Pelacur dalam Koper, Oleh: Mhetallo Adonara (Mary, kisah kelam seorang pelacur renta di Yokohama)

Pelacur dalam Koper, Oleh: Mhetallo Adonara (Mary, kisah kelam seorang pelacur renta di Yokohama)

PELACUR DALAM KOPER

Oleh: Mhetallo Adonara

 

Ilustrasi

1//

Namanya Mary

Puan bermata ayu eksotis

Yang terpaksa menjual selangkangnya

Demi biaya hidup yang menukik

Mulanya

Ia tak seperti begitu

Semuanya berubah

Ketika suami yang dibanggakan

Menelantarkannya penuh keji

Dengan polemik

Ranjang rumah tangga

Yang terbina

Telah berkapas kuno

Yang tak semenawan lagi

Seperti waktu malam pertama

 

2//

Awalnya Mary

Tak langsung berkecimpung

Pada teras lokalisasi

Sempat ia mencari jalan dengan berdoa

Mendekatkan diri

Mendengar khotbah-ceramah

Dari petuah-petuah agama

Tapi nahas semuanya tak bermakna

Lantaran

Dakwah yang diterima

Beranting redup

Doktrin radikal

Penanam makian kepada

Keyakinan agama lain

Dan sempat juga

Ia pulang ke rumah orang tuanya

Dengan tujuan menata ulang kehidupannya

Tapi

Lagi-lagi miris sejuta miris

Kedua orang tuanya

Tak sudi lagi menerimanya

Karena tak tahan mendengar

Nyinyiran mulut tetangga

 

3//

Hingga

Tepat pukul dua

Waktu anarki

Hari Selasa

Mary

Yang terombang-ambing kebingungan

Harus kemana

Akhirnya memilih bekerja di salah satu diskotik ternama

Lampion metropolitan

Di sana

Walaupun klitorisnya sudah tak utuh

Ia masih saja bisa memuaskan

Birahi nafsu om-om berkumis

Berkantong jutaan rupiah

 

4//

Sontak

Kabar kepiawaiannya

Bergoyang di atas ranjang

Menyebar dari telinga ke telinga

Sampai akhirnya

Tuan-tuan politisi pun mulai

Mengantri menyewa jasa basah celana dalamnya

Dalam durasi yang bahkan satu Minggu

Minim jeda

Mary pun

Hanya bisa menerima

Tanpa bisa menggerutu

Toh

Hanya ini yang mampu dilakukan untuk bertahan hidup

Walaupun kata orang

Apa yang perbuat adalah dosa

Yang akan ditagih api neraka

 

5//

Denyut waktu

Kian bergulir tanpa henti

Mary

Yang telah lama

Menjadi primadona

Pemuas syahwat laki-laki kesepian

Kembali bertemu dengan mantan suaminya

Yang sekarang duduk di bangku paripurna

Antara kaget bercampur emosi

Mary pun terpaksa membalas

Salam dari mantan suaminya yang

Rupanya berniat menyewa jasanya

Mary

Yang sebenarnya merasa terhina

Pun hanya bisa mengangguk

Menerima sekantung rupiah yang

Diberikan oleh suaminya

Sebab dengan alibi

Kebetulan

Saat itu sudah jarang sekali Mary

Menerima pemasokan rupiah yang

Dikarenakan teror pandemik

Dan rupanya

Hari itu adalah hari

Terakhir Mary bernafas

Di tengah gemerlapnya lampu disko

Lantaran

Di esok harinya

Tubuh Mary telah tercerai berai

Dalam koper bertulis

"Perempuan seperti mu pantas menerima ini

Jika berani melawan ku"

 

6//

Usut demi usut

Hal tersebut adalah perbuatan

Suaminya yang kelayapan resah

Pada kabar tentang namanya

Yang ia dengar dari teman kantornya

Penikmat jasa Mary

Rupanya hal itu dilakukan

Mary

Untuk menjatuhkan nama suaminya

Yang diketahui telah menikah lagi

Dengan putri pemilik

Fraksi terkemuka

Hukum pun

Segera turun tangan

Menangani kasus tersebut

Tapi

Sekali lagi semuanya

Akan sia-sia

Karena

Biar bagaimanapun mantan suaminya Mary

Adalah orang berkuasa yang mampu

Menumpulkan aturan demi menutupi aib sendiri

Sehingga

Bisa dikatakan kasus pelacur

Dalam koper

Hanyalah angin lalu

Yang takkan mungkin mendapatkan keadilan

 

Jayapura, 29- Januari 2021


Lihat Juga:


Mary, kisah kelam seorang pelacur renta di Yokohama



Wanita cantik itu dikenal dengan nama Mary. Ia pandai berbahasa Inggris, bermain musik, juga memiliki tulisan tangan yang indah. Namun hidup Mary tak seindah yang dibayangkan. Ia kabur ke Yokohama setelah ayahnya meninggal dunia dan semua harta kekayaan jatuh ke tangan sang adik. Mulailah kehidupan Mary meredup. Ketika itu tahun 1945.

Berbekal kecerdasannya, Mary melamar sebuah iklan pekerjaan yang dikhususkan bagi wanita muda seumurnya untuk bekerja di sebuah klub asing. Tempat tinggal, pakaian, makanan disediakan, termasuk gaji yang tinggi. Mary tidak tahu jika lowongan tersebut dibuat oleh Departemen Kepolisian Metropoitan Tokyo RRA, dimana wanita-wanita muda Jepang direkrut untuk menjadi pemuas tentara Amerika yang saat itu menduduki Jepang.

yokohama.art.museum


Setiap hari, Mary melayani 55 tentara tanpa bisa menolak. Puncaknya di tahun 1946, program keji yang disponsori pemerintah itu dibubarkan. Mary dibuang ke jalanan, tanpa bayaran, tanpa memiliki harga diri lagi. Mary kehilangan semuanya, kecuali janji seorang tentara Amerika untuk menikahinya dengan memberi Mary sebentuk cincin jambrud. Sayang, penantian Mary tak kunjung tiba hingga 50 tahun kemudian.

Mary hidup menggelandang di jalanan Yokohama sepanjang usia. Ia menjadi “Ratu” di sana, dan tak pernah mau pergi karena khawatir si tentara Amerika pujaan hatinya akan datang mencari. Berkali-kali Mary diamankan polisi karena laporan warga yang takut melihat Mary, yang kerap terlihat mengenakan make-up tebal dan berjalan menggeret koper. Mary selalu bahagia bila ada pria yang menyapanya, seolah mengembalikan kenangan kala ia diinginkan dan dirindukan. Namun keberadaan Mary sering dianggap mengganggu ketertiban umum.

Pernah ada beberapa orang baik yang berkenan menampung Mary, namun tak bisa menghalangi Mary untuk tetap “beredar” di jalanan Yokohama. Termasuk mencegahnya tak ber-make up dan berpakaian seolah primadona di masa lalu, padahal umur Mary semakin senja dan seluruh kisah Mary berakhir di usia 83 tahun. Kehidupan Mary dipotret dalam sebuah film dokumenter berjudul “Yokohama Mary”, sebuah gambaran ironis sejarah Yokohama di masa lalu yang menggerus kehidupan seorang wanita bernama Mary.

 

Artikel ini diambil dari:

http://www.petnyaku.com/people-stories/mary-kisah-kelam-seorang-pelacur-renta-di-yokohama/

 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama