Mendikbud Nadiem mengungkap alasan pembukaan sekolah harus segera dilakukan karena sudah tertinggal dengan negara di Asia Timur. (Foto: ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN) |
Menurutnya, Indonesia
sudah sangat tertinggal dalam kebijakan pembukaan sekolah dibanding
negara-negara lain yang juga terdampak pandemi covid-19.
"Dari semua 23
negara di kawasan Asia Timur dan Pasifik, 85 persen dari semua negara tersebut
sudah buka sekolahnya. Kita tertinggal, kita hanya 15 persen (sekolah)
yang partially open," tutur Nadiem dalam Rapat Kerja bersama Komisi X
DPR, Kamis (18/3).
Dalam pernyataannya, Nadiem juga menyoroti Amerika Serikat (AS) yang menurutnya memiliki eskalasi kasus covid-19 lebih parah daripada Indonesia, meskipun pelaksanaan vaksinasi mereka lebih cepat.
Lihat Juga:
Belajar: Kebiasaan dan Keharusan
Bahasa Kotor dan Perkembangan Diri Seorang Anak
Remaja (Pelajar) Diperbudak Game Online?
Ia mengatakan, AS sudah membuka setidaknya 40 persen dari sekolah mereka. Untuk itu, Nadiem ingin Indonesia juga segera membuka sekolah secara perlahan.
Selain itu dari sisi
kesehatan, mantan bos Go-jek itu meyakini pembukaan sekolah dirasa aman setelah
vaksinasi rampung terhadap seluruh guru dan tenaga kependidikan.
Pasalnya, ia menyebut
risiko tinggi covid-19 umumnya didapati pada kelompok usia 31-51 tahun.
Sementara pada anak yang terinfeksi, mayoritas hanya bergejala ringan.
Nadiem juga mengklaim
transmisi covid-19 pada anak dalam catatannya terjadi dalam kegiatan sosial di
luar ruang kelas, bukan di dalam kelas.
Ia mengatakan pada
kasus anak yang terkonfirmasi covid-19, umumnya tertular dari orang dewasa.
Untuk itu ia merasa vaksinasi terhadap guru dan tenaga kependidikan sudah
tepat.
Nadiem menegaskan
setelah vaksinasi rampung, semua sekolah wajib memberikan opsi belajar tatap
muka. Ketika orang tua ingin anaknya belajar tatap muka, menurutnya, sekolah
harus menyanggupi.
"Boleh saja buka
dua hari dalam seminggu. Tapi opsi tatap muka wajib dilaksanakan. Itu kira-kira
cara kita mencapai target kita pada tahun ajaran baru, hampir semua sekolah
beri opsi tatap muka," tuturnya.
Pemerintah sendiri
berencana mulai membuka sekolah pada Juli mendatang. Namun kalangan guru mengaku
khawatir dengan instruksi pembukaan sekolah di tengah pandemi meskipun
vaksinasi sudah dilakukan terhadap guru dan tenaga kependidikan.
Pasalnya, belum ada
program vaksinasi untuk anak maupun vaksin yang diizinkan Badan Pengawas
Makanan dan Obat (BPOM) untuk anak usia di bawah 18 tahun.
(fey/pris)
Referensai Berita:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210318161543-20-619238/nadiem-kukuh-buka-sekolah-tatap-muka-kita-tertinggal