Kedua peneliti itu
adalah Saud Al Sarhan, Sekjend Pusat Penelitian dan Kajian Islam Raja Faisal di
Riyadh dan Johnnie Moore, Presiden Kongres Pemimpin Kristen.
Dalam artikel tersebut,
mereka menggambarkan bahwa selama beberapa tahun terakhir umat Muslim dan
Kristen tidak menyadari bahwa hari raya keagamaan mereka jatuh pada waktu yang
kurang lebih sama.
Contoh nyatanya adalah
perayaan akhir Paskah yang bertepatan dengan awal Ramadhan. Hal ini tidaklah
mengejutkan karena kedua agama tersebut berakar dari sejarah dan budaya yang
sama yaitu agama samawi.
Namun jika ditelisik
lebih dalam, tak banyak Muslim dan Kristen yang menyadari keterikatan ini.
“Alih-alih mencari
kesamaan, hubungan antara orang Kristen dan Muslim sering kali dicirikan
ketidakpercayaan dan kesalahpahaman,” tulis Saud Al Sarhan dan Johnnie.
Agama Samawi Bercirikan Perdamaian
Jika dikaji lebih
dalam, setiap agama yang bersumber dari Ibrahim selalu mencirikan perdamaian,
dan selalu memiliki keterkaitan antara satu sama lain.
Banyak cerita dalam
sejarah Muslim yang menerangkan kontribusi umat Kristen selama periode
konsekuensial.
Lihat Juga:
Seorang Umat Ortodoks Dibunuh Kelompok ISIS
Emansipasi Bukan Sekedar "Lady Boss"
Polisi Mesir Tembak Mati 3 Militan ISIS yang Bunuh Warga Kristen
Seperti kisah ketika
Nabi Muhammad kecil menemani sang paman ke Suriah Selatan, dan bertemu dengan
seorang pendeta Kristen yang karismatik, dikenal umat Islam saat ini sebagai
Bahira.
Begitu juga ketika Nabi
dan pengikutnya mengalami penganiayaan yang kejam di Jazirah Arab, dimana
seorang raja Kristen di Ethiopia justru menawarkan perlindungan kepada Muslim.
“Ini adalah beberapa
alasan mengapa Alquran sering menyebut orang Kristen dengan rasa hormat yang
dalam dan menyebut Alkitab sebagai kitab suci,” tulis Al-Sarhan dan Moore.
Alquran Menggambarkan Penghormatan kepada Bunda Maria
Alquran juga secara
khusus menggambarkan pernghormatan kepada Maria, ibu Yesus, yang disebutkan
sebagai wanita terbaik karena kesalehan dan pengabdiannya.
Kisah dari tokoh agama
lainnya, seperti Ishak, Yakub, Musa, Harun, Adam dan Nuh juga diceritakan secara
jelas dan penuh hormat di Alquran.
Alquran secara
eksplisit juga melarang penyerangan tempat ibadah Kristen. Dalam surat Jaminan
Umar yang terkenal, yang ditulis khalifah kedua Umar bin Khattab kepada
orang-orang Kristen Yerusalem ketika Muslim memasuki kota pada 638 Masehi
menyatakan:
“Dia (Umar) telah
memberi mereka (orang-orang Yerusalem) jaminan keamanan bagi diri mereka
sendiri, untuk harta benda mereka, gereja mereka, salib mereka, orang sakit dan
sehat kota dan untuk semua ritual yang termasuk dalam agama mereka.
Gereja mereka tidak
akan dihuni umat Islam dan tidak akan dihancurkan. Baik mereka, maupun tanah
tempat mereka berdiri, atau salib mereka, atau harta benda mereka tidak akan
dirusak. Mereka tidak akan secara paksa bertaubat.”
Hidup Berdampingan
Selain menghormati hak
satu sama lain untuk hidup, salah satu momen paling gemilang dalam sejarah
Timur Dekat (Syam) adalah saat orang Kristen, Muslim, dan Yahudi hidup
berdampingan dan berkumpul untuk kebaikan bersama.
Ini terjadi di Baghdad
abad ke-10, ketika kota itu adalah ibu kota negara yang diperintah Dinasti
Abbasiyah dan menjadi pusat intelektual dan ilmiah dunia karena anggota dari
tiga agama Ibrahim mengesampingkan kefanatikan dan bersatu dalam pencarian
bersama untuk pengetahuan dan kemajuan ilmiah.
Percampuran umat
beragama ini seringkali melahirkan inovasi-inovasi yang menguatkan keyakinan
masing-masing umat tanpa mengesampingkan keselamatan dan keamanan sesamanya.
Hal ini dimungkinkan
karena penganut agama Ibrahim saling menghormati dan memahami satu sama lain;
beberapa hal yang sayangnya terlewatkan di era-era berikutnya.
“Sejarah komunitas
agama kita terkadang ditandai dengan periode gelap permusuhan, permusuhan,
kekerasan, dan bahkan perang. Namun harus ditekankan, Ini bukan satu-satunya
cerita,” tulis mereka.
“Pesan kami kepada
anak-anak Abraham pada saat yang genting ini adalah bahwa ada banyak cerita
yang lebih baik dan jauh lebih menarik untuk diceritakan, yang diambil dari
periode yang jauh lebih lama dan lebih termasyhur dari sejarah kita bersama.
Kisah-kisah ini adalah berkah yang bisa kita nikmati dan pelajari bersama,”
tuturnya. *** suarakristiani.com