Pastor Simon Petrus, Doktor Pertama dalam Ateisme Modern terima pengharagan dari MURI

Pastor Simon Petrus, Doktor Pertama dalam Ateisme Modern terima pengharagan dari MURI



Setapak rai numbei - -  Pastor Simon Petrus Lili Tjahjadi (57) menjadi Imam Indonesia pertama yang meraih gelar doktor filsafat dengan disertasi ateisme modern. Atas itu, Ia menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia pada November tahun lalu.

Dikutip Uca News, dosen STF Driyakarya itu mengatakan, penghargaan tersebut adalah bentuk pengakuan bagi dirinya yang mempelajari bidang ateisme.

“ Pertama, ini adalah kompetensi dan apa yang saya pelajari. MURI mungkin berpikir aneh seorang imam Katolik mempelajari ateisme,” ungkapnya seperti dikutip Uca News.

Pastor Simon menyelesaikan pendidikan doktoral pada tahun 2004, dari University of Johann Wolfagang Goethe, Frankrut, Jerman tahun 2000. Sebelumnya ia meraih gelar master filsafat Jerman di sebuah universitas di Munich.

Imam kelahiran 13 Juni 1963 itu menerima tahbisan imamat pada 18 Agustus 1992. Ia mengaku, dirinya tidak menghadapi tantangan serius menulis disertasinya.

“ Itu hanya bagaimana saya harus memiliki argumen yang baik dengan cara berpikir Jerman, karena saya belajar di sana. Akan lebih mudah Anda berbicara dalam bahasa Anda sendiri. Selebihnya baik-baik saja,” katanya seperti dilansir Uca News.

Terlahir Seorang Buddhis

Sebelum menjadi Katolik, Pastor Simon tumbuh dan besar dalam agama Buddha. Ia baru memeluk Katolik ketika usianya 15 tahun. Pastor Simon mengatakan bahwa akar ateisme di Indonesia adalah kedewasaan psikologis.

“Seorang teolog Lutheran Jerman, Gerhard Ebeling, mengatakan bahwa hanya ketika Allah dipertahankan dengan segala cara, maka dapat menumbuhkan benih ateisme”.

Di Indonesia sendiri, dirinya mengaku tidak mengetahui pasti seberapa besar jumlah masyarakat Indonesia yang ateis.

“ Dari pengalaman saya, mereka yang memilih ateisme tampaknya tidak benar-benar ateis. Mereka hanya memiliki pemahaman yang berbeda tentang Allah. Misalnya, mereka percaya kepada Tuhan hanya sebagai entitas yeng memberi kehidupan.

Tetapi mereka tidak percaya kepada Tuhan sebagai pribadi atau monoteisme”.

Dengan kondisi Indonesia yang secara umum memiliki ragama agama resmi, dan ratusan agama kepercayaan,  Pastor Simon mengatakan kondisi itu menjadi positif.

Sebab ateisme tidak menjadi ancaman serius bagi bangsa. Ateisme menjadi masalah ketika mengganggu kehidupan kemanusiaan dan agama.

Bagi Pastor Simon, mempelajari ateisme sebagai ilmu pengetahun itu penting. Tetapi, hanya cukup pada pengetahuan saja, bukan menekuninya. Dia percaya bahwa ateisme tidak akan pernah bertahan hidup.

“ Mempelajari ateisme membantu kita menjadi introspeksi, baik secara pribadi maupun sosial. Ini buka tabu. Jangan pernah takut mempelajari ateisme, dan jangan pernah berpikir bahwa itu tabu. Pelajari saja secara kritis sebagai ilmu bukan ideologi”.

Diterjemahkan dari Uca News


Lihat Juga:

Paus Minta Rusia dan Ukraina Segera Rekonsiliasi

Emak-emak bikin Lagu Buat Suami Yang Sibuk Dengan Gadget

Mengenang Kembali Ir. Sutami, Menteri Termiskin Penuh Dedikasi

 

Suara Numbei

Setapak Rai Numbei adalah sebuah situs online yang berisi berita, artikel dan opini. Menciptakan perusahaan media massa yang profesional dan terpercaya untuk membangun masyarakat yang lebih cerdas dan bijaksana dalam memahami dan menyikapi segala bentuk informasi dan perkembangan teknologi.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar hindari isu SARA

Lebih baru Lebih lama