Terlalu polos pula bila
memahami bahwa 'bila saya minta maaf itu sama artinya mengakui kesalahan.' Terlalu
berlebihan pula bila berpikir bahwa 'bila saya tidak salah mau meminta
maaf itu bodoh namanya.'
Sejatinya urusan maaf
tidaklah sesederhana hanya menyangkut salah dan benar. Bila ego yang masih
berkuasa, demikianlah memahaminya. Bila hati yang bicara. ini adalah urusan
kasih dan demi kebaikan bersama.
Mereka yang sudah
mengerti dan memahami tak akan terikat dalam hal ini. Salah tidak salah tidak
alergi untuk meminta maaf. Sebab ia sadar Tuhan yang mengetahuinya isi hatinya.
Tidak salah meminta
maaf tidak akan menjadi bersalah. Bila benar tetapi mau meminta maaf, itulah
jalan yang benar.
Maaf, bukan sekadar
urusan mengakui kesalahan. Namun lebih utama adalah menyelesaikan masalah.
Menghilangkan kesalahpahaman.
Bagaimana bila ada yang
bersalah namun berkeras hati tidak mau meminta maaf? Maafkanlah dia.
Meminta maaf bukan
perkara sederhana, walaupun kita yang bersalah. Ada ego, dan bisikan yang
mengatakan bahwa sebenarnya kita yang benar. Butuh keberanian untuk mengalahkan
ego tersebut dan kemauan merendahkan hati untuk berucap 'maaf'.
Jika meminta maaf butuh
keberanian, memberi maaf butuh kekuatan karena pasti kenangan buruk dan
menyakitkan itu muncul kembali. Forgiving
is not removing our memories, but removing the poison of our memories.
Ketika kita memaafkan, memori yang menyakitkan itu memang masih ada, tapi ia
sudah tidak 'beracun' lagi.
Rasa pahit dan benci
juga keinginan untuk membalas dendam akan hilang secara perlahan. Dengan
memaafkan, luka terbuka akan berubah menjadi bekas luka. Bekas luka akan ada
selamanya dan akan menjadi pengingat kita, tapi ia sudah tidak terasa sakit,
berdarah-darah dan terkena infeksi lagi.
Bagaimana dengan
ungkapan, "Forgiven but not
forgotten, memaafkan tapi tidak melupakan?" Saya sangat mengerti
maksud kalimat ini karena pernah merasakannya. Tujuan dari tidak melupakan
adalah agar kita waspada jangan sampai hal sama terulang lagi.
Tapi, dengan tidak
melupakan artinya kita belum sepenuhnya memaafkan. Hati kita masih menyisakan
sedikit rasa sakit, sejumput rasa benci dan setetes keinginan untuk membalas. Dan
itu racun. Jika orang yang meminta maaf adalah orang yang pemberani, dan yang
memberi maaf adalah orang yang kuat, maka orang yang melupakan adalah orang
yang berbahagia.
Memaafkan orang yang
telah berbuat salah kepada kita memang tidak akan mengubah masa lalu, tapi itu
akan mengubah masa depan kita. Memaafkan adalah bentuk tertinggi dan yang
paling indah dari bermacam bentuk cinta.
#pembelajarandarisebuahperistiwa