Salah satu pengguna
samrt wallet MAZ asal Atambua mengatakan dirinya telah ditipu dengan top up ke
smart wallet atau mentransfer uang ke aplikasi tersebut dengan jumlah 150 juta
rupiah dan teman-teman laianya mulai dari 500 ribu hingga puluhan juta rupiah.
“Saya awalnya top up
500 ribu lalu mendapatkan bonus sebesar 400 persen dan setelah itu saya naikan
top up hingga 150 juta dan setelah top up uang tersebut tidak dapat di tarik
kembali dari smart wallet,” ungkap MAZ, Sabtu (30/03/2024).
Selain itu dirinya
mengatakan jika saat Mereka melakukan top up sudah lewat dari tanggal 18/03/2024 namun
leader nya meski sudah mengetahui telah ditutup OJK tetap disuruh top up dan di
group WhatsApp messenger pun tidak bisa berkomentar karena pesan hanya dapat di
komen oleh admin yaitu leader kabupaten Belu, Malaka dan provinsi NTT.
“Kami dibuat group wa
oleh leader Remi dan mentor Sarah namun tidak dapat berkomentar karena dikunci
kami hanya mengikuti perintah mereka,” ujarnya.
Anehnya kepada media
ini laedar tunggal kabupaten Belu Remi mengaku jika mengenal mentor smart
wallet hanya melalui WhatsApp messenger dan tidak pernah bertemu langsung.
Remi sendiri melalui
pesan singkat mengatakan jika dirinya juga mengetahui smart wallet sendiri
beroperasi tanpa ijin OJK di Indonesia. Namun dirinya tetap merekrut nasabah
untuk melakukan deposito atau top up hingga ratusan juta rupiah dari berbagai
kalangan.
“Siang juga pak, iya
benar sdh ada indikasi penipuan dari Smart Wallet, kami semua telah menjadi
korban. Saya sdh komunikasi dgn pengacara di Jakarta yang siap menangani
masalah Smart Wallet di Indonesia, Saya mengikuti berita di media sosial
tentang Smart Wallet sudah Scam, tetapi aplikasi masih aktif berjalan dan oleh
mentor disampaikan kepada kami para leader bahwa Smart Wallet tidak Scam,” kata
Remi leader smart wallet kabupaten Belu, Kamis (28/03/2024).
Dijelaskannya, Untuk
laporan di Polres Belu, “saya dgn teman2 leader baru sebatas konsultasi dan
dari pihak polres minta siapkan kronologis awal, bukti chat dan bukti
transfer.”Selain itu Remi juga mengatakan,”Saya kenal mentor namanya Zahra,
hanya lewat WA, tidak pernah ketemu langsung atau telpon bicara langsung, jadi
selama berjalan kurang lebih 7 bulan, hanya komunikasi lewat WA. Saya mengikuti
berita di media sosial tentang Smart Wallet sudah Scam, tetapi aplikasi masih
aktif berjalan dan oleh mentor disampaikan kepada kami para leader bahwa Smart
Wallet tidak Scam.”
Dikonfirmasi media ini
melalui Satuan Tugas Pemberantasan Aktivitas Keuangan Ilegal (Satgas Pasti)
mengatakan pihaknya menghentikan kegiatan usaha Smart Wallet karena terindikasi
melakukan penipuan dan tidak memiliki izin operasional di Indonesia pada Senin,
18 Maret 2024.
Badan Pengawas
Perdagangan Berjangka Komoditi dan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
Kementerian Perdagangan RI, menilai Smart Wallet telah melakukan kegiatan
pengumpulan dana bertopeng robot trading atau expert advisor dengan metode
multi-level marketing.Selain itu, Smart Wallet juga tidak memiliki perizinan
beroperasi di Indonesia.
Menyikapi penemuan
tersebut, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi dan Direktorat Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan RI berkerjasama dengan
Kementerian Komunikasi dan Informasi RI telah memblokir laman Smart Wallet. *** aktaduma.com