Foto: AFP |
Paus asal Argentina pada Rabu pagi waktu setempat
(3/3/2021) mengatakan, dia akan melakukan ziarah selama tiga hari.
Dalam Audiensi Umum, dia menuturkan sudah menjadi
kerinduannya untuk mengunjungi tanah Abraham, para martir gereja, dan mereka
yang menderita di sana.
Paus Fransiskus akan mengunjungi para pemuka agama
di Irak, dan berharap kunjungannya bisa meningkatkan semangat persaudaraan.
"Saya mohon kepada Anda agar menemani
perjalanan apostolik ini dengan doa, supaya ada buah pengharapan dan jalan terbaik,"
kata dia.
Dilansir Vatican News, Paus berusia 84 tahun itu
menuturkan masyarakat di negara tetangga Iran itu sudah menunggu kedatangannya.
Publik setempat dilaporkan sudah menunggu kedatangan
mendiang Paus Yohanes Paulus II, namun urung terjadi.
"Mereka tidak boleh dikecewakan untuk kedua
kalinya," ujar Paus Fransiskus, seraya mengulangi agar dia didoakan selama
perjalanan dan kunjungan.
Diberitakan Rudaw, sebelum kunjungan Paus
Fransiskus, 10 roket dilaporkan menghantam Pangkalan Ain al-Asad di Provinsi
Anbar Irak yang menampung koalisi pimpinan AS.
Paus Yohanes
Paulus II
Sebelumnya, almarhum Paus Yohanes Paulus II pernah
mengungkapkan keinginannya berkunjung sebelum Tahun Yubileum Agung pada 2000.
Saat itu, Paus yang wafat pada 2 April 2005 tersebut
ingin mendatangi Ur of the Chaldees, dan Tell el-Muqayyar.
"Di Tell el-Muqayyar di selatan Irak, menurut
catatan Alkitab, adalah tempat Abraham mendengarkan suara Tuhan," kata
dia.
Namun hingga wafat 16 tahun silam, Paus Yohanes
Paulus II belum pernah menjejakkan kakinya di Irak.
Kekhawatiran
Paus Benediktus XVI
Paus Benediktus XVI merespons rencana penerusnya,
Paus Fransiskus, yang hendak berkunjung ke Irak. Kepada harian Italia Corriere
della Sera, Paus Benediktus menuturkan bahwa perjalanan itu tentunya merupakan
agenda yang penting.
Namun, Paus yang meletakkan jabatan delapan tahun
silam itu menyoroti situasi keamanan di Timur Tengah maupun virus corona.
"Masa ini tengah sulit. Menjadikannya kunjungan
yang berbahaya," ujar Paus Benediktus XVI yang saat ini tinggal di biara
kawasan Vatikan.
"Belum lagi situasi di Irak yang tengah tidak
stabil. Jadi, saya akan menemani Fransiskus dengan doa saya," lanjutnya.
Paus Fransiskus akan menjadi Paus pertama yang akan
mengunjungi Irak selama tiga hari, terhitung sejak Jumat (5/3/2021).
Meski diumumkan pada Desember 2020, Vatikan
sebenarnya punya hak untuk menunda kunjungan di menit-menit terakhir.
Tetapi Paus berusia 84 tahun itu tetap melanjutkan
agendanya, meski sebagian publik Irak harus melihatnya dari televisi.
Negara tetangga Iran itu kini mengalami gelombang
kedua corona, di mana pemerintah menerapkan jam malam dan lockdown akhir pekan.
Beberapa hari sebelum kunjungan, Duta Besar Vatikan
untuk Irak positif Covid-19, demikian keterangan pejabat setempat Minggu (28/2/2021).
Lihat Juga:
Ini Alasan Mengapa Paus Fransiskus Bertandang Ke Irak
Paus Fransiskus Sebut Santo Yosef Kreatif di saat Krisis
Paus Fransiskus: Kehidupan Orang Kristen adalah Pertempuran Melawan Roh Jahat
Diperingatkan
Ahli
Pakar penyakit menular mengungkapkan keprihatinan
tentang perjalanan Paus Fransiskus yang akan datang ke Irak karena mengingat
peningkatan tajam infeksi virus corona di sana.
Terlebih menurut mereka sistem perawatan kesehatan
Irak rapuh. Jadi kemungkinan tak terhindarkan bahwa warga Irak akan berkerumun
untuk melihat Pemimpin Katolik Roma itu saat kedatangannya.
Tidak ada yang ingin memberi tahu Fransiskus untuk
membatalkannya. Sementara pemerintah Irak memiliki kepentingan untuk memamerkan
stabilitas hubungannya, dengan datanya Paus Roma untuk pertama kalinya datang
di tempat kelahiran Abraham itu.
Perjalanan 5-8 Maret diharapkan dapat memberikan
dorongan spiritual yang sangat dibutuhkan bagi orang-orang Kristen Irak yang
terkepung. Termasuk diharapkan dapat membangun “jembatan penghubung” antara
Vatikan dengan dunia Muslim.
Tetapi dari sudut pandang epidemiologi murni, serta
pesan kesehatan masyarakat yang dikirimkannya, perjalanan kepausan ke Irak di
tengah pandemi global tidak disarankan, kata para ahli kesehatan.
Kekhawatiran mereka diperkuat dengan berita pada
Minggu (28/2/2021). Pasalnya duta besar Vatikan untuk Irak, orang utama dalam
perjalanan yang akan mengantar Paus ke-266 ke semua janji temu, dinyatakan
positif Covid-19 dan mengisolasi diri.
Dalam email kepada The Associated Press (AP),
kedutaan mengatakan gejala Uskup Agung Mitja Leskovar ringan dan dia masih
terus mempersiapkan kunjungan Paus.
Di luar jumlah kasusnya, para ahli mencatat bahwa
perang, krisis ekonomi, dan eksodus profesional di bidang kesehatan Irak telah
menghancurkan sistem rumah sakit negara itu.
Sementara penelitian menunjukkan sebagian besar
infeksi Covid-19 baru di Irak adalah varian yang sangat menular, yang pertama
kali diidentifikasi di Inggris.
“Saya rasa itu bukan ide yang bagus,” kata Dr Navid
Madani, ahli virologi dan direktur pendiri Pusat Pendidikan Kesehatan Sains di
Timur Tengah dan Afrika Utara di Institut Kanker Dana-Farber Harvard Medical
School.
Madani adalah seorang kelahiran Iran yang ikut
menulis artikel di The Lancet tahun lalu tentang tanggapan yang tidak merata di
kawasan itu terhadap Covid-19.
Dia mencatat bahwa Irak, Suriah, dan Yaman dalam
kondisi sangat memprihatinkan untuk menanggapi virus yang berkembang.
Pasalnya negara-negara itu masih berjuang dengan
pemberontakan ekstremis dan memiliki 40 juta orang yang membutuhkan bantuan
kemanusiaan.
Melansir AP pada Minggu (28/2/2021) dalam sebuah
wawancara telepon, Madani mengatakan orang Timur Tengah dikenal karena
keramahan mereka.
Untuk itu dia memperingatkan bahwa antusiasme di
antara orang Irak untuk menyambut tokoh perdamaian seperti Paus Fransiskus ke
bagian dunia yang terabaikan dan dilanda perang dapat menyebabkan pelanggaran
yang tidak disengaja terhadap tindakan pengendalian virus.
“Ini berpotensi menyebabkan risiko yang tidak aman
atau menjadi tempat infeksi massal,” katanya.
Dr Bharat Pankhania, pakar pengendalian penyakit
menular di Fakultas Kedokteran Universitas Exeter, sependapat.
“Ini badai yang sempurna untuk menghasilkan banyak
kasus yang tidak dapat Anda tangani,” katanya.*
Sumber Berita: