banner Demo Bukan Sekadar Teriak di Jalan, Tapi Jeritan yang Tak Didengar (Senandung Akar Rumput)

Demo Bukan Sekadar Teriak di Jalan, Tapi Jeritan yang Tak Didengar (Senandung Akar Rumput)



Suara Numbei News - Demo itu bukan hura-hura. Demo bukan ajang bolos kuliah atau unjuk gaya bak pahlawan. Demo adalah bahasa paling keras dari rakyat yang paling lelah.

Belakangan ini, tiap kali ada demo terutama dari mahasiswa pasti muncul komentar yang meremehkan: “Cuma bisa teriak-teriak, nggak ngaruh juga,” atau “Kenapa nggak demo di dunia nyata aja, jangan di jalanan.” Lucunya, yang komentar begitu seringnya orang yang tak pernah tahu rasanya hidup di bawah tekanan sistem yang seolah tuli.

Saya tidak sedang memuja demo sebagai jalan satu-satunya. Tapi mari jujur apa yang tersisa saat ruang aspirasi dikunci rapat, saat kritik dikriminalisasi, dan saat yang punya kuasa lebih sibuk bermain citra daripada mendengar? Demo hadir bukan karena suka ribut, tapi karena diam pun tak lagi didengar.

Demo itu tentang menyuarakan yang tidak punya ruang bicara. Saat harga naik, upah tetap, dan aturan makin mencekik, siapa lagi yang akan berteriak kalau bukan mahasiswa atau rakyat yang sadar? Kita terlalu sering diminta bersabar, diminta memahami keadaan negara, diminta menunggu janji yang entah kapan lunasnya. Tapi sampai kapan?

Yang lebih menyakitkan, reaksi terhadap demo kadang lebih keras dari pada terhadap penyebab demo itu sendiri. Mahasiswa dibungkam, dibentak, ditarik, bahkan dicap radikal. Padahal, yang mereka lakukan hanyalah membunyikan alarm: “Ada yang tidak beres di atas sana!”

Apakah semua demo selalu benar? Tentu tidak. Ada yang rusuh, ada yang ditunggangi. Tapi jangan karena sebagian, kita lantas menutup mata terhadap substansi. Lihat tuntutannya, dengar alasannya. Jangan hanya nilai dari keramaian dan spanduk marah. Karena di balik poster itu, ada cerita hidup, ada keresahan nyata.

Demo adalah wajah lain dari demokrasi. Kalau negara ini masih mau menyebut dirinya demokratis, maka suara di jalan jangan dimatikan justru harus dicatat, dikaji, dan dijawab. Sebab demo bukan gangguan, tapi pengingat: bahwa negara ini punya rakyat yang masih peduli, yang masih mau bersuara, bahkan saat harapan nyaris tak tersisa.

 


Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama