Namun, pandangan
radikalnya tentang Tuhan, agama, dan sifat alam semesta menyebabkan
ekskomunikasinya dari komunitas Yahudi pada tahun 1656. Setelah itu, Spinoza
menjalani kehidupan yang relatif menyendiri, menghidupi dirinya sendiri dengan
mengabdikan dirinya untuk studi dan penulisan filosofis.
Terlepas dari
kontroversi yang mengelilinginya, karya-karya Spinoza membuatnya mendapatkan
pengakuan sebagai salah satu pemikir besar filsafat abad ke-17. Ia meninggal
pada tanggal 21 Februari 1677 di Den Haag, meninggalkan warisan pemikiran yang
terus memengaruhi filsafat modern.
Gagasan dan Kontribusi Utama
Filsafat Spinoza
merupakan sintesis luar biasa dari metafisika, etika, dan pemikiran politik.
Inti dari sistemnya adalah konsep substansi, yang ia definisikan sebagai
sesuatu yang ada dalam dirinya sendiri dan dipahami melalui dirinya sendiri.
Bagi Spinoza, Tuhan
atau Alam (Deus sive Natura) adalah satu-satunya substansi sejati, yang
meliputi semua realitas dan memiliki atribut tak terbatas, yang pemikiran dan perluasannya
kita ketahui.
Filsafat etika Spinoza
didasarkan pada pencarian pemahaman dan cinta rasional kepada Tuhan, yang
mengarah pada kebebasan dan kebahagiaan manusia. Ia berpendapat bahwa segala
sesuatu di alam, termasuk manusia, berusaha untuk bertahan dalam keberadaannya,
hasrat bawaan yang ia sebut conatus. Memahami hukum alam dan hasrat kita
mengarah pada peningkatan kekuatan tindakan kita dan kegembiraan yang
menyertainya.
Filsafat politiknya
menekankan hak-hak alamiah individu dan kontrak sosial sebagai dasar negara.
Spinoza menganjurkan demokrasi sebagai bentuk pemerintahan yang paling alamiah,
di mana individu mengalihkan hak-hak alamiah mereka kepada kolektif, yang
menjamin perdamaian, keamanan, dan kebebasan.
Karya Utama
Etika : Karya besar Spinoza,
yang disajikan dalam bentuk geometris, menguraikan metafisika, epistemologi,
psikologi, etika, dan filsafat politiknya. Karya ini tetap menjadi karya
Spinoza yang paling komprehensif dan berpengaruh.
Risalah
Teologis-Politik : Karya ini memperjuangkan kebebasan berfilsafat dan pemisahan
antara filsafat dan teologi, mengkritik takhayul dan menganjurkan negara
sekuler dengan kebebasan beragama.
Risalah Politik :
Ditinggal tak selesai saat kematiannya, karya ini lebih jauh mengembangkan
pemikiran Spinoza tentang teori politik, menekankan mekanisme demokrasi dan
peran negara dalam menjamin kebebasan dan keamanan.
Pengaruh dan Warisan
Sistem filsafat
Spinoza, dengan pandangan monistiknya tentang alam semesta dan implikasi
etisnya, bersifat revolusioner. Identifikasinya tentang Tuhan dengan alam
menantang pandangan tradisional tentang keilahian dan moralitas, yang
memengaruhi pemikiran filsafat selanjutnya, termasuk Pencerahan dan filsafat
sekuler dan humanis modern.
Karyanya telah menjadi
sumber inspirasi bagi para filsuf, ilmuwan, dan penulis yang berusaha memahami
hakikat realitas, pikiran manusia, dan bentuk terbaik organisasi sosial.
Penekanan Spinoza pada rasionalitas, kebebasan, dan kegembiraan dalam memahami
telah menjadikannya tokoh utama dalam filsafat Barat.
Kesimpulan
Warisan Baruch Spinoza
sebagai seorang filsuf terletak pada penyelidikannya yang ketat dan mendalam
terhadap hakikat realitas, etika, dan organisasi politik. Visinya tentang alam
semesta yang diatur oleh satu substansi, advokasinya untuk kebebasan berpikir
dan berekspresi, dan pengejarannya terhadap pemahaman rasional terus bergema di
hati mereka yang berusaha menavigasi kompleksitas kehidupan dan masyarakat.*