“Dari 193.954 P1 masih
tersisa 62.645 yang tidak mendapatkan formasi PPPK 2022. Nah, ini target kami
diselesaikan di PPPK guru 2023,” urai Prof Nunuk Suryani, di Gedung D
Kemendikbudristek, Jakarta, Selasa, 21 Maret 2023.
Nunuk mengungkapkan 60
ribu lebih guru tersebut belum mendapat penempatan karena mereka merupakan guru
dengan mata pelajaran ‘gemuk’. Guru-guru tersebut sebagian besar mengajar mata
pelajaran bahasa Inggris, prakarya dan kewirausahaan, dan lainnya.
Dia menyebut guru di
mata-mata pelajaran tersebut banyak yang lolos seleksi PPPK. Namun, perlu upaya lebih agar
guru-guru tersebut mendapatkan penempatan.
“Kemendikbudristek akan
menyiapkan regulasi mengenai linearitas sehingga lebih fleksibel,” kata dia.
Nunuk mencontohkan guru
honorer bahasa Inggris yang selama ini menjadi wali kelas di SD ketika ada
perekrutan PPPK 2021/2022, mereka terpaksa melamar di jenjang SMP dan SMA.
Sebab, formasi bahasa Inggris tidak tersedia di SD.
Dia mengatakan dengan
adanya Kurikulum Merdeka sangat memungkinkan guru bahasa Inggris mengajar di
SD. Tentunya, setelah ada penyesuaian linearitas.
Nunuk memastikan
Kemendikbudristek bersama Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) CASN terus mencari
cara agar P1 bisa mendapatkan penempatan. Pihaknya menargetkan seluruhnya bisa
tuntas pada 2023.
Dia mengatakan bila
masalah guru honorer belum selesai, rekrutmen ASN CPNS maupun seleksiPPPK dari jalur pendidikan profesi guru (PPG) belum bisa dilaksanakan.
“Kami mohon dukungannya untuk menyelesaikan tugas menuntaskan P1 ini. Percayalah Kemendikbudristek tidak akan membiarkan P1 tanpa kejelasan status, mekanismenya sudah kami pikirkan,” tutur Nunuk.
PGRI Jateng
Ketua PGRI Jateng, Dr
Muhdi, memberikan apresiasi luar biasa atas kebijakan Dirjen GTK dalam
mengatasi masalah guru P1 ini. Kebijakan ini sangat dinantikan guru-guru P1
yang lolos tahun 2021, dan tentu saja pelamar P1 P3K 2022 yang batal
penempatan.
“PGRI menyambut hangat
kebijakan pemerintah dalam mengatasi guru P1 dalam ASN P3K ini. Kebijakan ini
semoga membawa kebahagiaan bagi guru-guru P1–terutama yang batal penempatan
kemarin–atas kejelasan nasib mereka,” urai Dr Muhdi.
Lebih lanjut Dr Muhdi
mengungkapkan, PGRI Jateng akan berkoordinasi dengan PB PGRI untuk terus
memantau dan mengikuti penuntasan masalah P1 sampai mereka diangkat. Di luar
itu, Dr Muhdi juga mengingatkan PR lain pemerintah untuk mengatasi masalah guru
honorer di tahun ini.
“Kami akan terus
mengingatkan pemerintah, bahwa asal mula munculnya P3K itu adalah untuk
mengatasi masalah guru honorer. Jangan sampai target utama penyelesaian guru
honorer malah terkatung-katung kembali,” urai Dr Muhdi sembari mengingatkan
bahwa Mendikbudristek menjanjikan penuntasan guru honorer paling lambat tahun
2023.
Demikian artikel
mengenai 62.465 Guru P1 Hasil SeleksiPPPK Dapat Penempatan Tahun Ini, PGRI Terus Pantau Perkembangan.
Semoga bermanfaat.