Ilustrasi latihan tentara Rusia. (Reuters/Oleksandr Klymenko) |
Menteri Pertahanan
Rusia, Sergei Shoigu, menyatakan bahwa pihaknya mengambil keputusan itu karena
menganggap tujuan latihan tersebut sudah tercapai.
"Saya meyakini
bahwa tujuan untuk pemeriksaan kekuatan ini sudah tercapai. Saya memutuskan
untuk menghentikan latihan militer Selatan dan Utara," ujar Shoigu seperti
dikutip AFP.
Shoigu kemudian
menyatakan bahwa Kementerian Pertahanan menargetkan semua pasukan Rusia sudah
harus kembali ke pangkalan utamanya pada 1 Mei mendatang.
Sebagaimana
dilansir Channel NewsAsia, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pun
menyambut keputusan ini. Menurutnya, langkah Rusia ini akan mengurangi
ketegangan di perbatasan.
Rusia mengambil
keputusan ini setelah negara-negara Barat mendesak Kremlin untuk menarik
pasukan dari perbatasan dengan Ukraina.
Zelensky pun sudah
mengajak Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk berbicara di Crimea demi
mengurangi ketegangan.
Meski demikian, hingga
Kamis (22/4) Rusia masih menggelar latihan militer besar-besaran di Crimea yang
dipimpin langsung oleh Shoigu.
Kementerian Pertahanan
Rusia menyatakan bahwa dalam latihan ini, Shoigu menerbangkan helikopter di
atas para tentara dan alutsista yang dikerahkan di Crimea.
Dari udara, Shoigu memantau
kesiapan angkatan laut dan pasukan daratnya dalam menghadapi segala situasi
darurat.
Kantor berita Interfax melaporkan
bahwa latihan militer ini melibatkan lebih dari 10 ribu tentara dan 40 kapal
perang.
Latihan ini dianggap
meningkatkan ketegangan antara tentara Ukraina dan separatis yang didukung oleh
Rusia di timur Ukraina.
Kiev dan Moskow saling
menyalahkan atas ketegangan di perbatasan kedua negara tersebut, terutama sejak
bentrokan di Donbass kembali terjadi awal tahun ini.
Sejak itu, Rusia
mengerahkan puluhan ribu pasukan ke perbatasan yang jumlahnya disebut jauh
lebih banyak dibandingkan ketika konflik aneksasi Crimea terjadi pada 2014
lalu.
Rusia beralasan pengiriman
pasukan itu untuk memperkuat pertahanan mereka karena Pakta Pertahanan Atlantik
Utara (NATO) juga menambah pasukan di wilayah dekat perbatasan negara mereka.
Untuk meningkatkan
kesiapan, Zelensky pun meneken undang-undang yang memungkinkan pengerahan
pasukan cadangan untuk bergabung dengan militer aktif.
Lihat Juga:
Jangan Ada Lagi Kekejian Guru di Papua
Sejarah Pahlawan Raden Ajeng Kartini
Berkuasa 30 Tahun, Presiden Chad Tewas dalam Pertempuran Lawan Pemberontak
Lihat Video Proses Penangkapan Ikan Marlin