Perubahan Iklim Sebabkan Kelangkaan Bahan Pangan, BI NTT Meminta Warga Jangan Panik

Perubahan Iklim Sebabkan Kelangkaan Bahan Pangan, BI NTT Meminta Warga Jangan Panik

Kepala Perwakilan BI NTT, Agus Systio Widjajati didampingi Penjabat Sekda Sikka Femi Bapa memantau langsung kegiatan gerakan pangan murah di gedung SCC Maumere, Kamis, 22 Februari 2024 (Foto: Popi Petrus/Ekora NTT)



Suara Numbei Bergema - Perubahan iklim disebut menjadi salah satu penyebab terjadinya kelangkaan pangan beras di NTT. Bagaimana tidak, masa tanam mengalami pergeseran akibat kekeringan yang berkepanjangan.

“Karena ada pergeseran cuaca mengakibatkan masa panen dari petani-petani kita mengalami pergeseran. Akibatnya, beras menjadi sesuatu yang langka,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTT, Agus Sistyo Widjajati, menuturkan saat kegiatan pasar murah di gedung Sikka Convention Center (SCC) Maumere, Kamis, 24 Februari 2024.

Kelangkaan pangan, kata Agus menjelaskan, tidak hanya terjadi di Maumere, tetapi terjadi juga di sejumlah wilayah NTT. Bahkan beberapa wilayah produsen beras di Jawa mengalami hal yang sama.

Namun, ia meminta masyarakat tidak khawatir sebab pihaknya terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk tetap menjamin pasokan beras.

“Kemarin kami ke Bulog di NTT dan melihat bahwa pasokan beras di gudang sangat mencukupi untuk kebutuhan pangan di NTT termasuk di Maumere bahkan menjelang hari-hari besar yang akan berlangsung di awal bulan depan,” kata Agus

Ia kembali meminta warga Sikka jangan panik untuk membeli bahan kebutuhan pokok.

Agus meminta masyarakat tidak perlu berbondong-bondong atau menumpuk belanjaan kebutuhan pokok termasuk beras. Hal itu bisa mengakibatkan harga beras semakin mahal.

“Jadi yakinlah beras itu cukup dan belilah secukupnya tidak perlu menumpuk di rumah masing-masing. Tapi belilah sesuai kebutuhan karena beras yang ada gudang-gudang Bulog itu sangat mencukupi kebutuhan dari masyarakat di Maumere,” kata Agus.

Buka Pasar Murah

Agus menambahkan pemerintah sudah mempunyai program sosial antara lain pemberian bantuan pangan kepada keluarga-keluarga.

Saat ini, kata dia, sedang diproses validasi nama-nama penerimanya. Setiap bulan akan mendapatkan 10 kilogram beras per keluarga.

“Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan terealisasi ke seluruh warga masyarakat yang berhak menerimanya,” ujar Agus.

Sementara kegiatan gerakan pangan murah, lanjut Agus, tidak hanya dilakukan di kota Maumere. Bank Indonesia akan melakukan hal yang sama di beberapa wilayah.

“Kami akan berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Sikka,” pungkas dia.

Penjabat Sekda Sikka, Margaretha Movaldes Da Maga mengatakan, terkait bantuan 10 kilogram beras per kepala keluarga (KK) sudah mulai didistribusikan.

“Kemarin berhenti pada saat pemilu. Nanti setelah pemilu akan dilanjutkan,” ucap dia.

Femi Bapa, demikian ia disapa menyebut terdapat 40 ribuan kepala keluarga yang akan mendapatkan bantuan beras setiap bulannya sebanyak 10 kilogram selama enam bulan.

“Nanti bisa konfirmasi ke desa karena tentunya masyarakat yang mendapatkan bantuan ini dengan kriteria tertentu,” ujar Femi.

“Jangan panik pemerintah akan terus berupaya dengan dukungan dari berbagai pihak,” tambahnya.

Kegiatan gerakan pangan murah, kata Femi, selanjutnya akan dilaksanakan di kecamatan, tidak hanya dilakukan di kota.

“Sehingga masyarakat yang dari kecamatan tidak harus ke kota untuk bisa mengakses pangan murah ini,” pungkasnya.



 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama