Paus Minta Rusia dan Ukraina Segera Rekonsiliasi

Paus Minta Rusia dan Ukraina Segera Rekonsiliasi

Satuan pasukan khusus Dinas Keamanan Ukraina berdiri melewati satu tank selama latihan anti-terorisme skala besar di wilayah Kherson, Ukraina, Rabu 14 April 2021. (Foto: AFP/ Dinas Keamanan Ukraina)


Setapak rai numbei - - -  Vatican City - - -Paus Fransiskus pada Minggu (18/4/2021) menyuarakan keprihatinan atas penumpukan pasukan Rusia baru-baru ini di dekat perbatasan dengan Ukraina.

Seperti dilaporkan AP, pemimpin tertinggi umat Katolik di dunia ini menyerukan upaya untuk meredakan ketegangan dalam konflik 7 tahun di timur Ukraina yang mengadu domba pasukan Ukraina untuk melawan pemberontak yang didukung Rusia.

"Saya sangat prihatin melihat peningkatan aktivitas militer," kata Bapa Suci dalam sambutannya kepada publik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus.

Pihak berwenang Ukraina mengatakan pelanggaran gencatan senjata menjadi lebih sering dalam beberapa pekan terakhir, dengan hampir 30 tentara tewas tahun ini.

"Tolong, saya sangat berharap bahwa peningkatan ketegangan dapat dihindari, dan sebaliknya, dibuat gerakan yang mampu meningkatkan kepercayaan timbal balik dan mendukung rekonsiliasi dan perdamaian yang sangat perlu dan diinginkan," ujar pemimpin umat Katolik itu.

Lihat Juga:

Integritas Seorang Pemimpin Katolik Harus Berawal Dari Keluarga

Antara Memilih dan Dipilih Atas Nama Cinta (Inspirasi Jalan Setapak)

Engklek, Permainan Tradisional Yang Masih Digemari Hingga Saat Ini?

Ukraina menuduh Rusia memicu ketegangan dengan mengerahkan 41.000 tentara di dekat perbatasan dengan Ukraina timur dan 42.000 ke Krimea, tempat Rusia mempertahankan pangkalan angkatan laut yang besar.

"Perhatikan baik-baik situasi kemanusiaan yang berat yang dihadapi penduduk, kepada siapa saya mengungkapkan kedekatan saya dan untuk siapa saya mengundang doa," kata paus sebelum berdoa dengan suara keras untuk niatnya.

Ukraina menuduh Rusia memicu ketegangan dengan pengerahan pasukannya. Sementara Rusia telah berusaha untuk membenarkan penambahan itu sebagai bagian dari latihan kesiapan yang diselenggarakan sebagai tanggapan atas apa yang diklaimnya sebagai ancaman NATO.

Amerika Serikat dan NATO menyatakan konsentrasi pasukan Rusia adalah yang terbesar sejak 2014. Saat itu,Rusia merebut Semenanjung Krimea di Ukraina dan pertempuran pecah antara pasukan Ukraina dan separatis di timur Ukraina.

Selain berselisih ada ancaman dari NATO, Rusia telah menjadikan penumpukan itu sebagai tindakan pencegahan keamanan yang diperlukan di tengah apa yang digambarkannya sebagai provokasi Ukraina di sepanjang garis kendali.


Sumber: BeritaSatu.com

 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama