Ratusan drone dan
rudal dikerahkan militer Iran untuk menyerang Israel sebagai pembalasan atas
serangan Tel Aviv terhadap konsulat mereka di Damaskus, Suriah pada 1 April
lalu.
Sebelumnya Iran telah
mengeluarkan ancaman kepada Israel seusai konsulatnya di Suriah diserang dan
menewaskan tujuh anggota Garda Revolusi Iran, termasuk dua jenderal pentingnya.
Kementerian Luar Negeri
(Kemlu) Iran melalui Kedutaan Besar Iran di Jakarta pun mengeluarkan pernyataan
yang menjelaskan serangan ke Israel. Kemlu Iran mengungkapkan negaranya
menjalankan hak wajar untuk membela diri seperti yang tercantum dalam Pasal 51
Piagam PBB.
Sementara itu, Juru
Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Laksamana Muda Daniel Hagari mengklaim
pihaknya sukses mencegat 99 persen dari sekitar 300 drone dan rudal
jelajah serta balistik yang ditembakkan Iran ke wilayahnya.
"Ini adalah
pencapaian strategis yang sangat signifikan," katanya seperti
dilaporkan Times of Israel.
Dia mengatakan, Iran
menembakkan 170 drone pengebom, lebih dari 30 rudal jelajah, dan
lebih dari 120 rudal balistik.
Dari jumlah tersebut,
beberapa rudal balistik berhasil mencapai wilayah Israel menyebabkan kerusakan
ringan pada sebuah pangkalan udara.
Hagari mengeklaim dari
170 drone yang diluncurkan Iran, tidak satu pun yang berhasil masuk
ke wilayah udara Israel. Semuanya, kata dia, berhasil ditembak jatuh di luar
batas wilayah oleh Israel dan sekutunya.
Ia menambahkan ada 30
rudal jelajah yang ditembakkan dan tidak ada yang menembus ke wilayah udara
Israel. Menurut Hagari, 25 dari 30 rudal jelajah itu berhasil ditembak jatuh
oleh Angkatan Udara Israel.
Selain itu, Hagari
mengatakan Iran menembakkan 120 rudal balistik ke Israel. Banyak dari rudal
tersebut, menurutnya, berhasil dihalau oleh sistem pertahanan udara jarak jauh
Arrow.
Setelah serangan udara
Iran itu diperkirakan akan ada aksi balasan dari Israel. Militer Israel juga
bersiap menghadapi kemungkinan serangan langsung, termasuk serangan darat dan
laut dari Iran.
Lalu Bagaimana Kekuatan Militer Iran dan Israel?
Menurut Global
Firepower, Iran berada di peringkat 14 dari 145 dalam kekuatan militer pada
2024 dengan PwrIndx 0,2269. Sementara Israel berada pada posisi 17 dengan
PwrIndx 0,2596.
PwrIndx merupakan skor
dari Global Firepower untuk menilai kekuatan militer sebuah negara berdasarkan
berbagai variabel mulai dari jumlah unit militer, posisi keuangan, hingga
kemampuan logistik dan keuntungan geografis.
Iran disebut unggul
dari Israel dalam enam dari delapan variabel, yaitu pada jumlah manpower,
armada angkatan darat, armada angkatan laut, sumber daya nasional, finansial,
dan logistik.
Adapun Israel unggul
pada dua variabel lain, yakni angkatan udara dan keuntungan geografis.
Dari sisi manpower,
Iran memiliki total 610 ribu personel aktif, lebih dari tiga kali lipat
personel Israel yang hanya berjumlah 170 ribu. Meski demikian, Israel memiliki
tentara cadangan yang lebih banyak, yakni 465 ribu orang dibandingkan Iran yang
hanya 350 ribu orang.
Di sisi angkatan udara,
Israel lebih unggul dengan total 612 armada, yang mencakup pesawat tempur,
helikopter, hingga armada transportasi. Sementara itu, Iran hanya memiliki
total 551 armada udara.
Di darat, Iran unggul
cukup signifikan di hampir semua armada, kecuali artileri swagerak atau self-propelled
artillery. Iran memiliki total 1.996 tank, 65.765 kendaraan lapis baja, 2050
artileri tarik, dan 775 peluncur roket mobile.
Sedangkan Israel punya
1.370 tank, 43.407 kendaraan lapis baja, 300 artileri tarik, dan 150 peluncur
roket mobile.
Untuk kekuatan laut,
Iran memiliki total 101 armada, termasuk di antaranya 19 kapal selam,
tujuh frigate, dan tiga corvette. Sedangkan Israel memiliki 67 armada
laut, yang di antaranya adalah lima kapal selam dan tujuh corvette.
Israel Kalahkan Iran dalam Sisi Teknologi
Satu hal yang menjadi
keunggulan Israel dari dari Iran adalah dari sisi teknologi, sementara Iran
punya banyak suplai militer yang murah tapi efektif.
Dikutip dari Strait
Times, sejak 2022 Iran bisa mensuplai lebih dari 1.000 UAV Shahed-136, serta
UAV Shahed-131 dan Mohajer-6, untuk mendukung invasi Rusia ke Ukraina.
Pada bulan Mei, Iran
juga mulai membantu Rusia membangun fasilitas produksi UAV Shahed-136 di negara
mereka. Sehingga, bisa diasumsikan bahwa Iran memiliki ratusan bahkan
ribuan drone satu arah dalam tangannya untuk menyerang Israel.
Israel bisa melawan
rudal balistik dengan sistem pencegat Arrow, sementara drone bisa
dilumpuhkan dengan sistem pertahanan udara David's Sling, atau sistem yang
disebut Drone Guard yang dibuat oleh ELTA Systems.