Setapak Rai Numbei - Beberapa guru memiliki kisah apik yang menarik
perhatian dan wajar ditiru, serta patut diancungi jempol. Seperti kisah
mengharukan seorang guru fisika, yang memaksakan dirinya tetap mengajar meski
baru mengalami kecelakaan.
Warganet dengan akun Chellyn Lim membagikan
postingan mengenai gambar seorang guru yang menulis dengan tangan kiri dan
alasan mengapa ia melakukannya.
Postingan ini pun kemudian menjadi viral di Facebook,
setelah disukai lebih dari 3 ribu dan dibanjiri ratusan komentar.
Postingan ini pun telah dibagikan lebih dari seribu
kali dan menginspirasi banyak orang.
Warganet itu menceritakan bahwa seseorang yang ada
di dalam gambar adalah guru fisika yang mengajari mereka dari kelas 10 hingga
kelas 12.
Ia juga menjelaskan bahwa guru fisika mereka yang
sering dipanggil Pak Suji baru saja mengalami kecelakaan.
Tangan kanannya tidak bisa digerakkan secara
sempurna sehingga ia terpaksa menulis menggunakan tangan kiri.
Sebenarnya Pak Suji masih diberi izin untuk tidak
berangkat, namun karena ia tidak ingin anak muridnya tertinggal materi terlalu
banyak, maka ia harus mengajar.
Dari belakang, terlihat Pak Suji yang cukup jelas
menulis dengan menggunakan tangan kiri. Barisannya pun terlihat kurang teratur
karena mungkin belum terbiasa.
Tidak hanya menulis, menurut keterangan dari
pengunggah postingan, guru fisika tersebut berjalannya masih
terpincang-pincang.
Perjuangan seorang guru yang masih berusaha mengajar
setelah kecelakaan dan terpaksa menggunakan tangan kiri ini dibanjiri komentar
pujian dari warganet.
"Sehat
terus pak guru! Rindu sosok guru seperti beliau, niscaya Indonesia bisa lebih
cepet maju," kata
Septian Siahaan.
"Bener-bener
guru yang tulus (emoticon menangis)..Jadi keinget almarhum guru fiqihku..Kalau
inget bisa langsung nangis aku. Semoga sehat terus ya Pak Suji," balas Difa'ul Ghassan.
"Semoga
Pak Guru ini secepatnya pulih dan bisa mengajar lebih semangat lagi. GBU Pak
Guru," komentar Renta Pakpahan.
Setara Gaji PNS, Gaji PPK Balakan ada Tunjangan Kinerja?
Siapakah Guru Penggerak?
Hampir setiap pernyataan Mendikbud yang
diposting di media sosial mendapat tanggapan beragam dari warganet. Salah
satunya adalah soal "Guru Penggerak".
Dan saya pun turut latah menanggapinya. Hehehe.
Ada yang mengatakan, guru penggerak itu kepala
sekolah. Sebagai leader, kepala sekolah yang menggerakkan semua warga sekolah
untuk bekerja sesuai dengan tupoksinya. Ada yang menulis, guru penggerak itu
wali kelas karena wali kelas adalah guru yang dekat dengan siswanya. Wali kelas
menjadi orangtua kedua dari anak walinya.
Lihat Juga: Perempuan di Dapur Kehidupan (Puisi Musikalisasi).
Pendapat yang lebih netral mengatakan bahwa semua
guru itu adalah guru penggerak. Sesuai tupoksinya seharusnya guru itu tidak
sekadar mengajar tapi juga mendidik. Artinya guru penggerak adalah guru yang
paham profesinya. Guru yang mengerti tugas dan tanggungjawab sebagai pendidik,
kemudian bekerja sesuai dengan amanah profesi guru.
Selain tanggapan yang masuk akal, tidak sedikit juga
tanggapan yang nyeleneh. Kata mereka, jangan mengotak-kotakkan guru. Semua guru
bisa menjadi penggerak jika kesejahteraan sudah terpenuhi. Ada yang
menanggapinya dengan nada sedikit kesal, "ah jangan hanya berpolemik mas
menteri, bukti yang kami butuhkan." Hehehe
Boleh jadi beragam tanggapan warganet terutama
yang berprofesi guru sebagai respon dari tertutupnya kanal informasi dunia
pendidikan khususnya persekolahan selama ini. Anggapan keliru bahwa
membicarakan apa yang terjadi di dalam sekolah seolah hanya urusan warga
sekolah, dalam hal ini kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan.
Siapakah sesungguhnya yang disebut guru penggerak?
Menurut Nadiem Makarim, menjadi guru penggerak itu berarti mengambil tindakan
tanpa disuruh. "Tanpa diperintahkan untuk melakukan yang terbaik bagi
muridnya," kata Nadiem usai mengikuti upacara peringatan Hari Guru di
halaman Gedung Mendikbud, Senin 25 November 2019.
Lihat Juga:
Puisi Aku Ingin, Karya Sapardi Djoko Damono (Puisi Musikalisasi Cinta Romantis)
Sajak Si Tukang Fitnah (Puisi Musikalisasi Jalan Setapak)
Puisi Musikalisasi Politik Adu Domba (Sajak Seruan Pilkada Damai 2020)
Saya menafsirkan pernyataan Mendikbud bahwa guru
penggerak adalah guru yang bertindak secara inisiatif untuk melakukan perubahan
pada peserta didik. Artinya segala upaya dilakukan oleh guru untuk membuat
peserta didiknya menjadi lebih baik, cerdas, dan kreatif. Tanpa melihat apa
tugas tambahannya. Entah dia kepala sekolah, wakil kepala sekolah, wali kelas,
pembina OSIS, dan sebagainya.
Yang berbeda, guru penggerak biasanya bertindak out
of the box. Kadang-kadang tindakannya "bertentangan" dengan kebiasaan
yang ada di sekolah di mana sang guru tersebut bertugas. Bahkan
"melanggar" aturan atau kesepakatan yang sudah ada sebelumnya.
Bagi saya, guru penggerak adalah guru "pembangkang"
yang secara diam-diam menginspirasi teman sejawatnya dan juga menjadi role
model bagi peserta didiknya. Guru penggerak adalah guru "gila" yang
tindakannya menjadi rujukan bagi guru lain dan teladan bagi peserta didiknya.
Tentu saja, kompetensi pedagogik, komunikasi, dan profesional, serta
attitude-nya sudah selesai.
Apakah kita termasuk guru penggerak? Hanya orang
lain yang bisa menjawab pertanyaan ini dengan jujur. Bukan diri sendiri.
Artikel ini diambil dari:
https://www.suara.com/tekno/2019/11/07/093928/mengharukan-kisah-guru-ini-sangat-menginspirasi?