Keuskupan Timika minta Pemerintah Terbuka Tangani Konflik di Papua

Keuskupan Timika minta Pemerintah Terbuka Tangani Konflik di Papua



Setapak rai numbei - - - Pimpinan Gereja Katolik Keuskupan Timika, melalui Administrator Diosesan Pastor Marthen Kuayo,Pr menyatakan bahwa Gereja Katolik Timika  menolak pelabelan KKB sebagai teroris. Dan meminta agar pemerintah terbuka menangani konflik di tanah Papua.

Hal ini berangkat pada ketidakjelasan identitas kelompok tersebut. Lebih jauh, dengan label teroris, para pimpinan gereja meyakini ruang demokrasi akan benar-benar mati di Papua.

Diketahui, beberapa daerah konflik di Papua merupakan bagian dari wilayah Keuskupan Timika. Di antaranya yakni, Kabupaten Puncak Jaya dan Intan Jaya.

Pimpinan Gereja mengaku prihatin dan sedih atas berbagai peristiwa kekerasan yang terjadi di dua daerah tersebut. Hal itu mengakibatkan banyaknya umat dan masyarakat di sana terpaksa mengungsi dan berhenti bekerja.

Dalam sikap Keuskupan Timika itu, disebutkan bahwa TNI/POLRI juga telah menimbulkan korban dari umat yang tidak bersalah.

Lebih lanjut, Keuskupan juga menyesalkan keputusan Presiden Joko Widodo yang memerintahkan TNI/POLRI untuk menangani konflik tersebut.


Lihat Juga:

Tepatkah Melabeli Separatis Papua Sebagai Teroris

Wujud Mumi Asli dari Papua Bikin Merinding

Pemda Papua Keluarkan Tujuj Pernyataan Sikap Terkait Sebutan KKB Menjadi Teroris

Pratu Lucky Matuan, Personil TNI Gabung ke KKB 


“ Kami sebagai pimpinan Gereja Katolik Keuskupan Timika sangat sedih dan menyesalkan atas tanggapan Presiden Joko Widodo. Untuk memerintahkan aparat keamanan menangani konflik di Papua”, demikian tulis sikap Pimpinan Keuskupan Timika seperti dikutip dari Sesawi.Net.

Gereja  Katolik Timika melihat keputusan itu akan menimbulkan dampak yang lebih buruk. Sebab sebelumnya juga telah memunculkan korban jiwa dari masyarakat sipil. Mereka adalah korban salah tembak.

“ Contohnya ketiga saudara yang mati dibunuh di RSUD Kabupaten Intan Jaya, sebulan lalu. Contoh lain, seorang bernama Kuligi Mirip juga mati di Dugusiga, Intan Jaya oleh apara gabungan TNI/POLRI dan diberitakan sebagai anggota KKB”.

Transparansi Pelabelan KKB

Pihak Keuskupan Timika pun menghimbau pemerintah untuk mengidentifikasi kelompok KKB secara komprehensif. Dengan transaparan dan kredibel, sehingga tidak ada lagi korban jiwa.

“ Kami minta kepada Presiden Joko Widodo dan Pimpinan Aparat Keamanan, agar melakukan identifikasi kelompok KKB secara benar dan serius agar tidak mengorbankan masyarakat sipil. Dan untuk itu, kami menolak label teroris kepada KKB”, demikian himbauan Keuskupan seperti dilansir Sesawi.net.

Adapun penolakan label itu berangkat dari alasan tertutupnya ruang demokrasi di Papua.

Kemudian, usaha pimpinan agama-agama yang selama ini berjuang untuk Papua Tanah Damai akan ternoda. Dan terakhir, adanya dugaan sebuah skenario sebelum menetapkan KKB. Karena sebelumnya ada kejadian beruntun terjadi. Mulai dari penembakan pedagang, kabinda Papua hingga tiga prajurit.

Melalui seruan sikap yang dikeluarkan pada 1 Mei kemarin, Keuskupan Timika meminta  pemerintah untuk terbuka menangani konflik di Papua. Dan mengevaluasi pendekatan yang digunakan selama ini di Papua.

Keuskupan Timika juga meminta pihak TPNOPM untuk melakukan gencatan senjata dan mencari jalan keluar bersama-sama yang lebih bermartabat dan manusiawi.

Sesawi.Net

 



Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama