DOA BERSAMA - Keluarga dan kerabat dari Dessy, transpuan yang meninggal dunia di Kupang menggelar doa bersama. |
Doa itu berlangsung di
RT 02 RW 01 Kelurahan Lasiana Kota
Kupang, atau di tempat kos milik Dessy, Rabu (3/1/2024).
Keluarga Dessy dari
Ayotupas Kecamatan Amanatun Utara Kabupaten
Timor Tengah Selatan hadir di tempat itu. Setelah mendapat izin dari pemilik
kos, doa bersama dimulai dipimpin oleh seorang Pendeta di lingkungan
setempat.
Ketua lingkungan hingga
tetangga dari Dessy tampak hadir dalam acara pada Rabu malam itu. Kamar kos
Dessy alias Oktovianus Tafuli yang selama ini terkunci, dibuka untuk doa
bersama.
Ketua IMoF NTT
Ridho Herewila menyebut, ia dihubungi oleh pemilik kos untuk acara itu.
Komunikasi itu juga ingin melakukan pembahasan mengenai barang dari Dessy yang
masih berada di dalam kamar kos.
"Beta (saya)
bilang bahwa beta bisa bantu dengan keluarga, supaya barang-barang salon itu
teman-teman bisa over, kita sistem lelang. Supaya keluarga pegang uangnya
saja," kata Ridho Herewila.
Ridho Herewila menilai
meninggalnya Dessy juga membawa hal positif. Paling tidak ada pandangan positif
yang ikut berempati dalam kasus yang menimpa Dessy.
Menurut dia, bila selama
ini mungkin ada diskriminasi terhadap transpuan, kejadian ini membuat orang
tidak lagi memikirkan itu.
"Di sisi ini
banyak orang menunjukkan bagaimana
kepedulian, cinta kasih Dessy sebagai transpuan," tegasnya.
Ridho Herewila
menegaskan pihaknya akan tetap mengawal kasus ini hingga adanya keadilan. Ia
mengaku ini merupakan komitmen bersama dari komunitas untuk menegakkan keadilan
bagi kelompok seperti ini.
Cantika, salah satu
anggota IMoF NTT menyebut, pihaknya menyerahkan persoalan ini kepada aparat
kepolisian. Dukungan tetap mengalir untuk penuntasan kasus ini.
"Mudah-mudahan
kasus ini sampai ke meja hijau" kata dia.
Menurut Cantika, dalam
undang-undang semua orang punya kedudukan yang sama di depan hukum. Sehingga
penyelesaian kasus ini pun harus seadil mungkin.
Ia mengaku, kasus semacam ini
memang pernah terjadi. Beberapa kasus yang menimpa LGBT, seringkali tidak
mendapat porsi keadilan yang setimpal, sekalipun sudah ada laporan dibuat ke
polisi.
Kasusnya Dessy, kata
Cantika, menjadi yang pertama karena ada nyawa yang direnggut. Sehingga, ia
tidak mau kasus ini 'tenggelam' dalam perjalanan.
"Kalau dari
dulu LGBT yang
buat masalah, LGBT yang masuk penjara. Tapi kalau LGBT yang jadi korban dari
dulu belum pernah masuk," ungkap dia.
Cantika yakin, ada
banyak dukungan dari berbagai kalangan dalam penuntasan kasus yang terjadi ini.
Dia berharap polisi bisa bekerja profesional mengusut masalah ini.
Dessy Di Mata Pemilik Kos
Dessy, punya cerita
tersendiri di mata pemilik kos. Renti Teli, pemilik kos, mengungkapkan sosok
Dessy yang terbilang akrab dengan penghuni kos lainnya.
Menurut Renti, Dessy
sudah tinggal di tempat itu sejak tanggal 7/10/2021 lalu. Genap dua tahun dua
bulan Dessy berada di tempat itu menghabiskan sebagian besar waktunya.
"Kaka Dessy
bergaul bersama kami disini, dia ramah-ramah. Dia cepat akrab, kalau dengan
kecil dia cepat berbaur. Dengan kita tetangga disini juga dia cepat
berbaur," katanya ditemui usai doa bersama.
Ia mengakui, Dessy
memang cukup tempramen ketika dipengaruhi minuman keras. Namun, dia akan
bersikap lebih diam ketika ditegur.
"Jujur saya
sebagai mama kos tapi bukan mama kos, saya anggap Kaka Dessy sebagai anak saya.
Saya merasa kehilangan sekali," kata Renti menahan tangisnya.
Renti bercerita, sejak
kematian Dessy dua pekan lalu, ia selalu menyalakan lilin di depan kamar kos
Dessy. Ia mengaku Dessy sebagian dari kehidupannya.
Bahkan, untuk uang kos
pun, Renti mengaku lebih banyak memaklumi keadaan Dessy. Dia percaya Dessy
orang yang bertanggungjawab dengan urusan itu.
"Saya merasa
kehilangan. Dessy seperti anak saya sendiri," ucapnya.
Renti menegaskan kasus
ini harus memberikan keadilan. Dia ingin ada penegakan hukum yang setimpal.
Siapapun yang punya niat jahat, kata dia, perlu mendapat ganjaran yang
sepadan.
"Mereka yang
punya rencana ataupun tidak, mereka harus mendapat hukuman yang setimpal.
Semoga Tuhan bukan jalan," tandasnya. *** flores.tribunnews.com