Kelompok militan Sinai juga mengeksekusi mati dua
anggota suku di wilayah tersebut. Mereka merilis video eksekusi itu di saluran
Telegram mereka.
Gereja Koptik, yang memiliki anggota antara 10
hingga 15 persen dari 100 juta populasi Mesir, pada hari Minggu menyebut pria
Kristen yang dibunuh adalah Nabil Habashi Salama.
"Dia mempertahankan imannya sampai saat dia
dibunuh...Gereja menegaskan dukungannya yang teguh terhadap upaya negara Mesir
dalam memadamkan aksi teror yang penuh kebencian," kata pihak gereja
tersebut di provinsi Sinai dalam sebuah pernyataan, yang dilansir AFP, Senin
(19/4/2021).
Dalam video berdurasi 13 menit yang dirilis Sabtu
malam, pria Kristen Koptik berusia 62 tahun asal Bir al-Abd di Sinai Utara itu
ditembak mati dari jarak dekat oleh seorang militan yang diapit oleh dua orang
lainnya yang membawa senapan.
Lihat Juga:
Persahabatan: Jangan Putuskan Tali Kekerabatan Itu
Teroris Itu Beragama atau Tidak?
"Adapun Anda orang Kristen Mesir, ini adalah
harga yang Anda bayar karena mendukung tentara Mesir," kata kelompok
militan tersebut dalam video eksekusi.
Dua pemuda suku Sinai juga terlihat dibunuh di gurun
pasir yang tandus, di mana para militan menuduh mereka berperang membela
militer Mesir.
Pemberontakan kelompok militan Sinai yang telah
berlangsung selama satu dekade mulai meningkat pada tahun 2013 ketika militer
menggulingkan presiden terpilih Mesir Mohamed Morsi.
Pada Februari 2018, pemerintah melancarkan operasi
nasional melawan militan yang berfokus di Sinai Utara.
Militer mengatakan sekitar 970 tersangka militan
telah tewas dalam kampanye keamanan yang sedang berlangsung.
Tetapi wilayah tersebut sebagian besar tetap
terputus untuk jurnalis, membuat konfirmasi jumlah korban tewas secara
independen hampir tidak mungkin bisa dilakukan.
rip
BalasHapus