Satuan pasukan khusus Dinas Keamanan Ukraina berdiri melewati satu tank selama latihan anti-terorisme skala besar di wilayah Kherson, Ukraina, Rabu 14 April 2021. (Foto: AFP/ Dinas Keamanan Ukraina) |
Seperti
dilaporkan AP, pemimpin tertinggi umat Katolik di dunia ini
menyerukan upaya untuk meredakan ketegangan dalam konflik 7 tahun di timur
Ukraina yang mengadu domba pasukan Ukraina untuk melawan pemberontak yang
didukung Rusia.
"Saya sangat
prihatin melihat peningkatan aktivitas militer," kata Bapa Suci dalam
sambutannya kepada publik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus.
Pihak berwenang Ukraina
mengatakan pelanggaran gencatan senjata menjadi lebih sering dalam beberapa
pekan terakhir, dengan hampir 30 tentara tewas tahun ini.
"Tolong, saya
sangat berharap bahwa peningkatan ketegangan dapat dihindari, dan sebaliknya,
dibuat gerakan yang mampu meningkatkan kepercayaan timbal balik dan mendukung
rekonsiliasi dan perdamaian yang sangat perlu dan diinginkan," ujar
pemimpin umat Katolik itu.
Lihat Juga:
Integritas Seorang Pemimpin Katolik Harus Berawal Dari Keluarga
Antara Memilih dan Dipilih Atas Nama Cinta (Inspirasi Jalan Setapak)
Engklek, Permainan Tradisional Yang Masih Digemari Hingga Saat Ini?
Ukraina menuduh Rusia
memicu ketegangan dengan mengerahkan 41.000 tentara di dekat perbatasan dengan
Ukraina timur dan 42.000 ke Krimea, tempat Rusia mempertahankan pangkalan
angkatan laut yang besar.
"Perhatikan
baik-baik situasi kemanusiaan yang berat yang dihadapi penduduk, kepada siapa
saya mengungkapkan kedekatan saya dan untuk siapa saya mengundang doa,"
kata paus sebelum berdoa dengan suara keras untuk niatnya.
Ukraina menuduh Rusia
memicu ketegangan dengan pengerahan pasukannya. Sementara Rusia telah berusaha
untuk membenarkan penambahan itu sebagai bagian dari latihan kesiapan yang
diselenggarakan sebagai tanggapan atas apa yang diklaimnya sebagai ancaman
NATO.
Amerika Serikat dan
NATO menyatakan konsentrasi pasukan Rusia adalah yang terbesar sejak 2014. Saat
itu,Rusia merebut Semenanjung Krimea di Ukraina dan pertempuran pecah antara
pasukan Ukraina dan separatis di timur Ukraina.
Selain berselisih ada
ancaman dari NATO, Rusia telah menjadikan penumpukan itu sebagai tindakan
pencegahan keamanan yang diperlukan di tengah apa yang digambarkannya sebagai
provokasi Ukraina di sepanjang garis kendali.
Sumber: BeritaSatu.com