Ilustrasi |
Bunga Kupu-kupu |
Saya mempunyai bunga
kesayangan, namanya bunga kupu-kupu atau Calincing Ungu atau nama kerennya
Oxalis Triangulari. Bunga kupu-kupu ini disetiap batangnya mempunyai 3
helai daun agak besar berbentuk seperti kupu-kupu, berwarna ungu dan mempunyai
bunga kecil berwarna pink. Mungkin anda bertanya-tanya kenapa bukan bunga
mawar, melati atau anggrek ?
Hahaha… saya memang
sudah jatuh cinta dengan bunga kupu-kupu ini….
Bunga kupu-kupu ini
tumbuh dari umbi kecil, dengan batang tinggi dan langsing tapi mudah patah
karena batangnya seperti taoge. Tumbuhnya bisa rimbun bila media tanah, sinar
matahari dan air yang disiram cukup. Dari 1 buah pot bunga yang dulu saya beli,
sekarang sudah bisa jadi banyak dan sudah saya bagikan ke teman-teman untuk
diadopt. Tahukah anda bahwa tanaman bunga kupu-kupu yang telah diadop oleh
teman-teman saya ini, tumbuhnya mungkin tidak sama rimbunnya, ada pula yang
tidak tumbuh atau malah mati?
Kenapa?? Karena di
dalam berkebun ada triknya. Anda perlu melakukannya dengan sepenuh hati atau
memperlakukan tanaman itu seperti seorang sahabat (ups maaf… ini hanya
istilah bagi saya aja ya). Ya seperti seorang sahabat… diperhatikan,
dikunjungi dan dirawat secara berkala. Setiap jam 8 pagi daun bunga
kupu-kupu dan bunganya yang berwarna pink akan mulai mekar satu per satu,
tetapi daun serta bunganya akan kuncup kembali pada sore hari menjelang malam.
Lalu keesokan hari dia akan mekar kembali. Jadi setiap hari bunga dan daunnya
akan ada terus mekar, sepanjang waktu.
Ketika saya mau
memisahkan bunga kupu-kupu ini saya terkadang tidak tega dan sedikit sedih
untuk melakukannya. Mengapa? Karena batang bunga kupu-kupu ini tumbuh saling
terikat seperti berpelukan. Jadi dibutuhkan kesabaran dan tangan saya pun harus
ekstra hati-hati melepaskan batang-batang yang saling terikat itu. Supaya
tidak ada batang daun yang patah, lalu mati. Setelah terpisahkan maka tanaman
itu bisa langsung saya tanam dalam pot. Tetapi tanaman ini belum bisa diadop karena
dia akan layu dalam waktu yang tidak dapat saya prediksi. Karena dia stres….
Ya, tanaman juga bisa stres loh, sehingga dia tidak mau tumbuh, berbunga
ataupun menjadi layu sampai akhirnya mungkin mati. Jadi saya harus bagaimana?
Ketika tanaman ini stress maka dia butuh saya atau anda untuk memperhatikannya
supaya mau tumbuh kembali. Mari disiram, ditaruh di tempat yang teduh, diberi
pupuk, diperhatikan dan didoakan supaya mau tumbuh kembali. Bunga Kupu-kupu ini
akan selalu mekar di pagi hari, memamerkan keindahannya dan dia akan tertidur
di waktu malam hari.
Begitu juga dengan
pekerjaan atau pelayanan saya, baru bisa terjadi bila saya mau
melakukannya dengan hati yang terbuka untuk mau menerima suatu
perubahan. Mempunyai kerendahan hati untuk mau menerima kritikan atau ide dan
berusaha menciptakan suatu sukacita baru. Ya bekerja dengan hati. Bekerja
dengan hati menurut saya adalah bekerja dengan sepenuh hati mau melayani dengan
sabar, rendah hati, tulus dan ikhlas tanpa mengharapkan pujian. Apa bisa
bekerja dengan hati di masa pandemi ini? Ayo dicoba.
Mungkin saat ini ada
banyak orang bekerja dengan mengandalkan pikiran, tenaga dan terkadang hanya
mau menurut pendapatnya sendiri saja. Tidak mau menerima kritikan atau pendapat
orang lain. Saya merasa bahwa terkadang pendapat seseorang itu bisa saja
membuat orang lain menjadi kecewa dan tersakiti alias mutung. Sehingga orang
yang mendengarnya menjadi kecewa lalu tidak mau lagi terlibat dalam suatu
pelayanan. It’s ok… tidak apa-apa. Tetapi saya masih tetap bisa berdoa
dan berharap agar teman-teman yang dulu pernah merasa kecewa atau dikecewakan
dalam suatu pelayanan, mau bangkit kembali dan mau melayani kembali.
Karena dalam suatu pelayanan dibutuhkan suatu kesabaran dan kerendahan hati
untuk mau menerima apa pun yang terjadi. Dalam pelayanan apapun saya
berprinsip bahwa yang saya lakukan bukanlah untuk seseorang tetapi untuk Tuhan
yang Maharahim. Saya percaya bahwa Tuhan punya cara-Nya sendiri untuk
membimbing dan mengajari setiap pribadi. Pengalaman yang saya alami terkadang
terasa kurang baik , berat dan menyedihkan tetapi saya tidak boleh menyerah.
Ya, jangan pernah menyerah….
Tuhan hadir dalam hidup
saya dengan penuh kerahiman karena kasih setia-Nya kepada saya dan keluarga
saya yang sangatlah besar. Begitu juga dengan hidup setiap orang. Tetapi
apakah kita sudah peka dan bisa merasakan kehadiran-Nya? Banyak terjadi hal
yang mustahil menurut kaca mata saya tetapi bagi Tuhan tidak ada sesuatu pun
yang mustahil. Banyak kejutan-kejutan yang tak terduga dan ajaib terjadi,
sehingga membuat saya terlepas dari segala permasalahan ataupun beban kehidupan
ini. Nah… Sukacita besar inilah yang membawa saya untuk selalu mau
berproses sesulit apapun, bersyukur dan mau memuliakan nama Tuhan. Saya
mau belajar terus dan terus untuk bisa bekerja dengan hati dan lebih giat lagi
dalam melayani Dia. Karena misi saya hanya ingin menyenangkan hati Tuhan
dan berusaha untuk bisa membalas segala kebaikkan-Nya. Melalui hidup dan
pelayanan, saya berkarya sampai akhir perjalanan hidup saya nanti…… Cia
Yo….
Waktuku pun pakailah memuji-Mu slamanya
Tanganku gerakkanlah, kasih-Mu pendorongnya
Jadikanlah langkahku berkenan kepada-Mu
Eviantine Evi Susanto, Kontributor, Ibu Rumah Tangga