Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT, I Made Dharma Sutejo, S.S, M.Si dalam sambutannya di acara workshop kain tenun NTT di Hotel Nusa Dua, Senin malam 4 Februari 2024. |
Workshop tersebut disambut
gembira generasi muda dengan penuh kebanggaan.
Pendamping siswa SMAN
Harekakae, Elisabeth Hoar Seran saat sesi tanya jawab dalam materi pertama
peran pemerintah dalam memperkenalkan kain tenun kepada generasi muda di Hotel
Nusa Dua Betun, Senin malam 4 Februari 2024 mengapresiasi kegiatan
workshop kain tenun NTT yang
dilaksanakan di Kabupaten Malaka.
Dikatakan, generasi
muda khususnya para pelajar merasa gembira dan bangga, karena dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan.
"Memang selama
ini, kami ajar anak-anak dengan ilmu dan pengetahuan apa adanya. Kali ini, kami
peroleh banyak pengetahuan. Sehingga, kami harapkan copyan naskah-naskah
workshop bisa kami dapatkan. Kami juga harapkan ada muatan lokal tentang tenun
ikat khususnya Malaka," kata Elisabeth.
Pada kesempatan yang
sama, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Malaka, Ny.
drg. Maria Martina Nahak, M.Biomed dalam materinya bertema memperkenalkan kain
tenun kepada generasi muda mengatakan generasi muda jarang menenun.
Padahal, generasi muda
ahli waris yang harus mengemban tugas pelestarian kebudayaan.
Sehubungan dengan itu,
Dekranasda Kabupaten Malaka tidak tinggal diam selama ini dalam melatih
keterampilan menenun untuk generasi muda. Atas dukungan Kemendikbud Ristek, pihaknya
sudah menggelar kegiatan pelatihan keterampilan tenun ikat beberapa waktu
lalu.
"Dan workshop kali
ini, sebagai bukti nyata perhatian pemerintah kepada generasi muda Malaka. Anak-anak
muda kita dibekali pengetahuan dan keterampilan menenun," papar Ny. Maria
Martina.
Kepala Balai
Pelestarian Kebudayaan Wilayah XVI NTT, I Made Dharma Sutejo, S.S, M.Si dalam
sambutannya mengatakan lembaga yang dipimpinnya mempunyai tugas melaksanakan pelestarian
cagar budaya dan objek pemajuan kebudayaan.
Provinsi Nusa Tenggara
Timur termasuk daerah yang memiliki kerajinan tenun yang tumbuh dan berkembang
secara turun-temurun dalam masyarakat.
Tenunan itu khasanah
kekayaan budaya bangsa sebagai wujud pemikiran dan perilaku kehidupan manusia
yang memiliki arti penting bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu
pengetahuan dan kebudayaan.
Sehingga, perlu
dilestarikan secara sungguh-sungguh melalui upaya-upaya pelstarian seperti
pelindungan, pengembangan, pemanfaatan dan pembinaan.
Dalam upaya menjaga
kelestarian dan keberlangsungan kain tenun di Provinsi NTT, Balai berperan
dalam upaya meningkatkan pemahaman generasi muda terhadap keberadaan kain
tenun. Itulah sebabnya, balai menyelenggarakan workshop dengan melibatkan
generasi muda sebanyak 60 orang.
Workshop dilaksanakan
di Kabupaten Malaka, karena pemerintah dan Dekranasda yang dipimpin Ny.
Maria Martina begitu bersemangat dalam melakukan upaya-upaya pelestarian kain
tenun khas Malaka. Semangat inilah yang diapresiasi dengan pelaksanaan
workshop saat ini.
"Kami berharap,
dapat membantu meningkatkan semangat generasi muda di Kabupaten Malaka dalam
belajar mengenal kain tenun yang ada di Kabupaten Malaka, baik
itu pembuatan warna alam, motif yang berasal dari wilayah pegunungan (Foho),
wilayah dataran rendah (Fehan), maupun eksodus dari Timor Leste, praktek
menenun, mengenal alatnya, nama dan cara membuatnya."
Dikatakan, workshop ini
menghadirkan beberapa narasumber yang berasal dari Universitas Nusa Cendana
Kupang, Dekranasda dan pelatih keterampilan menenun Kabupaten Malaka.
Sedangkan pesertanya
generasi muda yang berasal dari siswi SMA St. Albertus, SMAN Laen Manen, SMAK
St. Maria Fatima, SMAN Bolan, SMAS St. Ignatius, SMAN Io Kufeu, SMAN Webriamata,
SMAN 1 Malaka Tengah,
SMAN Harekakae, SMAN Sasitamean, SMKN Kobalima.
Komunitas Bolan,
Komunitas Kamanasa, Komunitas Malaka Barat,
Komunitas Laenmanen, Desa Laekun Barat, Desa Umanen Lawalu, Desa Umakatahan,
Desa Lamudur, Desa Kletek.(nbs) *** poskupang.com