5 Pastor dan 2 Suster Diculik Kelompok Bersenjata di Haiti

5 Pastor dan 2 Suster Diculik Kelompok Bersenjata di Haiti



Setapak rai numbei  - - - Para uskup Haiti mengutuk aksi penculikan terhadap dua orang biarawati, lima orang pastor dan beberapa umat awam di Croix de Bouquets, Haiti pada Minggu (11/4) kemarin.

Menurut pemberitaan media lokal setempat, para imam dan biarawati itu diculik di pinggiran ibukota Haiti saat hendak menghadiri misa pelantikan seorang pastor paroki baru.

Hingga berita ini diturunkan, korban penculikan masih ditahan oleh sebuah geng yang disebut 400 Mawozo. Media setempat memberitakan bahwa kelompok ini mengakui hal tersebut dan meminta agar gereja menyedian uang sebanyak 1 juta USD sebagai tebusan.


Lihat Juga:

Dua Mukjizat dibalik bencana alam Adonara

Yang Mahal Sesungguhnya Bukan Biaya Hidup, Tapi Gaya Hidup

Belajar dari debu-debu kamar


Negara Diminta Turun Tangan

Para pemimpin gereja di Haiti mengutuk penculikan itu, dan menyerukan tindakan yang akan diambil terhadap para pelakunya.

Pastor Gilbert Peltrop, sekretaris jenderal Konferensi Religius Haiti, mengatakan kepada Reuters bahwa negara harus turun tangan untuk melawan preman ini.

Sementara itu, Uskup Pierre-André Dumas, wakil presiden Konferensi Episkopal Haiti dan uskup Anse-à-Veau et Miragoâne, mengatakan kepada AFP bahwa Gereja berdoa dan berdiri dalam solidaritas dengan semua korban tindakan keji ini.

"Ini keterlaluan. Waktunya telah tiba untuk menghentikan tindakan tidak manusiawi ini” ungkap Uskup Pierre.

Keuskupan Agung Port-au-Prince memperingatkan dalam sebuah pernyataan bahwa kekerasan geng telah mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara itu.

"Untuk beberapa waktu sekarang, kami telah menyaksikan turunnya masyarakat Haiti ke neraka," kata keuskupan agung itu, seperti dilansir AFP.

"Otoritas publik yang tidak melakukan apa pun untuk menyelesaikan krisis ini tidak kebal dari kecurigaan," lanjut pernyataan itu.

Kasus Penculikan Sering Terjadi

Jumlah penculikan untuk mendapatkan uang tebusan baru-baru ini meningkat di Haiti, dan protes mengecam lonjakan kekerasan yang melanda negara itu.

Sebelumnya, selama Triduum Paskah, empat anggota gereja diculik selama upacara yang disiarkan langsung di Facebook.

Pada tanggal 1 April, empat anggota Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh Gospel Kreyòl Ministry di Diquini, Haiti diculik saat tampil di upacara tersebut. 

Banyak yang menonton layanan tersebut dilaporkan mengira penculikan itu adalah lelucon April Mop, sebelum menyadari bahwa mereka telah menyaksikan kejahatan.

Mereka berempat, termasuk pastor gereja, pianis, dan dua teknisi, disandera hingga Minggu Paskah, dan dibebaskan setelah uang tebusan dibayarkan.

Gregory M. Figaro, yang ayahnya mendirikan gereja di Diquini, hadir saat penculikan itu dan mengatakan seorang pria bersenjata masuk ke gereja setelah mengetuk pintu.

“Jika ini bisa terjadi, maka segala sesuatu mungkin terjadi di negara ini karena tidak ada rasa hormat terhadap institusi mana pun, apakah itu gereja atau sekolah,” kata Figaro kepada Miami Herald setelah penculikan itu. 

“Mereka bahkan merampas orang dari dalam rumah mereka” ujarnya.

Haiti juga terkena dampak krisis lain, termasuk bencana alam dan kurangnya infrastruktur perawatan kesehatan untuk menangani pandemi COVID-19.

*** ikatolik.net 

 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama