Foto: Istimewa |
Lalu komandan dibantu oleh dua belas ajudan
(ajidan). Ajudan membawahi wijkmeester (bek) yang memimpin kampung. Bek lebih
dikenal oleh masyarakat daripada ajidan, apalagi kumendan. Hal ini karena bek
langsung berinteraksi dengan masyarakat.
Tugas dan kewajiban bek antara lain, memungut pajak,
memelihara keamanan dan ketertiban kampung (ronda malam, memberantas judi,
mengatur tempat berdagang), menjaga kenyamanan dan kebersihan kampung, membuat
surat keterangan (surat keterangan jalan, surat ijin nikah, surat kematian dan
mencatat data penduduk).
"Bek pada umumnya disegani karena orang yang
diangkat menjadi bek memiliki kemampuan yang handal dalam ilmu bela diri (maen
pukulan). Selain itu juga karena reputasinya sebagai jagoan. Misalnya Bek Mat
Ali dari Kampung Duku (kini Kampung Setiabudi)," papar Ridwan.
Lihat juga:
Teknik Jerat Umpan Babi Hutan Paling Ampuh (Hadia Fahi Fuik, read Tetum). Skill Gokil Jerat Babi
Tebe Tan Malaka For "SAKTI" by Us Klau
Menolak Lupa!! Momen Kocak Sidang Saksi Sengketa Pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi
Jagoan membaca doa-doa tertentu dalam rangka
peningkatan kemampuan maen pukulan. Senjata-senjata jagoan seperti golok, pisau
raut biasanya diberi wafak atau rajah pada bilah logam senjata tersebut.
Biasanya yang mengajarkan wafak adalah mualim.
"Karena itu banyak jago atau jagoan yang
mengerjakan yang menunaikan ibadah haji. Misalnya Haji Entong Gendut (condet),
Haji Ung (Kemayoran), Haji Darip (Klender), Haji Asenie (Petamburan), H.
Madalih, Pitung (Kreo, Ciledug), dll," ujarnya.
Konon pada permulaan abad ke-2 M, kawasan pesisir
barat laut pulau jawa dikepalai oleh seorang penghulu beranama Aki Tirem alias
Aki Luhur Mulya.
"Identitas Aki Tirem tidak diketahui dengan
pasti. Kemungkinan Aki ini tinggal di tepi Kali Tirem, kampung Warakas, Tanjung
Priok," ujarnya.
Aki Tirem nampaknya menerima jabatan itu dari rakyat
yang menghargai sebagai seorang jago berkelahi menghadapi perampok atau bajak
laut.
"Dalam riwayat diceritakan bahwa Aki Tirem
pernah mengalahkan dan menghalau sekitar 70 bajak laut dibantu beberapa anak
buahnya dengan tangan kosong. Aki Tirem ini disebut-sebut cikal bakal sosok
jago atau jagoan yang lahir pada abad-abad selanjutnya,” beber Ridwan.
Saat awal VOC menjejakkan kaki di Bandar Kalapa dan
kemudian menghancurkan kekuasaan Jayakarta, hidup dua orang jago yang tidak
berpihak pada Jayakarta dan VOC.
Keduanya memiliki batas wilayah kekuasaan
masing-masing yang disebut kanda kulon dan kanda wetan. Wilayah kanda kulon
(pasar minggu, tanjung barat dan sekitarnya) dikuasai dan dipimpin oleh Ki
Pangeran Papak. Sedangkan wilayah kanda wetan (citeureup-Cileungsi dan
sekitarnya) dikuasai dan dipimpin oleh Ki Pangeran Sake.
"Jika kampung Mester (kawasan kota) menjadi
benih berseminya guru-guru (ilama) betawi, maka kampung kemayoran adalah mata
air jago dan jagoan betawi. Silsilah jago/jagoan betawi sulit dilacak. Silsilah
jago atau jagoan betawi baru dapat ditelusuri dari akhir abad ke-19" ungkapnya.
Lihat Juga:
Kisah Untung Surapati dan Gusik Kusumo Putri Kerajaan Mataram dikerjar VOC
Wonder Woman Sejati yang hidup 2000 tahun lalu
Sering Terlupakan, 9 Peristiwa ini membantu terbentuknya dunia moderen loh
Di kampung Kemayoran dikenal seorang jago ahli maen pukulan bernama Murtado. Di kampung Kwitang pada awal abad ke-19 dikenal jagoan bernama Bang Puasa. Di kampung Rawa Belong ada jagoan bernama Pitung. Generasi pelanjut Murtado di kampung Kemayoran adalah Haji Ung. Di kampung Sawah Besar dikenal Ja’man, di Condet dikenal Haji Entong Gendut.
Angkatan berikutnya adalah Jeni dan Sabeni dari
Tenabang, lalu Haji Darip dari kampung Klender dan Mujitaba dari kampung
Petamburab. Seangkatan Mujitaba dikenal jagoan bernama Mat Item berasal dari
kampung Rawabelong.
Pada dasawarsa tahun 1940-an muncul nama H. Jaelani
(Mat Jaelani di Kwitang), H. Enjen di Pasar Minggu, Derahman Jeni di Tenabang,
Deraman Deos di Sao Besar dan Saibun di Kemayoran. Kemudian dasawarsa tahun
1950-an muncul nama Imam Syafii dan Ahmad Benyamin alias Mat Bendot dari
kampung Senen/Tanah Tinggi dan Bir Ali dari kampung Cikini kecil.
"Pada dasawarsa tahun 1960-an H.Asenie dari
kampung Petamburan. Setelah era H.Aseni figur jago tidak muncul kembali,"
pungkasnya.
***
Kisah Sejarah ini diambil dari:
https://nasional.okezone.com/read/2021/02/20/337/2365225/kisah-jagoan-betawi-aki-tirem-kalahkan-70-bajak-laut-dengan-tangan-kosong?