Dalam pernyataannya Senin (19/4) Kementerian Dalam
Negeri Mesir mengatakan pasukan keamanan baku tembak dengan milisi ISIS saat
mengejar mereka di wilayah Abtal, Provinsi Sinai Utara. Tiga orang anggota
milisi tewas dan polisi mengejar tiga orang lainya.
Kementerian Dalam Negeri tidak menyebutkan kapan
baku tembak terjadi. Kementerian yang mengawasi kepolisian itu mengatakan
selama baku tembak sebuah sabuk bahan peledak meledak.
Belum diketahui apakah pelaku pengeboman salah satu
dari tiga milisi yang tewas. Kementerian tidak menyebutkan adanya korban tewas
dari pihak petugas keamanan.
Pernyataan pemerintah ini tidak dapat diverifikasi
secara independen dan akses media ke Sinai utara sangat dibatasi.
Kementerian mengatakan para milisi yang tewas
terlibat dalam pembunuhan Nabil Habashi. Pria penganut Kristen Koptik berusia
63 tahun yang membangun sebuah gereja di Kota Bir al-Abd.
Para milisi menculik Habashi yang bekerja sebagai
penjual perhiasan pada bulan November lalu dari Bir al-Abd.
Seorang pejabat yang tak bersedia disebutkan namanya
mengatakan milisi meminta uang tebusan sebesar 2 juta poundsterling Mesir.
Kelompok di Mesir yang berafiliasi dengan ISIS
bermarkas di Semenanjung Sinai. Mereka merilis sebuah video sepanjang 13
menit yang menunjukan Habashi sedang berlutut sementara tiga orang berpakaian
hitam-hitam berdiri di belakangnya.
Salah satu dari tiga orang itu terlihat menembak
belakang kepala Habashi. Tidak diketahui kapan tepatnya Habashi tewas
dibunuh.
Setelah militer menggulingkan pemimpin sayap kanan
pada 2013 lalu Mesir menghadapi pemberontakan kelompok-kelompok yang
berafiliasi dengan ISIS di Semenanjung Sinai.
Militer melakukan intervensi usai unjuk rasa
besar-besaran yang mendorong pemerintah sayap kanan yang baru berkuasa selama
satu tahun untuk turun.
Pemberontak telah menggelar sejumlah serangan.
Sebagian besar mengincar pasukan keamanan atau masyarakat minoritas
Kristen.
Lihat Juga:
Pekerjaan Yang Paling Berat Adalah Menjadi Relawan
Menyelami Perilaku Mileneal Indonesia Lewat Minuman
Paus Minta Rusia dan Ukraina Segera Rekonsiliasi