Pusdikpal TNI AD di CImahi (Foto : MNC Portal) |
Pada waktu gedung
tersebut itu merupakan pusat pencucian pakaian (central wasschery) atau laundry
yang melayani seluruh Tentara Kerajaan Belanda di pulau Jawa. Pencucian pakaian
tersebut dikerjakan secara chemisch (kimia) dengan menggunakan ketel uap dengan
cerobong asap setinggi 23 meter.
"Setelah Belanda
menyerah kepada Jepang pada tahun 1942, maka gedung tersebut diambil alih
Jepang dan dipergunakan sebagai pabrik kecap, taucho dan bir. Pada tahun 1945,
Jepang menyerah kepada Sekutu dan gedung tersebut diserahkan kembali kepada
Belanda yang selanjutnya digunakan sebagai tempat Pendidikan Teknik atau
Techniche Opleiding Institut (TOI), Dinas Angkutan Militer atau Leger Transport
Diens (LTD)," urai Taufan di lokasi, Kamis (25/3/2021).
Sejalan dengan validasi
organisasi TNI Angkatan Darat, mulai dari Satuan Teritorial, Satuan Tempur,
Satuan Pendidikan serta dinas teknik, keberadaannya semakin tertata.
Dalam penyelenggaraan
fungsi teknis, hadir dua satuan yakni Dinas Teknik Tentara (DTT) yang
berkedudukan di Jakarta, dipimpin oleh Letnan Kolonel Ir. Soedarto, serta Dinas
Peralatan Tentara (DPLT) yang berkedudukan di Cililitan, dipimpin oleh Letnan
Kolonel Askari.
Taufan menjelaskan,
dengan pertimbangan bahwa di lingkungan TNI Angkatan Darat belum dibentuk Lembaga
Pendidikan Teknik, beberapa Perwira Dinas Teknik Tentara (DTT), diantaranya
Kapten Cpl S. Goenadi Brotosoewignjo, Letnan Satu Cpl Marsidik, Letnan Satu Cpl
Bambang Soemantri dan Letnan Muda Cpl Mamoeng Adi, mengadakan musyawarah dengan
pihak Belanda, untuk membahas persiapan alih status Institusi Pendidikan Teknik
Tentara Kerajaan Belanda yang bernama Technische Opleiding Institute (TOI).
Melalui forum
perundingan pada tanggal 18 Januari 1950, antara Dinas Teknik Tentara (DTT)
dengan pihak Belanda, maka pada tanggal 12 Maret 1950, 39 orang prajurit TNI
Angkatan Darat diterima sebagai peserta didik di TOI.
"Selanjutnya para
perintis inilah menjadi kader-kader Instruktur dan ahli teknik di jajaran Dinas
Teknik Tentara (DTT) serta Dinas Peralatan Tentara (DPLT)," ungkapnya.
Sebagai tindak lanjut
penyerahan kedaulatan, pada 1 Juni 1950 Tentara Kerajaan Belanda yang diwakili
Mayor Art Ir. Woerfbain menyerahkan TOI/LTD kepada TNI AD yang diwakili oleh
Mayor S. Goenadi dan digunakan sebagai Pusat Pendidikan Bintara dan merupakan
bawahan DPLAD yang selanjutnya Institusi Pendidikan dimaksud diubah namanya
menjadi Pusat Pendidikan Teknik Tentara (PeTeTe) dan Mayor S. Goenadi sebagai
Komandannya, yang secara taktis operasional di bawah Staf “Q”, kemudian beralih
Komando dan Kendali kepada Dinas Teknik Tentara (DTT).
"Peristiwa
bersejarah inilah yang selanjutnya secara monumental diabadikan sebagai hari
lahir Pusat Pendidikan Peralatan," tegas Taufan.
Dalam perkembangannya,
kata Taufan, Pusdikpal tidak terlepas dani pembenahan-pembenahan yang
dilaksanakan di lingkungan TNI AD, baik dalam tataran organisasi maupun
personel.
Periode 1951 sampai
1963, berdasarkan keputusan Kasad nomor : 239/KASAD/KPTS/51 tanggal 1 Desember
1951, Dinas Teknik Tentara (DTT) dan Dinas Peralatan Tentara (DPLT) divalidasi
menjadi Dinas Peralatan Angkatan Darat (DPLAD).
Demikian pula sebutan
Pendidikan Teknik Tentara (Pe Te Te) berubah menjadi Depo Pendidikan 1 (Satu)
berkedudukan di Cimahi dan Depo Pendidikan II (Dua) Dinas Peralatan Angkatan
Darat berpangkalan di Cililitan.
Sebagai upaya
memantapkan kinerja lembaga, pada tahun 1953, dua institusi pendidikan teknik
tersebut diorganisasikan menjadi satu dengan nama Pusat Pendidikan Bintara.
Pada tahun 1953
disarankan perlunya tempat pendidikan Perwira maka oleh DPLAD dibelilah kompleks
Gadobangkong dari Yayasan Advent dan digunakan untuk Pendidikan Sekolah Ulangan
Perwira DPLAD.
Pada tanggal 1 April
1955, sesuai dengan Surat Keputusan Kasad Nomor : 19/KSAD/KPTS/1955 tanggal 25
Januari 1955, kedua lembaga pendidikan DPLAD ini dilebur menjadi satu dengan
nama Pusat Pendidikan Peralatan Angkatan Darat (PPPLAD) yang dipusatkan di
Cimahi.
Sesuai Instruksi Kasad
Nomor : 04/11/1956 tanggal 1 Desember 1956 PPPLAD, taktis di bawah Inspektorat
Jenderal Pendidikan dan Latihan (Ijen PL) dan teknis di bawah Direktorat
Peralatan berdasarkan penetapan Kasad Nomor : P4T P.0-5 tanggal 5 September
1958 dan Surat Keputusan Komandan Pendidikan dan Latihan (Dan Plat) Nomor Kpts
495/11/1959 tanggal 21 Nopember 1959 maka mulai tanggal 1 Januari 1960 dirubah namanya
menjadi Resimen Induk Peralatan (Rinpal).
Lihat Juga:
Perjalanan Sepatu dari Zaman Batu
Wabah Penyakit Mematikan di Banten dan Jawa Tengah
Kisah Petempur Cilik dalam Revolusi Indonesia
Rinpal secara taktis
dibawah Komando Pendidikan dan Latihan (Kopiat) dan teknis serta pembinaan
personel berada di bawah Ditpalad. Berdasarkan surat keputusan Men/Pangad Nomor
Kpts. 271/11/1963 tanggal 20 Maret 1963 dan Surat Keputusan Dan Rinpal Nomor :
73/1X/1963 tanggal 1 September 1963 maka dirubah namanya menjadi Pusat
Pendidikan Peralatan (Pusdikpat).
Periode 1963 sekarang
dengan dibentuknya Komando Pengembangan Pendidikan dan Latihan (Kobangdiklat)
serta Komando Logistik TNI AD (Kologad), Sesuai dengan organisasi dan tugas
yang berlaku, maka Pusdikpal)berada di bawah kendali Pusat Peralatan
Kobangdiklat TNI Angkatan Darat.
Pada tanggal 6
Oktober1978, Pusdikpal diorganisasikan di bawah Kobangdiklat TNI Angkatan
Darat. Pada tanggal 25 Januari 1986, Pusdikpal kembali diorganisasikan di bawah
Ditpalad. Berdasarkan Kep Kasad Nomor : KEP 1/VI/1997 tanggal 20 Juni 1997,
Pusdikpal Ditpalad berubah menjadi Pusdikpal TNI Angkatan Darat.
Selanjutnya berdasarkan
Sprin Kasad Nomor : Sprin/1104/VI11/1998 tanggal 14 Agustus 1998, Pusdikpal TNI
Angkatan Darat diorganisasikan di bawah Kodiklat Angkatan Darat.
Taufan menjelaskan,
dari Pemerintahan Kota Cimahi memberikan suatu wadah yang bertujuan
melestarikan peninggalan tersebut dengan membuat konsep wisata
Militer Bersejarah.
Nantinya, ada semacam
tur mengelilingi bangunan militer bersejarah sambil memberikan edukasi kepada
masyarakat soal kemiliteran yang ada. "Jadi adanya rencana Military
Heritage Tourism ini diharapkan mudah-mudahan ke depan industri pariwisata di
Kota Cimahi ini makin berkembang," tutupnya.
***
Referensi Catatan Histori: