banner Guru di Persimpangan Jalan: Menegosiasikan Tanggung Jawab Administratif dan Hakikat Pendidik

Guru di Persimpangan Jalan: Menegosiasikan Tanggung Jawab Administratif dan Hakikat Pendidik



Suara Numbei News - Tulisan ini mengkaji secara kritis ketegangan antara beban administrasi yang ditanggung guru dan hakikat tugas pokok guru sebagai pendidik profesional. Dalam konteks pendidikan dasar dan menengah di Indonesia, guru dihadapkan pada tuntutan administratif yang kompleks, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pelaporan pembelajaran. Meskipun administrasi merupakan bagian integral dari profesionalisme, praktik yang berlebihan sering kali justru mengurangi efektivitas kegiatan mengajar. Tulisan ini menyoroti dampak beban administrasi terhadap kualitas pembelajaran dan memberikan refleksi atas perlunya keseimbangan antara dokumentasi kerja dan interaksi edukatif yang bermakna.

Pendahuluan

Guru merupakan ujung tombak dalam penyelenggaraan pendidikan. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menegaskan bahwa guru memiliki empat kompetensi utama, yakni kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian. Namun, dalam praktiknya, guru juga dituntut untuk memenuhi berbagai kewajiban administratif sebagai bentuk akuntabilitas profesional.

Fenomena yang terjadi di lapangan menunjukkan bahwa porsi waktu guru untuk mengerjakan administrasi pembelajaran sering kali melampaui waktu yang digunakan untuk merancang, melaksanakan, dan merefleksikan proses belajar-mengajar. Hal ini menimbulkan persoalan serius terkait efektivitas dan keseimbangan antara tanggung jawab formal dan hakikat profesi guru sebagai pendidik.

Beban Administrasi Guru dalam Perspektif Profesionalisme

Administrasi pendidikan memiliki fungsi penting dalam menjamin keteraturan dan transparansi kegiatan pembelajaran. Dokumen seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Program Tahunan, Program Semester, penilaian formatif, serta laporan hasil belajar siswa merupakan bukti formal dari perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran yang sistematis.

Namun, dalam praktiknya, beban administrasi sering kali bersifat redundan dan repetitif. Banyak guru harus menyusun dokumen yang serupa dalam format berbeda hanya untuk memenuhi tuntutan pelaporan dari berbagai sistem, seperti Dapodik, e-kinerja, atau supervisi akademik. Akibatnya, waktu dan energi yang seharusnya difokuskan pada peningkatan kualitas pembelajaran tersita untuk pekerjaan administratif yang bersifat teknis.

Menurut penelitian Kemendikbudristek (2022), sekitar 32% waktu kerja guru dihabiskan untuk kegiatan administratif non-pengajaran. Hal ini menunjukkan adanya ketimpangan antara idealisme profesi dan realitas birokrasi pendidikan yang semakin kompleks.

Tugas Pokok Mengajar Guru sebagai Hakikat Profesi

Secara normatif, tugas pokok guru adalah merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil belajar, membimbing, serta melaksanakan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah (Permendiknas No. 35 Tahun 2010). Inti dari tugas tersebut adalah proses interaksi edukatif antara guru dan peserta didik yang bertujuan mengembangkan potensi manusia secara utuh.

Guru bukan sekadar penyampai informasi, melainkan fasilitator pembelajaran, pembimbing moral, dan inspirator karakter. Dalam kerangka ini, keberhasilan guru tidak hanya diukur dari kelengkapan dokumen, tetapi juga dari perubahan sikap, keterampilan, dan pemahaman siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.

Namun, ketika beban administrasi menjadi berlebihan, fungsi-fungsi pedagogis ini terpinggirkan. Guru lebih banyak “menulis tentang mengajar” daripada benar-benar mengajar dengan reflektif. Fenomena ini menimbulkan keprihatinan karena menurunkan kualitas keterlibatan guru dalam proses pembelajaran yang sejati.

Analisis Kritis dan Implikasi

1.      Beban administrasi yang tinggi memiliki beberapa implikasi negatif terhadap kualitas pembelajaran, antara lain:

2.      Menurunnya fokus pada proses belajar-mengajar. Guru cenderung terburu-buru dalam menyampaikan materi karena harus menyelesaikan laporan administrasi.

3.      Terhambatnya inovasi pembelajaran. Kreativitas guru menurun karena energi terserap pada kegiatan pelaporan teknis.

4.      Beban psikologis dan stres kerja. Banyak guru merasa terbebani oleh kewajiban administratif yang tidak sebanding dengan waktu dan fasilitas yang tersedia.

5.      Menurunnya mutu interaksi edukatif. Hubungan guru–siswa menjadi formalistik karena guru lebih berorientasi pada kelengkapan dokumen daripada proses pembelajaran yang bermakna.

Dari sisi kelembagaan, kebijakan pendidikan perlu mengedepankan rasionalisasi administrasi dengan sistem digital terpadu yang meminimalkan duplikasi kerja. Supervisi dan akreditasi seharusnya lebih menilai kualitas proses dan dampak pembelajaran, bukan sekadar kelengkapan dokumen.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Administrasi pembelajaran merupakan bagian penting dari profesionalisme guru, namun tidak boleh menutupi hakikat tugas pokok mengajar. Guru perlu diberikan ruang dan waktu yang proporsional untuk berinovasi dalam pembelajaran tanpa terbebani oleh laporan yang berlebihan.

Rekomendasi yang dapat diajukan meliputi:

1.      Penyederhanaan format administrasi pembelajaran yang terintegrasi secara digital.

2.      Penguatan supervisi akademik yang berfokus pada proses dan dampak pembelajaran, bukan kelengkapan berkas.

3.      Pemberian pelatihan manajemen waktu dan literasi digital kepada guru agar administrasi menjadi alat refleksi, bukan beban kerja.

4.      Reorientasi paradigma kebijakan pendidikan dari “birokratisasi pengajaran” menuju “humanisasi pembelajaran.”

Dengan demikian, profesionalisme guru akan menemukan bentuk sejatinya—bukan sebagai pekerja administrasi, melainkan sebagai pendidik yang mengabdikan diri bagi kemanusiaan dan kemajuan peradaban.

 


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama