Tato Tradisional Malaka Tanda Bucin ABG yang Mulai Punah

Tato Tradisional Malaka Tanda Bucin ABG yang Mulai Punah

Consertia Nabe (60) dan tato tradisional Malaka Foto: Femi Diah/detikTravel


Setapak rai numbei - - -Malaka - Hampir seluruh perempuan dan laki-laki di Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang sudah berumur memiliki tato. Dibuat secara tradisional sebagai tanda cinta namun mulai ditinggalkan generasi masa kini.

Di siku kanan dan kiri Consertia Nabe (60), dari Suku Umamae, terdapat tato melingkar. Dia juga memiliki tato dengan abjad romawi di kedua tangannya. Selain itu, kakinya pun penuh tato.

Tato yang sama dimiliki oleh Ligwina (80), raja di Suku Makbalin. Dia juga memiliki tato di lengan dekat dengan siku, juga sepanjang lengan dan kakinya.

"Ini tato tradisionalMalaka, dibuat dari jelaga lampu pelita. Ini tradisi dari nenek moyang," kata Consertia yang dibantu diterjemahkan oleh Merin Dahu (37).

 

Alfonsius Moruk warga di Kabupaten Malaka, Timor Tengah Selatan, NTT, menunjukan sejumlah tato yang ada ditubuhnya. Foto: Grandyos Zafna/detikcom

Consertia bilang jelaga itu dikumpulkan dengan menempatkan cawan tempurung di atas api. Setelah terkumpul, jelaga ditusukkan ke lengan atau kaki dengan jarum. Jarum bisa berjumlah puluhan.

Tato siku milik Consertia dibuat oleh seniman tradisional Malaka. Tato tardisional itu itu memiliki corak khas Malaka.

Nah, tato yang ada di lengan berbeda lagi. Tato itu dibuat secara amatir oleh teman-temannya saat dia memiliki pacar. Tato itu menjadi penanda seorang perempuan atau laki-laki Malaka memiliki kekasih.

Biasanya pacar baru didapatkan dari acara pemakaman di Malaka. Di acara itu pemuda-pemudi Malaka bertugas menjaga jenasah hingga tiga malam beruntun.

"Muda-mudi menjaga mayat sekaligus mencari pacar," kata dia.


Lihat Juga:

Melihat Jejak Gendang Kulit Manusia di Todo Manggarai, NTT

Jangan Pernah Malu Dengan Pekerjaanmu Karena Gengsi Tidak Memberimu Makan

Heroisme Super Hero


Rupanya tato itu bukan sekadar pengikat tali asmara, namun menjadi penghubung dengan tugas di masa depan.

"Kalau kami tidak menato lengan atau kaki maka nantinya di masa berikutnya, kami akan dihukum kewajiban membersihkan tai mata nenek moyang kami tanpa batas," kata Consertia.

Tapi, tradisi tato itu mulai pudar. Pemuda di Malaka tidak meneruskannya.

"Kami tidak mau, itu sakit sekali. Sekarang tato dilakukan dengan mesin," kata Merin. *** https://travel.detik.com/

 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama