Ternyata Cinta Yang Menguatkan; Ad Multos Annos (Secarik Kertas Refleksi)

Ternyata Cinta Yang Menguatkan; Ad Multos Annos (Secarik Kertas Refleksi)




Sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat dan doa untuk siapa saja yang merayakan hari jadinya pada hari ini. "Selamat Ulang tahun semoga sehat, sukses dan Allah senantiasa melindungimu dengan cinta kasih-Nya, semoga doa-doa yang terungkap dikabulkan-Nya, Amin"

Why do we celebrate birthdays?

Hadirnya jiwa dan raga kita dalam kehidupan orang-orang terdekat kita merupakan suatu anugerah. Tatkala mata kita menatap dunia untuk pertama kalinya, yaitu saat kita terlahir ke dalam dunia fana ini, orangtua serta kerabat dekat mereka sangat berbahagia (meski terkadang terdapat beberapa kasus bayi yang lahir tidak direstui orangtuanya). Maka tak heran, hari atau tanggal kelahiran kita dinilai sebagai momen yang istimewa sehingga hal ini merupakan sesuatu yang pantas untuk dirayakan secara seremonial. Hari ulang tahun juga merupakan penanda genapnya umur kita berganti dengan angka selanjutnya. Bergantinya umur dianggap sebagai habisnya suatu bab dalam hidup kita dan kemudian dilanjutan dengan lembaran baru berikutnya.

Pemaknaan ulang tahun berganti seiring bertambahnya usia kita. Ketika diri kita belum mencapai usia matang, atau belum baligh, ulang tahun merupakan hari yang ditunggu. Hal tersebut dikarenakan si anak mendapat sesuatu yang tak biasa ia dapat pada hari lainnya. Bagaimana tidak, umumnya pada hari ulang tahun sang anak dimanjakan dengan berbagai macam hal, entah itu merupakan afeksi dan perhatian tambahan dari lingkungan sekitar, terwujudnya angan sang anak untuk memiliki mainan baru, atau mungkin sekedar mendapat makanan tambahan. Definisi ulang tahun yang bermakna hari “berpesta” terekam dalam alam bawah sadar pada kebanyakan anak, sehingga ulang tahun secara otomatis akan dikaitkan dengan hari yang penuh kesenangan dan berpusat pada diri kita. Beranjak remaja, hari ulang tahun merupakan salah satu momen di mana pengakuan teman-teman terhadap dirinya mencapai titik optimum, dan bagi remaja apa sih yang lebih penting dari pengakuan atas dirinya? Puncaknya, tak jarang sebagai lambang gengsi, pengadopsian budaya barat berupa sweet seventeen party adalah suatu keniscayaan bagi beberapa kaum. Alasannya, masyarakat luas menganggap usia 17 tahun merupakan usia peralihan dari remaja menuju dewasa. Berbeda lagi jika orang dewasa yang merayakan ulang tahun, biasanya perayaan yang diselenggarakan lebih sederhana namun lebih menitikberatkan kepada hal-hal simpel yang berbobot.

Namun pernahkah Anda merasa hampa ketika hari kelahiran Anda berada di depan mata? Hari ulang tahun pada dasarnya tak memiliki perbedaan mendasar dengan hari lainnya. Waktu tetap bergulir secara relatif selama 24 jam dalam sehari, bumi tetap berotasi sebagaimana mestinya, dan fisik kita tak mengalami perubahan secara signifikan. Teman-teman tak hentinya mengucapkan selamat dan memanjatkan doa agar kebaikan senantiasa terus mendampingi kita, tetapi apa bedanya dengan doa di hari ulang tahun dengan hari lainnya? Toh Tuhan tidak menjadikan hari ulang tahun seseorang sebagai hari di mana panjatan doa lebih didengar. Ulang tahun hanyalah momen kosong lainnya yang penuh ilusi akan arti kebahagiaan.

Sebenarnya perspektif kita lah yang menjadikan bernilainya suatu momen, entah nilai positif maupun negatif. Seorang pesimis yang mengutuki hidup mungkin memandang hari ulang tahun sebagai hari laknat karena pada hari tersebut penderitaannya di dunia ini dimulai. Sebaliknya, orang yang positif melihat ulang tahun sebagai anugerah sekaligus waktu untuk merefleksikan hidupnya. Tak hanya ulang tahun saja, segala macam fragmen kehidupan kita menjadi bernilai berdasarkan cara kita melihat peristiwa tersebut. Ada orang yang merasa hidupnya flat, tak ada hal menarik sebab ia merasa tak ada yang spesial dari keseharian yang telah ia alami. Ada juga orang yang penuh cerita, hidupnya seolah hanya terisi oleh hal-hal seru dan menarik, seperti segala macam petualangan berputar dalam orbit kehidupannya. Semuanya bersifat relatif, tergantung bagaimana cara kita memberi nilai kepada peristiwa tersebut, sehingga pemaknaan ulang tahun kembali lagi kepada diri kita masing-masing.

Kembali kepada topik utama, bagaimanakah sebaiknya kita memandang hari ulang tahun? Saya tak akan membahas apa hukum merayakan ulang tahun dalam ilmu agama sebab kapasitas ilmu saya belum cukup untuk mengupas hal tersebut. Penulis berpendapat bahwa pada intinya, janganlah merayakan ulang tahun secara berlebihan. Penulis memandang ulang tahun sebagai waktu untuk merefleksikan segala tindakan selama kita hidup. Jadikan momen tersebut untuk berkumpul bersama orang-orang tersayang, aamiin-kan segala doa yang terucap oleh setiap insan. Tambahan, janganlah kita mengkultuskan hari ulang tahun sebagai ritual wajib atau suatu hal yang bernilai ibadah. Cukup berikan doa dan hal-hal yang dapat mendukung diri orang yang bersangkutan untuk menjadi pribadi yang semakin baik.

Pada dasarnya setiap detik yang berdetak merupakan hal yang istimewa, because time is the ultimate entity that can’t ever be repeated, bahkan direplika sekalipun. Karena itu sudah seyogyanya kita sebagai manusia untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik mungkin, hidup kita sangatlah singkat (ditandai dengan ulang tahun, tentunya) untuk dihabiskan kepada hal-hal yang menyia-nyiakan.

Usia bisa kita umpamakan seperti sepotong kayu yang dibakar api. Jika kayu itu sepanjang satu meter mata semakin lama kayu tersebut bukan semakin panjang, namun semakin pendek dan terus memendek, sampai akhirnya apipun mengakhiri pembakarannya. Usia juga bisa kita umpamakan air pada sebuah ember, tiap saat segela demi segelas air dalam ember tersebut diambil, semakin hari maka isi air dalam ember tersebut akan habis dan emberpun menjadi kosong tak berisi. Banyak lagi perumpamaan yang dapat kita buat berkait usia/umur.

Berkait dengan bertambahnya usia secara kuantitas maka secara kualitas kondisi fisikpun semakin menurun, semakin bertambah semakin menurun, tingkat penurunan kualitas fisik ada yang langsung drop and down, namun ada pula yang tampak begitu lambat penurunannya. Hal ini berkait erat dengan penyikapan hidup dan manajemennya atau bahasa simplenya gaya hiduplah. Begitulah kehidupan dan prosesnya.

Kita kembali ke masalah utama ulang tahun. Ulang tahun bukan mengulang tahun yang sudah berlalu, namun ulang tahun adalah bertemunya penanggalan usia kelahiran atau berulangnya penanggalan awal kelahiran namun pada tahun yang berbeda. Perbedaan tahun karena pengaruh penanggalan sedang penanggalan itu sendiri berubah seiring perubahan alam, perputaran dan pergantian silih bergantinya siang dan malam, matahari dan bulan.

Saat seseorang merayakan ulang tahun, ia akan diberikan selamat berupa doa-doa, seperti panjang umur, sehat, rezeki, jodoh, anak dan lain-lain. Saat lagu ulang tahun dikumandang dengan syair panjang umurnya, lalu kita kaitkan dengan perumpaman diatas sebagaimana api memakan kayu bakar tadi tentu amatlah tidak cocok sekali, mengapa? Secara kuantitas memang usia bertambah, namun secara kuantitas juga ia berkurang. Secara kuantitas memang usia bertambah, namun secara kualitas kondisi fisik berkurang. Tiap orang tidak akan pernah tahu sampai usia berapa ia masih bisa bertahan hidup.

 


Soal Ulang Tahun

Mengenai hari ulang tahun biasanya identik dengan pesta, kue, lilin, dan kado dari teman. Ulang tahun adalah momen yang paling ditunggu terutama dikalangan milenal ataupun setelahnya. Tak heran banyak dari mereka yang bahkan rela menunggu hingga tengah malam berharap ada ucapan Selamat ulang tahun entah itu dari temannya ataupun seseorang yang spesial.

Sejauh ini saya mengamati ketika teman saya berulang tahun pasti ciri khasnya adalah snap whatsappnya pasti sampai terlihat titik yang tak lain adalah ucapan ultang tahun ya, saya hafal betul itu. Tapi jika tidak ada teman dekat yang mengucapkan pasti anda akan akan sangat kesal.

Ulang tahun...sering diidentikkan dengan keistimewaan..tetapi sampai saat ini aku belum menemukan keistimewaan itu sebab setiap tahun sepertinya pasti bertemu tanggal dan bulan serupa bila umur masih di izinkan untuk mendapatinya. Mungkin saja hal ini karena sejak kecil aku tak pernah mengenal perayaan ulang tahun seperti menggelar pesta, atau bentuk lainnya bernada ‘perayaan’. 

Syukurlah...fakta itu tak membuatku malu, sedih  atau menggungat mengapa orang tuaku tidak pernah menjadikan ulang tahun sebagai momen perayaan. Bahkan aku men-syukurinya sehingga mindset-ku tak terbangun ‘perayaan adalah sebuah keharusan’, karena memang sesungguhnya perayaan bukanlah sesuatu yang wajib untuk digelar, kecuali "kebiasaan" tanpa disadari membentuk alam bawah sadar seolah2 menjadi "wajib"

Hari ini katanya aku ulang tahun, setidaknya begitu menurut hitungan tahun masehi 02 Februari. Kalau kemudian didefenisikan bahwa umur manusia di dunia sudah ditetapkan Sang Pencipta sejak kelahirannya, maka sesungguhnya ulang tahun menjadi satu pengingat kian dekatnya garis finish alias semakin berkurangnya hak untuk bernafas atau bertebawaran di muka bumi ini.  Jadi...perlukah hari ulang tahun dirayakan?. Ataukah di gelar dalam judul "syukuran"?..

Akhhhh.....tidak asik membahas perlu tidaknya perayaan dan pasti akan menjadi polemik karena setiap orang punya alasan untuk merayakan atau tidak merayakannya. Berpolemik juga bukan bagian dari hobbi atau kebiasaanku sebab hal itu pasti mengurangi teman atau orang-orang yang berkenan mendo’akan diri yang jauh dari sempurna ini.  

Sepertinya ada baiknya menjadikan ‘ulang tahun’ sebagai momentum perenungan. Merenung dalam arti melakukan refleksi tentang banyak kelemahan dan kekurangan yang masih harus diperbaiki, kebiasaan-kebiasaan kurang baik yang mungkin sudah melukai hati dan perasaan orang banyak, kesalahan-kesalahan berulang dan menyisakan dendam di hati khalayak, melakukan introspeksi diri tentang kualitas dan jarak ber-Tuhan, mengukur efektivitas  menjalankan peran diri sebagai anak yang berjuang mengais rejeki demi keberlangsungan hidup yang diimpikan, ketepatan dalam menjalankan ragam amanah dan lain sebagainya. Setidaknya, di sisa umur ini layak  berupaya lebih maksimal untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bermakna bagi sesama.

Disamping itu, membangun syukur merupakan pilihan kedua yang menarik untuk dilakukan atas diberikannya hak hidup, hak bernafas, hak berfikir, hak melangkah, hak tersenyum dan bahkan bersedih  di hamparan bumi Sang Khalik nan luas ini. Semua itu  merupakan anugerah terindah dan juga wujud kasih sayang Tuhan yang luar biasa. Istri yang terus menyemangati dan senantiasa dalam kesetiaan untuk mendampingi dalam setiap keadaan, anak-anak yang selalu menjadi penghapus lelah dan sumber energi untuk terus melangkah mengarungi hidup yang penuh terjal dan tantangan,  juga bagian kasih sayang Tuhan yang kuharapkan terus menemaniku dalam menjalani sisa hidup atau hari-hari selanjutnya. 

 

 Lihat Juga:


Bertemunya Penanggalan Usia Kelahiran

Baiklah, kita kembali pada masalah ulang tahun. Jadi ulang tahun bukanlah mengulang tahun yang sudah berlalu, akan tetapi adalah bertemunya penanggalan usia kelahiran atau berulangnya penanggalan awal kelahiran hanya saja dalam tahun yang berbeda. Perbedaan tahun perkara pengaruh penanggalan sedangkan penanggalan itu sendiri berubah dengan seiring perputaran bulan, matahari dan silih bergantinya hari.

Lazimnya, saat seseorang berulang tahun akan diberikan doa berupa ; semoga panjang umur, sehat selalu, diberi jodoh, sukses, dll. Saat lagu dinyanyikan dengan lirik “panjang umurnya”, lalu kita kaitkan dengan perumpaan kayu bakar diatas tentu sangatlah tidak cocok mengapa? Karna secara kuantitas memang usia kita bertambah, akan tetapi secara kualitas kondisi tubuh kita menurun. Setiap orang tidak akan pernah tahu sampai kapan akhir usianya hanya Tuhan yang Mahakuasa yang tahu.

Nah, dari pemaparan diatas orang yang sadar pasti mampu menjadikan momen ulang tahunnya sebagai waktu untuk merefleksikan kualitas dirinya. Apakah di usianya selama hidup ini sudah memberi banyak manfaat bagi kehidupan? Apakah sudah menjadi orang yang baik bagi kedua orang tuanya? semakin baikkah kualitas ibadahnya? Adakah perubahan yang lebih baik yang bisa kita tunjukkan kepada kehidupan?.

 

Menjawab Kualitas Diri

Dengan memperbanyak pertanyaan mengenai kualitas diri, pencapaian selama hidup, dan sumbangasih dalam kehidupan akan menjadikan motivasi bagi diri kita untuk berubah lebih baik lagi dari sebelumnya. Hal itulah yang jadi ajaran sesuai iman kepercayaan diriku sebagai orang Nasrani Katholik, agar senantiasa memperbaiki diri agar menjadi lebih baik untuk hari ini dan hari esok.

Dengan mengetahui makna ulang tahun sebenarnya, seseorang akan bisa mengindari perayaan yang berlebihan dan bersikap sewajarnya untuk merayakan ulang tahunnya dengan tidak hura-hura. Justru kita mengisinya dengan refleksi dan perubahan.  Yang terpenting mengisinya dengan doa-doa  serta peningkatan kualitas terhadap diri.

 

Gallery Apresiasi, Ucapan dan Do'a Para Guru, Senior dan Para  Sahabat 

Sebuah kebahagian dan juga kehormatan mendapat perhatian, ucapan dan do'a dari segenap saudara, handai tolan, para guru, senior, teman sejawat dan para sahabat. Sungguh semua itu melengkapi hari dimana kontemplasi digelar dan rasa syukur mengumandang atas segenap rahman dan rahim dari Sang Khalik. 

Sebagai wujud kebahagiaan yang teramat sangat dan juga terima kasih yang tak terhingga, saya mencoba meng-capture ucapan dan do'a semuanya. Semoga, bagi para pencinta perayaan, ini di anggap sebuah perayaan sederhana. Namun bagi para penganut mazhab anti perayaan, semoga ini dimaknai sebagai wujud penghormatan.  Namun demikian, bila ada yang terlupa sehingga alfa dalam meng-capture, sungguh hal itu tanpa ada unsur kesengajaan, tetapi semata-mata karena kelemahan saya sebagai manusia biasa. 

Salam persahabatan yang erat, salam kemanusiaan dan solidaritas yang menghangatkan interaksi kita dalam nurani dan ketulusan yang sennatiasa terjaga.


 Lihat Juga: 


Dear all, thanks for your wish and pray for me. Wish you all the best !!

Sebuah prosesi peristiwa ‘kelahiran’ dimana seorang bayi yang setelah sekian lama hidup dalam rahim sang Ibu, harus keluar dan kemudian menatap dunia yang berbeda sama sekali dengan dunia selama 9 bulan yang dialaminya.

Tangisan, disertai Tawa – Ucapan Syukur – Suka Cita – Harapan – Pujian – dan Doa….
Sungguh peristiwa ajaib yang hanya bisa terjadi karena ‘Campur Tangan’ Yang Maha Kuasa.

Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun berlalu…dan setiap tanggal kelahiran – kita merayakannya sebagai Hari Ulang Tahun. Hmmmm…yang seharusnya dirayakan penuh ucapan syukur dan doa.

Namun untuk beberapa orang ( mungkin bisa juga termasuk saya ), Hari Ulang Tahun bukanlah menjadi Hari yang Bahagia lagi. Banyak kawan dan sahabat yang seringkali menghela napas ‘panjang’ ketika mendekati Hari Ulang Tahunnya… Yuup, ini benar2 terjadi, Kawan !!

Mungkin dari beberapa kita yang ikut membaca note ini tidak akan pernah paham, mengapa hal ini bisa terjadi. Demikian pula dengan saya, dahulu tak’pernah terpikirkan – bagaimana bisa kita menghela napas panjang ( baca : tidak merasakan suka cita ) ketika mendekati Hari Ulang Tahun..??!

Namun dengan berjalannya waktu, akhirnya saya pribadi juga bisa memahami mengapa hal itu bisa terjadi.

Kawan, merayakan Hari Ulang Tahun – dapat dilihat dari 2 sisi atau persepsi. Pertama, kita bersyukur bahwa kita telah melalui 1 tahun lagi dari total kehidupan kita. Kedua, kita juga harus tahu bahwa usia kita telah berkurang 1 tahun dari total kehidupan kita.

Sebagian besar dari kita tentunya berharap, bahwa ketika merayakan Hari Ulang Tahun – kita telah meraih begitu banyak keberhasilan dan kesuksesan dalam 1 tahun tersebut. Tidak ada waktu yang terbuang tanpa arti, dan di tahun berikutnya harapan untuk mendapatkan serta meraih yang terbaik dalam hidup kita semakin besar.

Namun dilain sisi, kita harus introspeksi – berapa banyak waktu yang telah terbuang sia-sia selama 1 tahun tersebut. Berapa banyak jam dan hari yang telah kita lewati tanpa ‘arti’, berapa banyak kesalahan yang disengaja maupun tidak sengaja terjadi dalam kehidupan kita selama 1 tahun tersebut….bahkan lebih menyedihkan lagi, betapa banyak waktu yang kita buang untuk menyakiti orang lain – dan bahkan orang-orang yang kita ( akui ) sayang dan cintai…

Betapa sia-sianya 1 tahun kita lewati tanpa ada perubahan semakin baik, dan pada akhirnya kita juga menyadari bahwa ‘Kesempatan untuk berbuat lebih baik dan berarti’ telah hilang dan berkurang 1 tahun dari sisa usia kehidupan ini.

Hal ini terus menerus menjadi renungan saya secara pribadi setiap mendekati Hari Ulang Tahun…

Menginventarisir, mengingat, dan mencatat hal apa saja yang telah saya lakukan dengan baik selama 1 tahun ini, dan juga hal buruk serta betapa sia-sianya waktu yang telah saya buang tanpa arti selama 1 tahun ini……

Kawan, setuju ataupun tidak – sepakat ataupun tidak, itu tak’kan jadi masalah. Sebab kehidupan setiap manusia tidak akan pernah sama persis.
Apa yang telah saya lalui, apa yang telah saya lakukan, apa yang saya harapkan, dan apa yang telah saya capai tentunya tak’kan pernah sama persis dengan kehidupan Anda.

Harapan saya dengan menulis Note ini, adalah juga untuk mengingatkan saya secara pribadi – untuk menjalani hidup di waktu yang akan datang lebih dan lebih baik dibandingkan apa yang telah saya lalui selama 1 tahun kemarin. Kesia-sia’an semoga tak’terulang lagi….

Bagaimana dengan Anda ?? hanya Anda yang bisa renungkan secara jujur….

Dan seperti di awal note ini, Wish you all the best in your life.. God bless U !!!

Terima kasih kepada kedua orang tuaku yang sudah menjadikan aku dari tiada menjadi ada. Bapal Vinsensius Mau Nahak dan Mama Magdalena Uduk kalian berdua adalah malaikat yang selalu memberikan inspirasi dan motivasi. Maafkan diriku karena sebagai buah sulung di dalam keluarga saya belum mencapai target yang kalian berdua impikan.

Terima kasih untuk ketiga saudariku, Adolfina Mathilde Dince Mau (Dince), Maria Gradiana Mau (Diana), Adelinda Jurnalia Mau (Jurna) dan Iparku Andreas Mela Mura (Andre) dan Keponanakan Reynario Jibran Mela Mura (Jibran) yang selalu menjadi kekuatan diriku dalam mengarungi samudra kehidupanku. Minta maaf saya belum menjadi kakak, ipar dan paman yang baik untuk menahkodai kalian semua untuk ziarah hidup ini.

Terima kasih untuk dia yang selalu mengajarkan saya tentang mencintai dan dicintai. Inilah irama hidup tetaplah mememgang mutiara kehidupan agar kesetiaan itu selalu diuji dalam realitas kehidupan bak emas yang diuji dalam tanur api.


Lihat Juga:


Memahami Ulang

Nah, jika kita tidak dapat memaknai usia dari segi kuantitas (hakikat usia), maka kita akan memaknai dari sisi kualitas hidup. Momen ulang tahun dapat dipahami sebagai media untuk merefleksikan kualitas diri. Kiranya kita dapat mengajukan beberapa pertanyaan. Apakah usia hidup ini memberi manfaat untuk kehidupan, atau tidak? Apakah semakin baik ibadah kita, atau sebaliknya? Apakah sikap sosial kita kepada sesama terdapat perubahan menuju lebih baik, atau justru sebaliknya? Dengan mempertanyakan kualitas dan sumbangan hidup untuk kebaikan semacam itu, maka akan memberi motivasi diri untuk membuat hidup menjadi bermakna.

Beberapa pertanyaan diatas dapat dijawab secara mendasar dengan  cara yang cukup mudah, yaitu dengan mengetahui “hakikat hidup” kita yang sesungguhnya. Hidup adalah rangkaian peristiwa. Ada peristiwa yang “sedih” dan ada yang peristiwa yang “menyenangkan”. Orang tidak boleh memilih salah satu dari antara keduanya, jika ia ingin sampai pada kebahagiaan. Kebahagiaan hanya dapat diraih, jika orang mampu menerima semua peristiwa dengan lapang dada, tanpa memilih apapun. Inilah inti utama dari keutamaan hakikat hidup. Walau bagaimana pun ulang tahun termasuk salah satu cara mendapatkan kebahagiaan itu.

Jadi, momen perayaan ulang tahun, bisa kita maknai sebagai suatu refleksi untuk mempertanyakan kualias hidup kita di dunia ini. Dengan mempertanyakan siapa sesungghunya saya, dan apa tujuan saya dilahirkan, hal ini akan memberi pelajaran hidup yang bermakna bagi manusia. Dengan memahami makna hidup dan perayaan hidup (ulang tahun) semacam ini, saya yakin, seorang akan mampu menghindari perayaannya secara berlebihan, yang penuh dengan hura-hura dan semu tanpa makna.

Semoga kita semakin bisa memaknai momen ulang tahun untuk hidup dan kehidupan yang lebih baik. Hal ini dapat dilakukan oleh semua orang, meski bagi orang yang tidak sedang merayakan ulang tahun sekalipun. Selamat Ulang tahun bagi yang ulang tahun hari ini, semoga sehat, sukses dan Allah senantiasa melindungimu dengan cinta kasih-Nya.

Selamat Ulang Bapak Vinsensius Mau Nahak, Panjang Umur dan Sehat selalu dan menjadi ayah dan opa yang baik buat anak-anak dan cucu.



 

Inspirasi Jalan Setapak Harekakae,

Selasa, 02 Februari 2021

 

 

Mzaq Chanell


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama