Kasihan sekali.
Sebagian orang tua tak mau merepotkan anaknya. Oleh
sebab itu, mereka memilih untuk mencari nafkah sendiri meski sudah berumur dan
fisiknya tak muda lagi. Hal serupa juga dilakukan oleh seorang kakek yang
tinggal di Malang, Jawa Timur.
Kakek yang tak diketahui namanya ini, adalah seorang
penjual buah. Beliau menjajakan dagangannya yang berupa pisang dan beberapa
buah lainnya menggunakan gerobak kayu miliknya.
Saat ditemui oleh pemilik akun TikTok @my.thiyakkk,
beliau sedang tidur di pinggir jalan malam-malam. Dia pun terpaksa membangunkan
kakek ini untuk membantu melariskan dagangan beliau. Meski sudah berusia
lanjut, beliau tetap mengais rezeki untuk menyambung hidup bahkan sampai malam
begini.
Lihat Juga:
- Potret Bocah Jual Bakpao Keliling, Ditanya Alasan Cari Uang Jawabannya Bikin Terharu
- Potret Perjuangan Bocah Tuna Netra Hidup Tanpa Orangtua
- Salut! Buah Perjuangan Mahasiswi Yatim-Piatu di USU: Lulus-Dapat Motor dari Rektor
- Ternyata Cinta Yang Menguatkan; Ad Multos Annos (Secarik Kertas Refleksi)
Saat itu, beliau berada di depan Kampus 1 UMM yang
berada di dekat Jalan Ijen. Bagi yang pernah berjumpa dengan kakek ini, bantu
lariskan dagangan beliau ya. Berikut ini video yang dibagikan oleh
@my.thiyakkk.
Warganet memberikan banyak balasan dalam video yang
viral di TikTok tersebut. Ini beberapa di antaranya.
@silvia a.k: Ya
Allah semoga bapaknya banyak rejeki, aamiinnn.
@user7388200259221:Dengan nenolong org2 yg lemah, itu artinya bahwa kita bisa buat TUHAN
tersenyum dari surga.. krn tujuan hidup kita adalah saling menolong.
@NURAFIFAH146: Ya
Allah semoga kake itu dapat nikmat yang banyak amin.
Salah satu
netizen membalas bahwa kakek ini sebenarnya tak mau merepotkan anaknya,
sehingga beliau memilih untuk berjualan sendiri. Meski sang anak sudah
memintanya untuk berhenti tetapi beliau tak mau dan terus jualan. Semoga sehat
selalu kek dan dilimpahkan rezekinya.
Selagi Masih Ada Kesempatan,
Membahagiakan Orang Tua Perlu Jadi Setinggi-tingginya Tujuan
Mungkin
saat ini kamu bukanlah pribadi yang memiliki banyak waktu luang. Jangankan
menyempatkan diri mengobrol bersama keluarga, meluangkan waktu untuk diri sendiri saja rasanya
begitu susah. Berangkat pagi, pulang malam sekali. Pun sekarang, meskipun kerja
dari rumah tapi sebagian waktunya tersita akan pekerjaan.
Sibuk
mengejar mimpi, kamu tidak sempat lagi melihat senyum di
wajah orangtua yang kamu cinta. Padahal niatmu berusaha keras adalah untuk
membanggakan mereka. Dan berapa lama lagi sih waktu yang kamu punya untuk
mengukir senyum di wajah mereka?
Setelah menjadi orang tua,
ayah-ibumu memangkas habis ego mereka. Semua keputusan diambil untuk
kepentinganmu–malaikat kecilnya
Ayah
dan ibumu tentu tidak pernah mengatakan padamu betapa banyak yang harus
mereka korbankan untuk membesarkan anak kesayangannya. Malam-malam yang
tadinya bisa dilewati dengan tenang kini terganggu dengan tangis bayi mungil
kelaparan. Mereka juga harus berhemat demi memastikan kaleng susumu masih cukup
sampai akhir bulan. Semua ini disimpan jadi rahasia karena mereka tak ingin
kamu merasa berhutang pada orangtua.
Bisa
jadi pulangnya ayah di tengah malam, dikarenakan pekerjaan tambahan
yang dia ambil untuk menambah uang karena bajumu yang terlalu cepat kekecilan.
Selepas masa kecil, kebutuhanmu pun kian memuncak. Kini tidak hanya harus
berjibaku membeli popok dan membayar uang imunisasi saja, mereka juga harus
memikirkan besaran uang sekolah yang harus dibayar tepat pada waktunya.
Deretan
kosmetik mahal dan baju dari merek terkenal tidak lagi ada di lemari ibumu.
Besaran pendapatan yang tidak seberapa harus diatur sedemikian rupa agar semua
keperluan bisa terbayar. Ayahmu juga harus menahan lonjakan keinginan untuk
mengoleksi aneka barang antiknya. Alasannya pun sederhana, uang yang biasa ia
belikan lemari hias kuno dialokasikan untuk membayar asuransi kesehatan
malaikat mungil kesayangannya.
Tak hanya demi memenuhi kebutuhan.
Mereka pun membanting tulang agar bisa mengatakan “iya” pada setiap keinginan
“Masihkah kamu mengingat saat ingin sekali
memiliki boneka dan menangis agar orang tuamu membelikannya?”
Setiap
anak memilikinya. Meminta orang tua membelikan barang impian hingga
memaksa-maksa. Karena itu, orang tua berjuang tak hanya demi memenuhi
kebutuhanmu. Mereka pun akan membanting tulang demi bisa memenuhi keinginanmu.
Orang
tuamu tidak selalu memiliki cukup uang ketika kamu datang dengan deretan
kemauan. Ingin dibelikan sepatu baru, playstation seri terbaru, atau mungkin
laptop seperti milik sepupumu. Mereka tak akan langsung bilang ‘tidak’, namun
sebisa mungkin akan berusaha membelikannya untukmu. Tidak ada alasan yang lebih
dalam, keduanya hanya ingin mencetak rasa bahagia di wajah anaknya yang mereka
begitu cinta.
Tahun-tahun terlewati. Mereka tak ragu mengencangkan ikat pinggang dan mematikan keinginan pribadi demi menggenapi hidup sang buah hati
Bagi
kedua orang tua tidak ada yang lebih melegakan dari tergenapinya semua kebutuhan
dan keinginan sang anak. Walau harus menahan rasa lapar dan mengesampingkan
semua kehendak, tapi itu semua tidak akan dilihat sebagai bentuk kerugian.
Pengorbanan dan ketulusan mereka seringkali terpancar lewat kalimat seperti:
“Udah
dimakan aja sama kamu, ibu masih kenyang kok.”
“Mas
dulu aja yang beli baju, ntar kalau ada sisa uang baru Bapak.”
Terkesan
sederhana memang, tapi jika semua itu dilakukan karena rasa cinta yang begitu
dalam untukmu. Mereka memprioritaskan semua yang berkaitan dengan sang anak di
atas segala hal. Sebesar apapun keinginan atau kebutuhan orangtua, bila itu
berbenturan dengan kepentingan si buah hati maka mereka tak akan ragu
memundurkannya ke belakang.
Ayah-ibu jelas tidak meminta
imbalan. Namun di hari yang sudah semakin senja, tidak inginkah kamu menorehkan
senyum di wajah mereka?
Jika
mau sedikit saja membuka corong ingatan, tentu akan ada sangat banyak jejak
perjuangan orangtuamu di dalam sana. Baju yang kamu kenakan kini, rumah yang di
tinggali hingga saat ini, bahkan sampai lembaran ijazah dengan namamu itu
semua adalah bukti rasa cinta mereka kepada anaknya. Sebisa mungkin
orangtua selalu berusaha memberikan kenyamanan kepada darah daging yang begitu
dikasihi.
Kini
anaknya yang mungil sudah bermetamorfosis jadi pria atau wanita dewasa.
Kamu juga telah memiliki kemampuan untuk membahagiakan mereka. Di tubuh yang
semakin sudah renta, mereka butuh pundakmu yang kuat untuk bersandar hingga
waktu menutup mata itu tiba. Isilah kesempatan itu dengan usaha sebaik-baiknya.
Waktu mereka punya tidak akan lagi
lama. Membahagiakan mereka adalah kewajiban yang harus dituntaskan selagi masih
ada
Kesibukan melakoni
pekerjaan atau tugas kuliah tak ayal membuatmu tak lagi cukup waktu untuk
bercengkerama dengan orangtua. Sepulangnya kamu dari segala aktivitas harian,
hal yang paling diinginkan adalah selimut hangat dan empuknya peraduan. Kamu
lupa, bahwa mereka ingin pula kamu ajak bicara, mendengarkan cerita anaknya.
Di
akhir pekan pun kamu sudah sibuk dengan aneka janji pergi bersama teman
terdekat atau pasangan. Menghabiskan malam sampai pagi hari dilakukan, demi
melepas penat karena harus berjibaku dengan target pekerjaan yang memusingkan.
Lagi-lagi kamu lupa, bahwa di rumah sana ada orangtua yang kebahagiaannya
menjadi tugasmu yang tidak boleh terlupa.
Memang
bukan salahmu menghabiskan banyak waktu meraih cita-cita dan berteman
sebanyak-banyaknya. Ayah dan ibu juga akan merasa senang melihat keberhasilan
yang diukir oleh anak tercintanya. Namun yang jadi pertanyaan, sudahkah kamu
menyediakan cukup waktu dan tenaga untuk membahagiakan mereka?
Kita jelas tidak akan pernah tahu
batas hidup yang dipunya. Selagi masih ada waktu tersisa, bahagiakanlah mereka
sebaik yang kita bisa
Orangtua
jelas tidak akan menuntut banyak dari anaknya. Di hari tua, hal yang paling
mereka inginkan adalah topangan menjalani sisa hari yang dipunya. Perhatian dan
kasih sayang yang kamu berikan akan jadi bentuk balasan yang paling dirindukan.
Mengusap punggung ibumu yang sedang batuk karena kesehatan yang menurun atau
sekedar mendengar cerita masa muda ayah sudah cukup membuat mereka tersenyum.
Untuk
itu selagi masih ada waktu dan kesempatan, cobalah untuk lebih banyak
mengukir bahagia di wajah yang semakin menua itu. Karena jika hari terakhir
mereka datang kamu tidak akan pernah menyesal karena belum sempat membahagiakan
bapak dan ibumu. Untuk semua yang telah mereka lakukan, buatlah mereka bahagia
selagi masih ada masa tersisa.
Artikel ini diambil dari:
https://m.diadona.id/d-stories/cerita-pilu-seorang-kakek-penjual-buah-tidur-di-pinggir-jalan-sampai-malam-walau-sudah-tua-renta-200.html?fbclid=IwAR2N1Be3uru1NyWhPaAO8jVTacpRssfHUff4DcDd0X-Q2xxDs0dUYafFf_I
https://www.hipwee.com/motivasi/selagi-masih-ada-kesempatan-membahagiakan-orangtua-harus-jadi-setinggi-tingginya-tujuan/