Kesenjangan Keterampilan Hambat Peluang Kerja Gen Z

Kesenjangan Keterampilan Hambat Peluang Kerja Gen Z



Suara Numbei News - Sulitnya mencari pekerjaan masih menjadi momok permasalahan di Indonesia. Banyak kendala yang dihadapi oleh pencari kerja untuk melamar pekerjaan saat ini. Kualifikasi keterampilan tinggi yang disyaratkan oleh perusahaan dalam lowongan kerja menjadi hambatan tersendiri bagi pencari kerja bahkan sebelum mengikuti proses perekrutan. Hal ini bisa tercermin dengan tingginya angka persentase tenaga kerja pengangguran di Indonesia.

Berdasarkan laporan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2023 menunjukkan bahwa Gen Z mendominasi tingkat pengangguran di Indonesia, terdapat 9,9 juta penduduk berusia 15-24 tahun dari 44,47 juta yang masuk kedalam kategori (not in employment, education and training/NEET) atau tidak sedang beraktivitas produktif. Mengejutkan padahal citra Gen Z dikenal sebagai generasi berambisi, kreatif, inovatif, terampil dalam penggunaan teknologi dan berlabel spektakuler lainnya, bertolak belakang terhadap penyerapan tenaga kerjanya.

Menurut data BPS, mencatat jumlah pengangguran berdasarkan pada tingkat pendidikan Gen Z yang tergolong NEET didominasi tingkat lulusan pendidikan SMA sebanyak 3,57 juta anak muda dan lulusan SMK sebanyak 2,29 juta anak muda. Sedangkan lulusan universitas sebanyak 452.713 orang. Banyaknya jumlah pengangguran tersebut bisa terjadi karena beberapa hal seperti, ketidakmampuan dalam membiayai kuliah sehingga kurangnya pengetahuan atau keterampilan yang mendukung, ketidaksesuaian keahlian yang diajarkan di sekolah atau pelatihan yang tidak relevan dengan permintaan dunia kerja. Kemudian muncul adanya fenomena salah jurusan, umumnya diartikan ketika seseorang salah memilih jurusan dengan permintaan kerja yang rendah. Sehingga pengetahuan yang didapat tidak sesuai dengan implementasi saat di dunia kerja.

Ditambah di zaman sekarang kualifikasi persyaratan kerja kian tinggi menjadi salah satu penyebab Gen Z masih menganggur. Banyak perusahaan yang menginginkan karyawan mempunyai keterampilan yang beragam, sehingga perusahaan mensyaratkan berbagai macam persyaratan misalnya terkait minimal tingkat pendidikan, sertifikasi profesi, keterampilan yang harus dimiliki, pengalaman kerja dengan minimal waktu tertentu, bahkan terdapat batasan usia dan tinggi badan. Persyaratan-persyaratan tersebutlah yang menghambat penyerapan kerja Gen Z yang diketahui sebagian besar merupakan lulusan SMA dan SMK dengan kebanyakan mempunyai kualitas yang tidak memenuhi kriteria atau kebutuhan pasar.

Penyebab pengangguran kalangan Gen Z tersebut mengindikasi yang namanya kesenjangan keterampilan kerja yakni istilah yang menggambarkan perbedaan antara persyaratan yang dibutuhkan suatu pekerjaan dan apa yang dimiliki calon pekerja dalam hal latar belakang profesional dan keahlian. Apabila tidak segera teratasi hal tersebut dapat berdampak kepada penurunan perekonomian negara dan menurunkan kesejahteraan masyarakat.

Oleh karena itu perlu adanya solusi untuk mengurangi tingkat kesenjangan keterampilan kerja dan mengurangi resiko NEET di kalangan Gen Z Indonesia. Pemerintah haruslah mendorong peningkatan kualitas keterampilan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja sekarang. Mulai dari menyiapkan kurikulum dan materi yang sesuai dan pemberian akses pelatihan kerja bagi tenaga kerja. Selain itu Gen Z haruslah mengoptimalkan dan memanfaatkan kreativitas dan kelebihan yang mereka punya untuk mengatasi tingkat pengangguran.

 


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama