Anak-anak memperoleh pendampingan secara khusus di lokasi pengungsian Paroki Kamanasa, Keuskupan Atambua, Nusa Tenggara Timur. |
Salah satunya di Paroki
Kamanasa, Kabupten Malaka. Guru pendamping di lokasi pengungsian, Sarinda
Dahu ditemani oleh dua orang dari Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak
(LPPA) saat ditemui di lokasi, Kamis, 8/4/2021 selalu mendampingi anak-anak
korban bencana dengan menyanyi dan juga permainan-permainan untuk menghilangkan
kejenuhan di tempat pengungsian.
Sarinda Dahu
menjelaskan bahwa selama hampir satu minggu berada di lokasi pengungsian
anak-anak selalu didampingi khusus dengan menyanyi dan membaca buku-buku
sebagai langkah awal mengatasi trauma karena bencana banjir yang dialami.
“Selama di lokasi
pengungsian anak-anak kami dampingi dengan membaca dan menyanyi juga berolah
raga bermain bola kaki. Ini sebagai langkah awal untuk mengobati luka
psikis mereka. Mungkin karena takut atau trauma karena bencana banjir.
Setidaknya bisa mengurangi sekaligus mengobati luka bathin mereka,” ucap Dahu.
Anak-anak sangat senang
saat didampingi untuk menyanyi di lokasi pengungsian. Ada sukacita karena
mereka bisa bersama teman-teman walau ada kerinduan yang besar untuk pulang ke
rumah.
Lihat Juga:
Filosofi Jagung Bagi Kehidupan Manusia
Bahasa Kotor dan Perkembangan Pribadi Seorang Anak
Aksi Sopir Taksi Kembalikan Dompet Penumpang Yang Tertinggal
Salah satu anak Sekolah
Dasar yang tinggal di tempat pengungsian, Theodorus Seran, sangat senang karena
bisa bersama teman-teman bernyanyi bersama serta bermain bola. Ia mengatakan
bahwa sangat senang di sini. “Saya senang di sini karena banyak teman dan bisa
bermain bersama-sama,” katanya singkat.
Orangtua dari anak-anak
ini pun bersyukur karena walau di tempat pengungsian tapi pendidikan untuk
anak-anak mereka diperhatikan.Yeriolita Taloin, salah satu orangtua sangat
senang karena perhatian luar biasa yang diberikan oleh para sukarelawan.
“Walau pun di tempat
pengungsian namun anak-anak kami sungguh diperhatikan. Mereka bisa menyanyi,
membaca dan bermain bersama-sama,” ucapnya.
Pasokan makanan lancar
untuk para pengungsi di lokasi ini hanya saja untuk beberapa hari ke depan
perlu ditambahkan lagi karena sudah berkurang. Sarinda Dahu menjelaskan bahwa
pasokan bahan makanan lancar namun persediaan untuk beberapa hari ke depan harus
ditambah karena mulai berkurang termasuk air bersih.
“Untuk makan dan minum
selalu tepat jam disiapkan hanya saja sekarang persediaannya berkurang dan
perlu ditambah lagi untuk beberapa hari ke depan,” tuturlnya lebih lanjut.
Jumlah jiwa di tempat
pengungsian sebanyak 180 jiwa termasuk anak-anak dan jumlahnya sering bertambah
karena masih ada korban yang dijemput untuk mendapat kenyamanan di lokasi yang
disiapkan. Tentang kapan para pengungsi akan kembali belum dipastikan karena
rumah yang terkena luapan banjir Benenain belum layak untuk dihuni.
Laporan Romo Ino Nahak, Kontributor (Atambua, NTT) Untuk hidupkatolik.com
Berita ini diambil dari:
https://www.hidupkatolik.com/2021/04/09/53084/anak-anak-korban-banjir-didampingi-secara-khusus.php