Tangis Pecah Saat Tabur Bunga di lautan lepas Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu

Tangis Pecah Saat Tabur Bunga di lautan lepas Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 di Kepulauan Seribu


Keluarga korban pesawat jatuh Sriwijaya Air SJ melakukan tabur bunga dari atas Kapal KRI Semarang, di Kepulauan Seribu, Jumat (22/1/2021).(Liputan6.com/ Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta - Tangis keluarga korban penumpang Sriwijaya Air SJ 182 pecah, saat detik-detik penghormatan upacara tabur bunga di Kepulauan Seribu dimulai. Doa dihaturkan kepada mereka para korban insiden jatuhnya pesawat tersebut.

"Semoga keluarga ditinggalkan diberi ketabahan, keikhlasan dan yang meninggalkan diberi tempat terbaik oleh Tuhan Yang Maha Esa," ujar doa dari pemuka agama sebelum upacara tabur bunga dimulai dari atas Kapal KRI Semarang, di Kepulauan Seribu, Jumat (22/1/2021).

Satu per satu perwakilan keluarga korban Sriwijaya Air membawa baki berisi kelopak mawar merah dan putih. Kru Pilot, pramugari, dan sederet keluarga penumpang menebar bunga tersebut ke laut.

"Kita tengah berada di titik jatuhnya pesawat SJ 182," ujar komando kapal dari pengeras suara.

Seketika, suara tangis terdengar mengencang di KRI Semarang. Tidak ada kata yang terucap, hanya air mata menetes dan pelukan yang saling menguatkan.

Selamat jalan Sriwijaya Air SJ 182, segenap tim redaksi Liputan6.com turut berduka. Semoga seluruh jiwa yang meninggal mendapat ketenangan di sisi-Nya.

Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 dinyatakan hilang kontak pukul 14.40 WIB, sesaat setelah lepas dari Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Sabtu sore, 9 Januari 2020 pukul 14.36 WIB di sekitar perairan Kepulauan Seribu.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.


 Lihat Juga:

Puisi Ungkapan Duka Untuk Korban Pesawat Sriwijaya Air, SJ 182 Yang Jatuh (Sajak Duka di Jalan Setapak, Mereka Terbang Menembus Awan)

Ayah Tunggu Aku di Penjemputan (Ungkapan Hati Untuk Korban Sriwijaya Air SJ-182)

Video Momen Haru, Tabur Bunga Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 di Lautan lepas (Kepulauan Seribu)


Operasi pencarian resmi dihentikan

Keluarga korban pesawat jatuh Sriwijaya Air SJ melakukan tabur bunga dari atas Kapal KRI Semarang, di Kepulauan Seribu, Jumat (22/1/2021).(Liputan6.com/ Muhammad Radityo Priyasmoro)

Basarnas resmi menghentikan pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak.

"Mulai Kamis 21 Januari 2021 pada pukul 16.57 WIB, operasi SAR (search and rescue) terhadap kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu secara resmi, saya nyatakan ditutup atau penghentian," ujar Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito di JICT 2 Jakarta, Kamis.

Keputusan tersebut diambil setelah melalui pertimbangan taktis, hasil temuan korban, efektifitas, pertemuan dengan keluarga korban, hingga rapat bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Bagus mengatakan, meski dinyatakan penghentian operasi, pihaknya melaksanakan operasi lanjutan yaitu berupa pemantauan dan monitor secara aktif mengenai perkembangan pencarian.

"Bila di kemudian hari ada laporan dari masyarakat yang melihat dan menemukan yang diduga bagian dari korban ataupun korban kepada Basarnas, kami akan merespons untuk menindaklanjuti temuan tersebut," kata dia.



Potret Haru Momen Tabur Bunga Sriwijaya Air
















 

Sumber Berita:

https://www.liputan6.com/news/read/4463965/tangis-pecah-saat-tabur-bunga-keluarga-korban-sriwijaya-air-sj-182

https://news.detik.com/foto-news/d-5344152/potret-haru-momen-tabur-bunga-sriwijaya-air


 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama