Dalam
lingkungan yang identitasnya seragam, mungkin seseorang begitu terikat dengan
norma dimana ia dibesarkan. Dengan segala adat-istiadat, dengan segala larangan
dan perintah ataupun nilai-nilai yang mereka warisi dari kakek-nenek mereka.
Tapi, saat ini dimana ide-ide tentang globalisai mulai disebarluaskan dan
dianggap sebuah proses kemajuan, batas-batas pemisah sedikit demi sedikit
hilang dan dihapuskan. Karna tujuan globalisasi adalah Universalitas dan
Perdamaian. Maka, tidak baik kiranya apabila kita membiasakan diri untuk
menutup diri dari lingkungan pergaulan dan memilih untuk menutup diri dari era
globalisasi hanya karna ingin mempertahankan nilai yang tidak diakui manusia
secara universal. Menghargai dan dihargai adalah apa yang ingin diterima oleh
setiap orang, walau terkadang lingkungan sekitar memberikankan kita dorongan
buruk yang membuat kita berfikir negatif dan akhirnya berperilaku negatif. Tapi
itu semua bukanlah masalah, karna realitas yang kita temui sehari-hari hanyalah
cerminan dari fikiran yang selalu kita ulangi berkali-kali. Dengan secara terus
menerus kita memikirkannya, maka otak kita pun menerimanya sebagai sebuah
keyakinan. Maka, yakinilah kalau kebaikan ada dalam penghargaan dan hargailah
seseorang sebagaimana kamu ingin dihargai.
Jauhi
sikap diskriminatif ataupun kalimat-kalimat yang tak pantas untuk diucapkan.
Tindakan ataupun ungkapan membeda-bedakan biasa terjadi karna kebencian, tanpa
pertimbangan dan banyak berdasarkan. Sikap membedakan biasa dimulai dari suatu
perbedaan kebiasaan yang remeh. Namun karna ketertutupan diri, ada keengganan
untuk membicarakannya di ruang umum ataupun kalngan khalayak. Maka kebencianpun
mulai lahir diantara keduanya. Hargailah orang lain dengan tulus, jujur, dan
sungguh-sungguh tanpa adanya memanipulasi atau kepura-puraan karna menginginkan
tujuan lain. Dalam lubuk hati yang paling dalam, kita semua memiliki perasaan
yang sama, ingin dihargai. Menghargai orang lain tanpa memberikan batasan atas
perbedaan yang ada, seperti suku, agama, ras ataupun latar belakang lainnya.
Hindarilah perkataan-perkataan sensitif seperti suku, ras, ataupun agama
diperdebatkan. Karna, menghargai dan menghormati berarti memperlakukan orang
lain dengan baik dan benar, baik secara perkataan ataupun perbuatan.
Lalu,
apabila kita bicara tentang keragaman agama. Mungkin sejak masa Presiden Gus Dur, Indonesia dikenal
sebagai Negara yang sangat Plural dengan mendukung satu agama tertentu dan
mengakomodir kepentingan agama lain. Hal ini dapat kita lihat dalam hari libur
nasional yang berlatar dari 6 agama yang diakui. Secara spesifik, nilai-nilai
peribadatan dari agama-agama tersebut beragam. Tapi secara umum, dalam setiap
ajaran agama terkandung sebuah nilai universal, yaitu kebajikan dan perdamaian.
Dalam agama, Tuhan adalah zat yang paling manusia taati perintahnya Dengan
menyadari bahwa penghormatan pada manusia adalah anjuran tuhan. Maka,
menghormati dan menghargai sesama manusia artinya menaati tuhan. Nilai
universalitas tersebut ajaran ataupun anjuran agama untuk menghargai hak-hak
kemanusiaan dan penghargaan atas perbedaan.
Selanjutnya
tentang lingkungan sosial. Lingkungan sekitar dimana kita lahir dan dibesarkan
adalah pusaran dimana nilai dasar yang kita yakini terus menguat. Bayi yang
lahir pada sebuah lingkungan sosial pada dasarnya tidak memiliki keyakinan
apapun, namun lingkunganlah yang menciptakannya. Adapun lingkungan pergaulan
yang seseorang temukan saat ia beranjak dewasa adalah lingkungan baru, dimana
nilai baru akan terbentuk. Maka, pintar-pintarlah memilah teman dan lingkungan
pergaulannya. Termasuk media sosial dimana setiap hari kita berinteraksi
dengannya. Menjaga norma dan nilai tetap diimplementasikan walaupun kehadiran
kita hanyalah dalam bentuk data digital adalah sebuah kedewasaan cara berfikir
dan kebijaksanaan diri. Dalam hal ini, jauhilah rasa benci. Rasa benci
merupakan seruan negatif, dimana keinginan untuk berbuat buruk biasanya meningkat.
Saat fikiran banyak membenci, maka yang akan kita lakukan selanjutnya
adalah melakukan perbuatan-perbuatan yang ditentang oleh norma maupun ajaran
agama. Karna tujuan selanjutnya adalah pemuasan hasrat semata. Maka jauhilah
rasa benci dan iri hati, agar hati kita tidak terkotori olehnya.
Yang
terakhir, berbahagialah. Karna tak pernah ada jawaban tunggal yang bisa
menjawab setiap permasalahan yang kita temukan dalam rentetan kejadian
sepanjang usian kita. Tapi selalu ingat, bahwa keyakinan kita tentang dunia
adalah campuran dari perasaan dan pengetahuan. Berbahagialah dengan meyakini
kalau esok hari matahari akan tersenyum dengan sinarnya yang cerah, dan
memelukmu dengan pancaran hangat sinarnya. Yakinilah, bahwa kebaikan akan
selalu hadir bagi mereka yang selalu memberikan kebaikan dan kebahagiaan bagi
sesamanya.