Ini Pesan Yesus untuk Umat Katolik Saat Membasuh Kaki Para Murid

Ini Pesan Yesus untuk Umat Katolik Saat Membasuh Kaki Para Murid




Setapak rai numbei - - Sebelum Hari Raya Paskah menurut tradisi Yahudi (Keluaran 12:1-14) mulai, Yesus mengadakan perjamuan bersama-sama dengan para murid-Nya. Ia juga membasuh kaki mereka.

Perjamuan Paskah ini dilaksanakan pada tanggal 14 bulan Nisan tiap tahunnya. Nisan adalah bulan pertama dalam sistem kalender Yahudi. Paskah ini dirayakan untuk menandai awal keluarnya bangsa Israel dari perbudakan di Mesir.

Oleh sebab itu Paskah dirayakan oleh orang Yahudi sebagai perayaan pembebasan bangsa Israel dari Mesir. Yohanes 13:1-20 mencatat peristiwa yang terjadi dalam perjamuan itu.

Yesus merasakan waktunya kian dekat bahwa Ia harus menuntaskan tugas yang diberikan Bapa dan kembali kepada-Nya. 

Pada saat yang sama, Iblis juga bekerja membisikan rencana jahat kepada Yudas Iskariot untuk melaksanakan penghianatannya.

“Lalu bangunlah Yesus, menanggalkan jubahNya. Ia mengambil sehelai kain lenan dan mengikatkannya pada pinggangNya, kemudian Ia menuangkan air ke dalam sebuah basi, dan mulai membasuh kaki murid-muridNya lalu menyekaNya dengan kain yang terikat pada pinggangNya.” – Yoh.13:4-5

Yesus membasuh kaki murid-muridNya. Apakah arti dari tindakan Yesus ini? Membasuh kaki merupakan pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh pelayan atau budak.

Pada saat menjelang Paskah itu tidak ada pelayan di ruangan itu. Pada saat yang sama tidak ada satu pun di antara murid yang secara sukarela berinisiatif melakukan tugas yang dikerjakan oleh pelayan atau budak.

Ada banyak kemungkinan mengapa murid-murid tidak melakukannya, salah satunya bisa saja mereka gengsi untuk mengerjakan tugas pelayan, dan tidak mau dianggap rendah atau kecil oleh teman-temannya.

Jangankan untuk melayani justru mereka berebut tempat paling terhormat. Di tengah para murid yang saling menunggu untuk melayani, di situlah Yesus mulai membasuh kaki mereka satu per satu. Inilah contoh peragaan pelayanan sesungguhNya.

Yesus mau menanggalkan jubah yang Ia kenakan dan merendahkan diriNya. Yesus meninggalkan dan melupakan kehormatanNya, Ia mengosongkan diriNya dan mengambil rupa seorang hamba.

Dalam diri Yesus kita bisa melihat arti melayani yang sesungguhnya. Bukan untuk popularitas, atau mengharapkan keuntungan dari sesuatu yang dilakukanNya.

Lebih jauh dari itu Yesus juga merelakan diriNya didera, dihina dan disalibkan. Ia tidak mempertahankan nyawaNya, melainkan memberikanNya sebagai tebusan untuk segala tindakan tercela kita di dunia. Itulah hakekat pelayanan.

Tidak banyak berkata-kata, hanya sebuah pesan yang meluncur dari-Nya:

“Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu; sebab Aku telah memberikan suatu teladan supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.” – Yoh.13:14-15

Pesan itu untuk kita semua, agar melayani seperti Yesus melayani di dunia. Yesus ingin kita melayani tiap orang tanpa terkecuali dengan penuh cinta dan kasih yang tulus. Selamat merenungkan pelayanan dan kebaikan Yesus kembali.


Lihat Juga:

Kiat Sembuhkan Racun Impian

Makna Cinta di Zaman Now Redup Atau Terang?

Manusia Dalam Ketelanjangannya Yang Telanjang

Introspeksi Diri: Jadikan Cermin Kehidupan


Makna Kamis Putih Bagi Umat Katolik: Mengenang Teladan Pelayanan Yesus



Setelah peristiwa hingar bingar penyambutan Yesus di Yerusalem dengan daun palma, maka kisah jelang sengsara dilanjutkan dengan perjamuan atau santap bersama. 

Umat Katolik akan merayakan perayaan Ekaristi Kamis Putih pada Kamis (1/4). Kamis Putih adalah perayaan awal Tri Hari Suci.

Kamis Putih dirayakan untuk mengenang momen kebersamaan Yesus dan para murid. Di sini Yesus memecah roti juga membagikan anggur sebagai lambang tubuh dan darah-Nya.

Akan tetapi, tak hanya menyoal perjamuan terakhir, umat Katolik juga diingatkan untuk senantiasa melayani sesama. Teladan ini ditunjukkan Yesus dengan membasuh kaki para murid.

Ditulis dalam Injil Yohanes, Yesus menuangkan air ke dalam basi, membasuh kaki murid-murid-Nya kemudian menyekanya dengan kain yang terikat di pinggang.

Momen ini sangat dramatis mengingat sebagai guru, Yesus layak mendapat perlakuan ini. Namun Yesus memilih sebaliknya. Jika kita berada di posisi para murid, mungkin reaksi kita akan seperti Simon Petrus.

Ia kaget sekaligus canggung karena seseorang yang dia panggil 'Guru' membasuh kakinya. Pembasuhan kaki tetap dilakukan kemudian Ia mengajarkan perihal pelayanan pada mereka

"Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: 

Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan.

Jadi jikalau Aku membasuh kakimu, Aku yang adalah Tuhan dan Gurumu, maka kamupun wajib saling membasuh kakimu sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu." (Yoh. 13: 12-15)

Fransiskus Emanuel da Santo, Sekretaris Komisi Kateketik KWI, menyebut Yesus mengajak kita untuk melakukan hal serupa yakni melayani. Selama ini kita kerap menemukan pengalaman yang sebaliknya.

Pemimpin maunya hanya dilayani, orang yang memiliki jabatan tinggi enggan melayani. Sedangkan Yesus menanggalkan kuasa dan kehormatan lalu dengan rendah hati turun membasuh kaki.

"Ia rela menjadi hamba yang rendah melayani tapi bukan untuk mencari nama dan sensasi, atau supaya dikagumi, atau mau pamer dan berlaku sandiwara. Pelayanan-Nya untuk pembersihan. Pelayanan-Nya untuk pembebasan dari segala bentuk keangkuhan atas kuasa, nama dan kehormatan," tulisnya di laman Komkat KWI.

"Ia rela dan berani menjadi hamba yang hina dan rendah, agar kita pun yang terpuruk dalam tindakan atau perbuatan hina dan rendah dibersihkan dan diangkat oleh-Nya agar diselamatkan."

 

 



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama