasar sebanyak
26 sekolah dan sekolah menengah pertama sebanyak 13 sekolah.
"Tapi dengan informasi akan diadakannya pekan
kebudayaan daerah tersebut ada beberapa sanggar seni yang mendaftar lagi baik
dari tingkat SD - SMP. Pembentukan sanggar ini tentunya kita memakai
standar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan," sebutnya.
"Inilah kemudian memacu sekolah lain untuk
membentuk sanggar seni di sekolah -sekolah," tambahnya lagi.
Kegiatan perdana ini, salah satu sanggar dari SDI
Efudini, Desa Ikan Tuanbeis, Kecamatan Io Kufeu, mementaskan suling
bambu.
"Suling bambu ini sebenarnya hampir punah.
Sehingga bersyukur dengan diselenggarakannya pekan kebudayaan daerah tersebut
suling bambu yang hampir punah bisa eksis kembali," ungkapnya.
Para guru di sekolah diharapkan, dengan adanya wadah
yang dipersiapkan supaya guru-guru juga mulai mempersiapkan anak-anak sejak
dini.
"Sehingga kita berharap agar tahun depan
diselenggarakan lagi dan lagi," tegasnya.
Kegiatan inipun sengaja kita bikin di bulan Desember
2023, supaya turut memeriahkan Natal dan Tahun Baru 2024 mendatang.
"Kalau kita menunggu pada Hari Raya Natal 2023
baru kita selenggarakan kegiatan, maka resikonya adalah hujan, biasanya bulan
bulan itu frekuensi hujannya tinggi sehingga kita putuskan untuk selenggarakan
sekarang," demikian alasan diselenggarakan kegiatan tersebut.
Dijelaskannya, warisan daerah ada dua jenis yaitu
satu wujud kebendaan dan satunya wujud tidak benda.
"Wujud kebendaan itu seperti cagar budaya kalau
wujud tak benda ini adalah tari-tarian dan lain sebagainya,"
paparnya.
Untuk warisan budaya tak benda, kita sedang berproses
lewat data pokok kebudayaan (Dapobud) untuk didaftarkan ke sistem warisan
budaya tak benda (WBTB) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
"Untuk WBTB ini prosesnya tidak mudah untuk
menjadi warisan budaya tak benda Kabupaten Malaka. Jadi sejumlah dokumen yang
harus kita berikan dan setelah itu selama 1 tahun kita di survei baru bisa
dijadikan sebagai milik Kabupaten Malaka,"urainya.
Perlu diketahui, pekan kebudayaan daerah ini para
peserta akan mementaskan tarian bidu tujuh bidadari, pertujukan musikal,
akabeluk, tari kreasi, tala/gong, dan tualekik.
"Semuanya ini berasal dari warisan leluhur
budaya kita di Kabupaten Malaka," tandasnya. *** poskupang.com