7 Pahlawan di Balik Kemerdekaan Indonesia yang Sering Terlupakan

7 Pahlawan di Balik Kemerdekaan Indonesia yang Sering Terlupakan

Ilustrasi H.O.S. Tjokroaminoto. tirto.id/Gery




Setapak rai numbeiSejarah memang pelajaran yang membosankan bagi sebagian besar orang, seringkali banyak anak-anak yang mengeluh dan mengantuk saat sedang mempelajari materi sejarah. Padahal sejarah adalah momen masa lalu yang menjadi dasar dalam kehidupan.

Seringkali kita tidak peduli dan tidak mau tahu apa yang terjadi di masa lalu. Memang mungkin akan menyakitkan atau menyedihkan jika kita mengetahui apa yang terjadi di masa lalu. Namun setidaknya kita harus mengetahui apa yang terjadi di masa lalu agar kita dapat lebih peduli, menghargai, menghormati, dan juga bersyukur dengan kehidupan kita sekarang ini. Terutama untuk generasi millennial di Indonesia yang telah mengalami degradasi nasionalisme. Jangankan mengetahui sejarah semua negara, negaranya sendiri saja bahkan belum tentu mereka memiliki keinginan untuk mengetahuinya.

Di belakang panggung merdekanya Indonesia, ada banyak tokoh-tokoh yang berjuang dan rela mati memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Namun, jika ditanya siapa saja tokoh-tokoh kemerdekaan Indonesia, seringkali kita hanya mengetahui dan mengenali tokoh pahlawan yang ada di selembar uang seratus ribuan, yakni pasangan proklamator Indonesia Soekarno-Hatta. Padahal di balik kedua tokoh utama tersebut ada banyak tokoh-tokoh lain yang tak kalah penting dalam membantu kemerdekaan Indonesia. Siapa sajakah mereka?

1.    Muhammad Yamin

 


Muhammad Yamin adalah seorang pemikir sejarah, sastrawan, ahli bahasa, politisi, dan ahli hukum di samping menjadi tokoh pergerakan nasional. Ia lahir di Talawi, Sawah Lunto pada tanggal 23 Agustus 1903. Ia merupakan salah satu bapak bangsa Indonesia selain Soekarno, Hatta, Tan Malaka, Sutan Sjahrir, Hamengku Buwono IX, Tjokroaminoto, dan Douwes Dekker, yang ikut serta dalam penyusunan UUD 1945 dengan mencetuskan 5 asas dasar negara Indonesia dalam sidang BPUPKI.

Sederet kisah kontroversi yang menyelimuti Muhammad Yamin akan dikisahkan secara lengkap dalam buku berjudul Buku Saku Tempo: Muhammad Yamin, seperti menyembunyikan naskah otentik perumusan dasar negara, mengaku berpidato, dan menyerahkan rancangan hukum dasar mirip UUD 1945. Muhammad Yamin konon juga merupakan pencipta figur Gajah Mada. Serial buku ini mereportase ulang kehidupan para pendiri republik. Mulai dari pergolakan pemikiran, petualangan, ketakutan, hingga kisah cinta dan cerita kamar tidur mereka.

2.    Soedirman



Jenderal Besar Soedirman lahir di Bodas Karangjati, Rembang, Purbalingga, 24 Januari 1916. Ayahnya bernama Karsid Kartawiuraji dan ibunya bernama Siyem. Soedirman merupakan salah satu tokoh besar di antara sedikit orang lainnya yang pernah dilahirkan oleh suatu revolusi. Saat usianya masih 31 tahun ia sudah menjadi Jenderal dan merupakan salah satu tokoh besar di masa revolusi. Jasa-jasanya sangat dikenang dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Kisah Panglima Besar Jendral Soedirman dalam mempertahankan bangsa Indonesia akan dijabarkan dalam buku berjudul Buku Saku Tempo: Soedirman.

Soedirman yang sakit tetap memimpin pasukan berperang dan mengkonsolidasikan tentara untuk bergerilya mempertahankan Tanah Air tercinta, meski hal itu harus membuatnya ditandu keluar masuk hutan selama 8 bulan.

Kisah tentang Soedirman ini diangkat dari liputan khusus Majalah Berita Mingguan Tempo November 2012 dan dijadikan dalam bentuk buku saku kecil. Buku ini akan mengupas, menguak, dan membongkar mitos dan berbagai sisi kehidupan para perwira militer yang dinilai mengubah sejarah.


Lihat Juga:

Sering terlupakan, ternyata 9 Peristiwa ini menjadi acuan terbentuknya kehidupan modern loh

Wonder Women Sejati, Kisah Nyata Surani Sebagai Montir Bengkel Mobil di Sragen

Wonder Woman sejati yang hidup 2.000 tahun lalu


3.    Bung Tomo

 


Sutomo atau yang akrab disapa Bung Tomo, lahir di Surabaya, 3 Oktober 1920. Ia adalah pahlawan yang terkenal dalam membangkitkan semangat rakyat melawan kembalinya penjajah Belanda. Perjuangan tersebut berakhir dengan pertempuran 10 November 1945 yang hingga kini diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Pada masa penjajahan Jepang ia menjadi wartawan kantor berita Domei. Pidato-pidatonya selalu meneriakkan “Allahu Akbar” dan mengobarkan semangat pejuang menentang tentara Sekutu. Sosoknya terekam kuat dalam potret diri yang mengacungkan telunjuk dan tatapan mata tajam. Bung Tomo adalah tokoh “pemberontak” termasyhur.

Kisahnya terangkum lengkap dalam sebuah buku berjudul Buku Saku Tempo: Bung Tomo. Buku ini adalah buku yang tepat jika kamu ingin mengetahui kisah nyata dan mitos sang pahlawan kemerdekaan ini dalam mempertahankan Indonesia. Selain itu buku ini juga akan menceritakan kisah-kisah lainnya yang jarang diketahui orang seperti Bung Tomo naik haji dengan menggadaikan lukisan, hingga akhir kisah perjalanan hidup Bung Tomo yang berakhir di Arafah.

4.    Tjokroaminoto

 

Haji Oemar Said Tjokroaminoto

Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau yang dijuluki “Raja Tanpa Mahkota” oleh pemerintah Belanda ini adalah penempa para tokoh pergerakan nasional. Ia lahir di Kabupaten Ponorogo, 17 Desember 1934. Tjokroaminoto adalah tokoh penentang feodalisme dan merupakan guru politik serta induk semang Presiden Sukarno serta tokoh pergerakan lain, seperti Semaoen, Musso, Alimin, dan Kartosoewiryo. Pidato dan tulisannya juga menginspirasi puluhan ribu orang dan menumbuhkan semangat kebangsaan.

KIsah Tjokroaminoto diceritakan dalam buku berjudul Buku Saku Tempo: Tjokroaminoto. Buku ini akan menceritakan kisah seorang pemimpin yang berhasil membuat Sarekat Islam berubah dari organisasi saudagar batik pribumi menjadi gerakan politik yang besar dan kuat. Kisah Tjokroaminoto adalah satu dari sembilan cerita tentang para bapak bangsa: Sukarno, Hatta, Tan Malaka, Sutan Sjahrir, Muhammad Yamin, Hamengku Buwono IX, Tjokroaminoto, dan Douwes Dekker.

Lihat Juga: Potret Bersejarah Pak Soeharto Saat Naik Mobil Kijang Jadul, Gagah Betul! (Sejarah Toyota Kijang Dari Generasi ke Generasi)

5.     Hamengkubuwono

 


Hamengkubuwono lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat pada tanggal 12 April 1912, ia adalah seorang Raja Jawa yang bernama kecil Gusti Raden Mas Dorodjatun. Ia telah memiliki sikap egaliter sejak kanak-kanak dan tak pernah merasa malu tanpa pelayanan abdi yang berlebihan. Sepak terjangnya sebagai penyokong kaum republiken tak pernah berhenti. Ia adalah satu dari bapak pendiri bangsa Indonesia.

Kisah hidup Hamengkubuwono yang lengkap dengan berbagai kejadian bersejarah ini pun dikupas lengkap dalam buku berjudul Buku Saku Tempo: Hamengkubuwono IX.

6.     Daud Beureueh

 


Teungku Daud Beureueh lahir di Kabupaten Pidie, 17 September 1899. Ia adalah tokoh yang berpengaruh, namun jarang diketahui banyak orang. Dia adalah orang yang menyambut proklamasi kemerdekaan Indonesia 1945 dengan sumpah setia. Ia juga merupakan tokoh yang menghimpun dana masyarakat Aceh untuk membiayai perjuangan militer dan diplomatik RI melawan tekanan Belanda.

Kisah Daud Beureueh sebagai ulama dan tokoh masyarakat karismatik Aceh akan dikupas dan dijabarkan dalam buku berjudul Buku Saku Tempo: Daud Beureuh. Inilah kisah ulama yang dikhianati, kisah perlawanan daerah terhadap kekuasaan pusat yang mengekang.


7.     Chairil Anwar

 


Chairil Anwar lahir di Medan 26 Juli 1922. Ia bukanlah sastrawan yang hanya merenung di balik meja lalu menulis puisi. Ia adalah sosok sastrawan yang tegas melawan kolonialisme lewat karya-karya sastranya. Sajak “Diponegoro” misalnya, ia tuliskan untuk mengungkap sosok Diponegoro yang menghadapi Belanda dan menggelorakan kembali semangat juang. Selain itu ada juga sajak, “Karawang-Bekasi” yang ditulis berdasarkan pengalamannya saat agresi militer Belanda I pada 21 Juli 1947.

Puisi Chairil berhasil mencuatkan namanya sebagai pelopor angkatan 45 yang mendobrak angkatan sebelumnya. Terkenal dengan potret diri yang ikonik dalam pose menghisap sebatang rokok, Chairil menghasilkan sajak-sajak yang memperkaya khazanah sastra Indonesia.

Kisah Chairil di masa sesudah kemerdekaan dan sikap juang Chairil yang kuat dikisahkan dalam Buku Saku Tempo: Chairil Anwar.

 

Nama-nama tokoh di atas mungkin tidak semuanya kita ketahui. Namun tidak ada kata terlambat untuk mengetahui dan lebih dekat dengan sejarah dan tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam memerdekakan Indonesia.

Memupuk rasa nasionalisme di dalam diri generasi zaman sekarang ini memang tidak mudah. Pilihannya ada di tangan kita apakah kita mau memupuk sikap peduli atau tidak peduli, karena hidup adalah pilihan.

 

*** Artikel ini diambil dari: https://www.gramedia.com/blog/7-pahlawan-kemerdekaan-sering-terlupakan-di-balik-merdekanya-indonesia/#gref


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama